DEGRADASI LAHAN DAN PERUBAHAN BUDIDAYA LAHAN KERING DI KAWASAN CITARUM HULU, JAWA BARAT: SEBUAH STUDI EKOLOGI-POLITIK

Abstract

Disertasi ini tentang degradasi lahan dan budidaya lahan kering di kawasan Citarum Hulu, Jawa Barat. Penelitian ini bermaksud menelusuri tautan faktor-faktor ekologi-politik yang mempengaruhi deforestasi, perluasan lahan garapan, serta perubahan menuju intensifikasi budidaya lahan kering yang ditengarai sebagai bentuk budidaya lahan degradatif terhadap tanah menggunakan metode historis dan etnografis. Deforestasi Citarum Hulu dimulai sejak 1720 saat negara kolonial menjadikan kawasan ini wilayah perluasan penanaman kopi. Tanam paksa kopi sepanjang abad ke-18 mendorong perluasan kebun kopi yang menuntut pengisiannya oleh populasi petani sebagai sumber tenaga kerja. Proses ini diperhebat ketika model perkebunan monokultur pertama kali diterapkan pada 1828. Sejak tahun itu perluasan lahan garapan yang dipaksa bertumbuh berarti perambahan hutan melaju cepat. Proses marjinalisasi dan deforestasi diperhebat kebijakan agraria 1870 yang di situ negara mengisolasi perluasan lahan garapan hanya di lahan milik pribadi dan dalam batas lahan komunal desa. Selain mengeksklusi petani dari lahan-lahan terlantar yang diperuntukkan perkebunan besar, tekanan menuju intensifikasi budidaya lahan kering menguat. Pada saat bersamaan negara mengintegrasikan ekonomi subsisten petani ke dalam pasar. Monetisasi dan terbukanya jaringan perdagangan hasil bumi, ditambah akses ke produk-produk agrokimia sintetis, menjadikan intensifikasi lahan kering keniscayaan. Keniscayaan ini diperhebat selama Revolusi Hijau oleh pemerintahan Orde Baru. Saat ini budidaya lahan kering berbasis sayuran subtropis di pegunungan telah sedemikian intensif dalam arti 1) lahan digarap nyaris sepanjang tahun dan 2) pemakaian agrokimia sintetis yang massif. Keduanya tak hanya didorong kepentingan petani sebagai produsen komoditas dan kepentingan negara demi stabilitas pasokan hasil tani, tapi juga berakar pada watak subtropis tanaman budidaya watak komersial pertaniannya. Tekanan agronomis ini ada dalam eksploitasi struktural terhadap petani terkait marjin harga jual relatif terhadap ongkos produksi karena tingginya harga produk agrokimia sintetis. Rendahnya marjin dan fluktuatifnya harga hasil panen dipengaruhi dua faktor yang sama-sama historis, yaitu kecilnya skala dan terpencarnya unit produksi. Warisan sejarah ini pula yang menjelaskan keganjilan dalam praktik budidaya lahan kering di desa tineliti, yakni rendahnya produktivitas kerja karena terbatasnya mekanisasi.

Description

Keywords

degradasi lahan, deforestasi, degradasi tanah

Citation

Collections