Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan, L.) Sebagai Adjuvant dan Substitusi Pada Tikus (Rattus norvegicus, L.) Model Besi Berlebih

Abstract

Zat besi adalah mikroelemen yang diperlukan oleh tubuh apabila jumlahnya berlebih akan menyebabkan reaksi pembentuk senyawa radikal bebas. Penanggulangan radikal bebas dalam tubuh dapat dinetralisir oleh antioksidan endogen seperti SOD (Superoxide Dismutase) dan GPx (Glutathione Peroxidase). Sumber antioksidan dapat diperoleh dari senyawa aktif herbal seperti kayu secang (Caesappinia sappan L) yang dapat berperan sebagai kelator besi sehingga dapat dijadikan alternatif obat terapi kelasi besi pada pasien thalassemia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aktivitas antioksidan ekstrak kayu secang yang diberikan secara adjuvant dan substitusi dilihat dari serum darah tikus model besi berlebih. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan uji yang digunakan yaitu tikus jantan umur 7 minggu bobot badan 200 gram berjumlah 70 ekor. Penelitian dilakukan selama 28 hari terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok adjuvant dan kelompok substitusi. Iron Dextran diberikan secara oral dosis 60 mg/kgbb selama 14 hari dengan interval 3 hari. Kelompok kontrol normal (KN) tanpa diberikan sediaan uji Iron dextran, kelompok kontrol (K-) yaitu diberi Iron Dextran 60 mg/KgBB, kontrol pembanding diberi iron dextran dosis 60 mg/KgBB dan Deferiprone 75 mg/KgBB. Kelompok adjuvant menggunakan ekstrak kayu secang dosis 50, 100, 150, dan 200 mg/kgbb. Kelompok substitusi digunakan perbandingan dosis EKS : Deferiprone 25:75, 50:50, 75:25, hingga 100 % EKS. Parameter yang diuji yaitu aktivitas SOD, GPx, dan MDA pada serum darah tikus. Data dianalisis menggunakan one way ANOVA dan Uji Duncan pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kayu secang dosis 50 mg/kg BB secara adjuvant dan dosis 200 mg/kg BB (100%) secara substitusi dapat memberikan aktivitas antioksidan yang lebih baik terhadap serum darah tikus model besi berlebih. Hal tersebut terlihat dari menurunnya aktivitas SOD, dan kadar MDA serta meningkatknya aktivitas GPX.

Description

Keywords

Kelebihan Besi, Antioksidan, Kelasi Besi

Citation

Collections