GERAKAN SOSIAL PEMAKZULAN BUPATI GARUT TAHUN 2012-2013 (The Social Movement on the Impeachment of Garut Regent 2012-2013)

Abstract

Kajian ini mengupas fenomena Gerakan Sosial Pemakzulan Bupati Garut Tahun 2012-2013, berangkat dari permasalahan bahwa seorang bupati dapat dimakzulkan gerakan massa rakyatnya hanya karena dinilai melanggar etika dan moral terkait pernikahan singkat dan cara perceraiannya, sementara terpilihnya bupati tersebut melalui Pemilu demokratis dengan perolehan suara signifikan dari jalur perseorangan dan mengalahkan koalisi parpol besar, dan kurang dari lima belas bulan sejak dimakzulkan, yang bersangkutan kembali memenangkan Pemilu dan menjadi anggota DPD. Melalui tekanan massa dalam konteks gerakan sosial, akhirnya DPRD secara resmi mencopot bupati dari jabatannya. Adapun rumusan penelitian ini adalah (1) bagaimana dinamika gerakan sosial pemakzulan bupati; (2) faktor-faktor apakah yang menyebabkan pemakzulan bupati; dan (3) mengapa gerakan sosial digunakan rakyat setempat untuk memakzulkan bupati; sementara tujuan penelitian ini adalah untuk (1) memahami latar belakang dinamika politik gerakan sosial pemakzulan bupati; (2) menemukan faktor-faktor umum dan faktor-faktor khusus pemakzulan bupati; dan (3) mencari jawaban mengapa rakyat setempat memilih gerakan sosial sebagai cara melengserkan bupatinya. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dengan pertimbangan (1) mencari dan memahami latar pemakzulan; (2) mengidentifikasi proses, eksplorasi, dan mendeskripsikan pola-pola dalam fenomena pemakzulan; dan (3) merekonstruksi peristiwa pemakzulan; (4) keterikatan kasus dengan waktu dan tempat, waktu dan aktivitas, definisi dan latar konteks; dan (5) kapasitas eksplorasi pemakzulan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan faktor-faktor umum yang melandasi pemakzulan bupati, yakni faktor demokratisasi, desentralisasi politik, dan kuatnya peranan masyarakat madani, yang merupakan landasan akibat perubahan iklim politik baru setelah runtuhnya kekuasaan Orde Baru; serta faktor-faktor langsung akibat gerakan sosial yakni keberangan moral, deprivasi relatif, ketegangan struktural, kerumunan, masyarakat massa, perilaku kolektif, tindakan kolektif, mobilisasi sumber, dan gerakan sosial baru. Isu-isu lain yang mendorong pemakzulan dengan kentara adalah peranan partisipasi politik tidak-konvensional berhasil memaksa keputusan DPRD Garut membentuk Pansus, isu pembentukan daerah otonom baru, dan intervensi struktur kekuasaan pusat, merupakan temuan-temuan yang mempertegas pemakzulan. Kekuatan studi ini terletak pada nilai kebaruan, yakni mengisi rubrikasi dan orisionalitas studi, mengenai perilaku etika dan moralitas sebagai objek baru dalam gerakan sosial. Hasil studi ini merekomendasikan perlunya studi lebih lanjut mengenai konsep kehendak umum, perlunya forum privilegiatum, peranan lumpenproletariat dari Marx and Engels, serta peranan MNCs dalam gerakan sosial, dan kebutuhan teori Lebensraum dari Ratzel.

Description

Keywords

reformasi, gerakan sosial, etika dan moralitas

Citation