Optimasi Suhu Sintesis dan Penentuan Pelarut Optimum Molibdenum Ftalosianin sebagai Bahan Sasaran Radioisotop Molibdenum-99 Aktivitas Jenis Tinggi

Abstract

Radioisotop merupakan salah satu teknologi yang digunakan dalam bidang radiodiagnosis. Radioisotop yang banyak digunakan adalah 99mTc karena memiliki waktu paruh yang singkat dan memancarkan energi gama yang optimum sehingga aman jika dimasukkan ke dalam tubuh pasien. 99mTc merupakan anak luruh dari 99Mo. 99Mo yang dihasilkan dari aktivasi neutron 98Mo memiliki aktivitas jenis rendah sehingga molibdenum ftalosianin disintesis untuk menghasilkan 99Mo aktivitas jenis tinggi. Tujuan percobaan ini yaitu untuk menentukan suhu optimum sintesis dan pelarut optimum untuk melarutkan Mo-ftalosianin setelah diiradiasi. Optimasi suhu sintesis dilakukan dengan mereaksikan amonium heptamolibdat dan ftalonitril dalam sistem refluks selama 3 jam pada suhu 250oC, 275oC, 300oC, dan 325oC. Hasil sintesis dikarakterisasi meliputi pengujian titik leleh, XRD, FT-IR dan NMR. Pelarut optimum ditentukan melalui uji kelarutan dan kestabilan Mo-ftalosianin dalam beberapa pelarut menggunakan spektrofotometer UV-visibel. Hasil sintesis pada suhu 275oC menghasilkan yield paling banyak yaitu 51,2%. Kristal tidak meleleh pada suhu 300oC. Difraktogram menunjukkan rendahnya kadar pengotor pada hasill sintesis 250oC, 275oC, dan 325oC. FT-IR dan NMR menunjukkan keberhasilan sintesis dengan terbentuknya puncak hidrogen aromatik pada spektrum NMR dan terbentuknya serapan inframerah untuk ikatan Mo=O dan Mo-N. Mo-ftalosianin memiliki kelarutan tertinggi dalam pelarut DMSO dan menunjukkan keadaan paling stabil dalam pelarut THF. Suhu optimum sintesis Mo-ftalosianin adalah 275oC sedangkan pelarut optimumnya adalah THF dan DMSO. Kata kunci: Molibdenum-99, Mo-ftalosianin, pelarut optimum, suhu optimum.

Description

Keywords

Mo-ftalosianin, radioisotop, pelarut optimum

Citation