HIDRONIM PADA NAMA-NAMA DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN CIREBON: KAJIAN TOPONIMI HYDRONYMS ON VILLAGE AND SUB-DISTRICT NAMES IN CIREBON REGENCY: A TOPONYMIC STUDY

Abstract

Penelitian ini berjudul “Hidronim pada Nama-Nama Desa dan Kelurahan di Kabupaten Cirebon: Kajian Toponimi”. Penelitian bertujuan mendeskripsikan berbagai bentuk leksikon yang berhubungan dengan hidronim (unsur air dan kemaritiman) pada nama desa/kelurahan di Kabupaten Cirebon beserta persentasenya; (2) mendeskripsikan konstruksi morfofonologis hidronim; serta (3) merekonstruksi makna dan representasi/filosofis makna hidronim pada nama-nama desa dan kelurahan di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan etnografinya Spreadley (2013) serta teknik eksploratif, simak, catat, wawancara, rekam, serta dokumentasi. Penelitian ini menerapkan kerangkan teori Stanberg (2016)) dalam kehidroniman, Nida (1967) untuk linguistik-morfofonologis, serta representasi makna (Richard-Odgen (tahun) pada pembahasan nama desa/kelurahan di Kabupaten Cirebon. Sementara itu, sumber data berasal dari hidronim pada nama-nama desa dan kelurahan di Kabupaten Cirebon, berupa (a) sumber lisan (informan), yakni narasumber budayawan, sejarahwan, dan tokoh masyarakat serta (b) sumber tertulis (studi kepustakaan). Instrumen penelitian dengan wawancara, daftar angket deskriptif, lembaran pengamatan struktural, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada berbagai leksikon pembentuk kehidroniman pada nama-nama desa/kelurahan di Kabupaten Cirebon, dikriteriakan menjadi (a) Aliran sungai, (b) Air terlokalisir, (c) Air yang mengucur, (d) Sumber-mata air, dan (e) Arah air, serta (f) Bentukan Ci- dengan bentuk dasar, serta (g) Air berlumpur. Sementara itu, dilihat dari konstruksi morfofonologisnya kehidroniman nama desa/kelurahan dipengaruhi adanya (1) (a) Fonologis: Perubahan fonem (Asimilasi dan Disimilasi); Penambahan Fonem (Protesis, Epentesis, Paragog), c Pengurangan fonem (Apheresis, Sinkope, Apokope), Metatesis, Onomatope; (2) Morfologis: a. Kata, b. Frasa, c. Idiom, d. Afiksasi, e. Abreviasi, Singkatan, dan Akronim, (3) Penggabungan bentuk/komposisi. Selanjutnya, penamaan desa/kelurahan di Kabupaten Cirebon merepresentasikan kondisi masyarakat pesisir-maritim yang egaliter terhadap perubahan sosial-historis-kultur-religius dengan memiliki representasi makna dan filosofi: (1) Hubungan Manusia dengan Sang Khalik (Tuhan Yang Maha Esa), contohnya Filosofi Ketauhidan; (2) Hubungan Manusia dengan Manusia, seperti filosofi menjaga kerukunan hidup antaretnis, Nasionalisme, Gotong-Royong dan Kerja Keras, Perjuangan Hidup; (3) Hubungan Manusia dengan Alam sekitarnya sehingga terjalin keharmonisan serta hubungan timbal-balik yang terjadi antara lingkungan alam dan bahasa sangat berpengaruh terhadap kehidroniman pada nama-nama desa/kelurahan di wilayah tersebut. Kata Kunci: Hidronim, desa dan kelurahan, Kabupaten Cirebon, kajian toponimi

Description

Keywords

Hidronim, Kabupaten Cirebon, Toponimi

Citation

Collections