Isolasi, Identifikasi, dan Studi In Silico Anti-inflamasi Senyawa Golongan Terpen Kipas Laut (Gorgonia mariae) Asal Maluku

Abstract

Secara empiris koral gorgonia jenis kipas laut (G. mariae) telah dimanfaatkan masyarakat Maluku secara turun-temurun sebagai bahan obat anti-inflamasi dengan cara digerus halus. Target spesifik metabolit sekunder koral gorgonia sebagai anti-inflamasi, apakah pada enzim COX-2 atau iNOS belum dilaporkan. Selain itu, senyawa golongan terpen pada G. mariae juga sehingga diperlukan penelitian yang meliputi studi in silico berdasarkan literatur, isolasi dan identifikasi isolat G. mariae, serta pengujian aktivitas isolat dengan in silico. Studi in silico menggunakan enzim COX-2 (3NT1) dan iNOS (3E7G, 3E6T) dari PDB serta lima belas senyawa golongan terpen dari delapan jenis koral gorgonia studi literatur dan senyawa prediksi hasil isolasi G. mariae sebagai senyawa uji. Prediksi Pre-ADMET dan Lipinski’s rule of five juga dilakukan. Proses ekstraksi (metode maserasi), isolasi (metode kromatografi kolom), dan identifikasi (kromatografi lapis tipis). Isolat G. mariae dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer proton 1D-NMR dan LC-MS kemudian dilakukan in silico untuk pengujian aktivitas anti-inflamasi. Hasil penelitian studi in¬ silico menunjukkan enzim iNOS sebagai target spesifik. Selain itu, berdasarkan nilai energi bebas ikatan (ΔG, kkal/mol) dan konstanta inhibisi (Ki, nM) diperoleh senyawa palmonin F (-7,76; 2070) dan briarenol C (-7,75; 2910) lebih berpotensial dibandingkan 5-(4ˈ-amina-1ˈ-etil-5ˈ,8ˈ-difluoro-1ˈH-spiro [piperidin-4,2ˈ-kuinazolin]-1-ilkarbonil) pikolinonitril (-7,48; 3310). Prediksi Pre-ADMET dan Lipinski’s rule of five hanya palmonin F yang memenuhi, namun bersifat mutagenik. Isolasi dan identifikasi G. mariae terlihat jelas senyawa yang terkandung berdasarkan polaritas dengan vanillin-sulfat memberikan warna ungu dan tidak berpendar pada UV 254 dan 365 nm yang diduga ikatan rangkap terkonjugasi atau cincin aromatik. Data 1H-NMR memberikan sinyal khas terpen atau sterol (proton metil singlet, δH 0,60–2,00 ppm dan metin olefinik, δH 5,00–6,00 ppm). Sedangkan LC-MS untuk mengetahui berat molekul sehingga diprediksi adalah lasonolid F dan 24-metilen kolesta-1,4,22-trien-3-one (fraksi 14) serta sibogol E, spinasteron, dan palmitilkarnitin (fraksi 15) dari F-89-13 dan F-89-16. Pengujian aktivitas anti-inflamasi secara in silico menunjukkan lasonolid F (senyawa golongan terpen) memiliki nilai afinitas pengikatan -9,22 kkal/mol dan 174,18 nM yang lebih berpotensial dibandingkan palmonin F dan briarenol C. Prediksi Pre-ADMET, lasonolid F bersifat karsinogenik dan kaidah Lipinski’s rule of five tidak memenuhi.

Description

Keywords

Gorgonia, In silico, Kromatografi

Citation

Collections