Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Di Ruang GiICU RSUP. Dr.Moh.Hoesin Palembang
No Thumbnail Available
Date
2017-07-13
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah infeksi nosokomial yang paling sering terjadi di area kritis. VAP dapat meningkatkan lama rawat, meningkatkan biaya, menimbulkan kecacatan dan kematian di ICU. Selama periode Januari-Juli 2016 rata-rata kejadian VAP di ruang GICU adalah 4,25 ‰ dan merupakan infeksi nosokomial tertinggi di RSMH Palembang. Meskipun telah dilakukan pengendalian infeksi dan bundles pencegahan VAP di ICU, namun insiden VAP tetap muncul. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah skor APACHE II, lama pemakaian antibiotik, lama pemakaian ventilator, intubasi ulang dan kepatuhan kebersihan tangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian VAP di ruang GICU RSMH
Metode penelitian ini menggunakan desain observasi analitik dengan pendekatan kohort prospektif pada 61 responden yang memakai ventilator > 48 jam di ruang GICU RSMH Palembang selama periode Maret-Juni 2017. Pemilihan sampel dilakukan dengan tehnik consecutive sampling. Penegakan diagnosis berdasarkan kriteria klinis dan mikrobiologi pada Pneumonia 1 dengan instrumen CPIS.
VAP terjadi pada 12 pasien (19,7%). Hasil uji bivariat menunjukkan ada pengaruh skor APACHE II (p:0,043), lama pemakaian antibiotik (p:0,023), intubasi ulang (p:0,001) dan lama pemakaian ventilator p:(0,001) terhadap kejadian VAP. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa intubasi ulang dan lama ventilator adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap VAP dengan probabilitas 92,2%. Intubasi ulang adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap VAP.
Perawat harus lebih memperhatikan pasien risiko tinggi VAP yaitu pasien dengan skor APACHE II tinggi (> 20), lama antibiotik > 8 hari, intubasi ulang, lama ventilator > 5 hari. Perawat kritis harus melakukan pengkajian kesiapan ekstubasi dan weaning sedasi setiap hari, sedangkan RS harus membuat kebijakan dan pelatihan terkait pengambilan keputusan ekstubasi untuk mencegah insiden intubasi ulang yang dapat menyebabkan VAP.
Description
Keywords
Faktor risiko, ICU, Ventilator associated pneumonia