PENGGUNAAN EKSTRAK KERING PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L) SEBAGAI FEED ADITIVE TERHADAP ORGANISME SALURAN CERNA DAN PERFORMA PRODUKSI AYAM SENTUL
No Thumbnail Available
Date
2023-06-08
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Patikan kebo adalah tanaman herba yang diduga memiliki potensi yang baik sebagai feed additive dalam ransum untuk ternak ayam Sentul. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui jenis daun yang memberikan nilai kesehatan cerna yang paling tinggi dilihat dari aktivitas antioksidan, jumlah E coli, dan antelmintik A. galli, untuk mengetahui perbandingan penggunaan dari ekstrak patikan kebo dan laktosa yang memberikan karakter ekstrak dan implikasi biologis yang optimal pada ayam Sentul, dan untuk mengetahui pengaruh dan penggunaan optimal feed additive ekstrak kering patikan kebo dalam ransum terhadap performa produksi ayam Sentul. Penelitian ini dilaksanakan di Lab. Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Lab. Central Universitas Padjadjaran, Lab Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran dan Lab. Kimia Farmasi Analisis Universitas Garut. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan untuk menentukan jenis daun yang terbaik antara daun tua dan muda sebagai feed additive, tahap ke dua dilakukan untuk menentukan perlakuan yang paling optimal terhadap karakter ekstrak kering dan organisme saluran cerna serta performa produksi ayam Sentul. Metode penelitian pada tahap pertama adalah untuk uji anthelmintik menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari faktor A adalah Jenis Daun terdiri dari ekstrak etanol daun tua (DT) yaitu DT (2,5 mg/ml, 5,0 mg/ml, 7,5 mg/m/ dan 10 mg/ml) dan ekstrak etanol daun muda (DM) yaitu DM (2,5 mg/ml, 5,0 mg/ml, 7,5 mg/m/ dan 10 mg/ml). Perlakuan juga menggunakan kontrol positif berupa piperazin 10 mg/ml dan kontrol negatif berupa NaCl fisiologis 0,9 %. Data untuk hasil uji senyawa aktif dalam patikan kebo, uji aktivitas antioksidan dan aktivitas antibakteri dikemukakan secara deskriptif. Untuk data jumlah kematian cacing A. galli dilakukan uji statistic dengan uji varian dengan tingkat kepercayaan 95%, sementara untuk uji IC50 dan LT50 dilakukan analisis Probit. Metode pada penelitian tahap ke dua menggunakan metode eksperimetal dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang terdiri dari faktor P (perbandingan ekstrak kental dan laktosa) dan faktor R (komposisi dalam ransum). Faktor P terdiri dari P1 (1: 1 ), P2 (1 : 1,5), P3 (1 : 2 ), P4 (1 : 2,5) dan P5 (1 : 3). Perlakuan R terdiri dari R1 (0,25%), R2 (0,50%), R3 (),75%) dan R4 (1,0%). Data yang diperoleh dianalisis varian dengan tingkat kepercayaan 95%, jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Tes. Hasil penelitian adalah senyawa aktif yang terdapat dalam daun tua dan daun muda adalah fenolik, tanin, flavonoid, saponin, triterpenoid, steroid dan alkaloid. Sebagai feed additive, ekstrak etanol daun tua adalah lebih baik terhadap aktivitas antioksidan (konsentrasi 11 ppm persen inhibitori = 68,17
%, IC50 = 7,713), daya hambat bakteri Echerichia coli (MIC = 3,125%) dibandingkan daun muda ( konsentrasi 11 ppm, persen inhibitorinya 66,92%, IC50 = 7,920), MIC = 6,25%. Dalam membuat ekstrak kering, perbandingan ekstrak etanol kental dan laktosa 1: 3 (P5), adalah yang paling optimal memberikan pengaruh baik terhadap karakter non spesifik (kadar air 2,78%, kadar abu total 1,21%, kadar abu tidak larut asam 0,01% dan susut pengeringan 2,28%) dan karakter spesifik (kadar sari larut etanol 21,66 %, kadar sari larut air 68,67 %). Perlakuan P5R1(perlakuan P5 yang diberikan dengan dosis 0,25%) adalah perlakuan optimal terhadap jumlah bakteri E. coli, kecernaan protein, pertambahan berat badan, konversi pakan dan nilai hematosit darah pada ayam Sentul.
Description
Keywords
Euphorbia hirta L., Feed additive, ekstrak etanol