PEMBINGKAIAN PEMBERITAAN UJARAN PUAN MAHARANI MENGENAI POLEMIK PANCASILAIS DI SUMATERA BARAT
No Thumbnail Available
Date
2023-02-27
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Suci Wulandari Putri, 210610170043, 2021. Skripsi ini berjudul Pembingkaian Pemberitaan Ujaran Puan Maharani Mengenai Polemik Pancasilais Di Sumatera Barat Pada Media Online Lokal ( Studi Analisis Framing Model Zhongdang Pan Dan Gerald M. Kosicki Pada Media Online Lokal Harianhaluan.com Periode 2-14 September 2020). Dosen pembimbing utama Dr. Pandan Yudhapramesti, S.Sos., MT, dosen pembimbing pendamping Dr. Gema Nusantara Bakry, M.I.Kom Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadi pedoman hidup dan cerminan karakter bangsa Indonesia. Penerapan nilai-nilai pancasila dijalankan guna sebagai pemersatu rakyat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, bangsa, dan budaya. Mendekati pilkada 2020, implementasi pancasila sebagai dasar negara Indonesia seolah dipertanyakan di daerah Sumatera Barat oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Hal ini disampaikan melalui ujaran harapan yang ia sampaikan agar Sumatera Barat menjadi provinsi yang mendukung negara pancasila. Ujaran tersebut kemudian menjadi polemik di masyarakat Sumatera Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembingkaian pemberitaan ujaran Puan Maharani mengenai polemik pancasilais di Sumatera Barat pada media online lokal Harianhaluan.com. Metode yang digunakan yakni penelitian kualitatif dengan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Analisis ini berdasarkan struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris untuk melihat konstruksi berita yang ditonjolkan oleh media.
Hasil penelitian menunjukkan, dari 27 berita Harianhaluan.com seputar polemik pancasilais di Sumatera Barat, media cenderung berpihak kepada masyarakat lokal. Dalam struktur sintaksis menunjukkan skema berita bahwa ujaran harapan yang disampaikan oleh Puan Maharani adalah sesuatu yang salah dan tidak seharusnya diucapkan Puan. Dalam struktur skrip wartawan berupaya mengkonstruksi bahwa masyarakat memang seharusnya menolak pernyataan Puan Maharani dan pernyataan Puan memang sesuatu yang seharusnya tidak diucapkan. Upaya tersebut dilakukan dengan cara menonjolkan unsur who pada judul. Dalam struktur tematik, bias-bias primordialisme budaya minang terlihat dalam pemberitaan, seperti memberikan kesempatan berbicara dan penjelasan lebih detail untuk pihak dari Sumatera Barat yang kontra terhadap ujaran Puan Maharani. Dalam struktur retoris, wartawan memanfaatkan label otoritas yang disandang narasumber di judul serta menambahkan label “tokoh minang” untuk memperkuat konstruksi penolakan terhadap ujaran Puan.
Kata kunci: analisis framing, berita, pembingkaian, pancasilais, puan maharani
Description
Keywords
analisis framing, berita, pembingkaian