VISI RETORIK TENTANG INDONESIA BARU: Analisis Tema Fantasi Program Nawacita Presiden Joko Widodo di Twitter
No Thumbnail Available
Date
2021-01-20
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Penelitian ini mengkaji pencapaian visi dari perspektif Teori Konvergensi Simbolik. Fenomena yang melatarbelakangi adalah semakin meredupnya visi Nawacita di dalam diskursus masyarakat. Presiden Joko Widodo juga mengeluh bahwa jajaran kabinetnya tidak mampu memahami dan menerjemahkan visi Poros Maritim Dunia, salah satu program Nawacita. Permasalahan seputar visi pembangunan juga memunculkan polemik antara kembali digunakannya GBHN sebagai haluan pembangunan ataukah rencana pembangunan didasarkan pada visi masing-masing presiden. Penelitian ini beraksud untuk menjelaskan bagaimana sebuah visi pembangunan bisa tercapai dari perspektif Teori Konvergensi Simbolik (Analisis Tema Fantasi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan realitas simbolik tentang Nawacita di kalangan pengguna Twitter. Untuk mengungkapnya, dari beberapa program unggulan Nawacita diambil perbincangan “Tol Laut” dan “Infrastruktur” sebagai artefak yang dikaji. Periode perbincangan yang dipilih adalah antara tanggal 20 – 27 Oktober 2018. Periode ini merupakan minggu pertama tahun kelima pemerintahan Jokowi-JK. Metode yang digunakan adalah Analisis Tema Fantasi. Data diperoleh dari Drone Emprit Academy dengan menggunakan kata kunci “Tol Laut” dan “Infrastruktur”. Kajian dilakukan terhadap kluster-kluster akun yang postingannya tentang Tol Laut dan Infrastruktur memperoleh retweet di urutan tiga terbanyak. Beberapa akun juga dikaji karena merupakan akun influencer. Akun-akun yang terpilih adalah @eko_kuntadhi, @jokoedy6 dan @Ferdinand_Haean untuk postingan Tol Laut. Sementara untuk postingan Infrastruktur dipilih kluster @jokowi, @panca66, @Cak_lontong ditambah @AndiArief_. Terhadap akun tersebut peneliti menelaah Tema Fantasinya, Tipe Fantasinya dan Saga. Selanjutnya dilakukan analisis dramatiknya untuk mengetahui visi retorik dari perbincangannya. Visi retorik diketahui melalui penelaahan perbincangan tentang siapa yang ditokohkan dan seperti apa karakternya (Dramatis Personae), Latar perbincangan, Plotlines (skenario)-nya dan alat yang digunakan untuk melegitimasi fantasi yang dibangun. Hasil penelitian menunjukkan, Tema Fantasi pengguna Twitter tentang Tol Laut adalah “Meningkatkan Konektivitas Pulau Terpencil”, “JalanTol di Atas Laut” “Tol Laut Bohong” dan “Kapal yang dicat Tol Laut”. Sementara Tema Fantasi Infrastruktur adalah “Indonesia siap Menjadi Negara Maju” dan “Presiden Gunting Pita”. Dari enam Tema Fantasi tersebut, yang menguat menjadi Visi Retorik adalah “Tol di Atas Laut, “Tol Laut Bohong” dan “Presiden Gunting Pita”. Temuan ini menunjukkan bahwa pengguna Twitter memiliki realitas simbolik yang berbeda dengan realitas yang dijelaskan dalam dokumen Nawacita.
Description
Keywords
Tema Fantasi, Visi Retorik, Konvergensi Simbolik