Gambaran Ketergantungan Perilaku Merokok dan Status Gizi Remaja pada Siswa-Siswi Perokok Aktif di SMAN 9 Garut
No Thumbnail Available
Date
2023-03-15
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Baby smoker country merupakan julukan bagi Indonesia, karena 1,5%
perokok memulai merokok pada usia muda. Kandungan nikotin pada rokok dapat
menyebabkan individu mengalami ketergantungan, menekan nafsu makan,
meningkatkan laju metabolisme, serta memberikan efek antiestrogenic yang dapat
mengurangi lemak tubuh sehingga dapat mempengaruhi status gizi individu. Pada
masa remaja, kebutuhan nutrisi atau gizi harus terpenuhi karena pada masa ini
terjadi berbagai perkembangan dan pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran ketergantungan terhadap perilaku merokok dan status
gizi pada remaja perokok aktif di SMAN 9 Garut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa perokok
aktif di SMAN 9 Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sampel diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 158 orang. Variabel
penelitian ini adalah tingkat ketergantungan perilaku merokok dan status gizi
remaja yang diukur menggunakan instrument Modified Fagestrom Tolerance
Questionnaire (Adolescent) dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengolahan data
menggunakan teknik analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi status gizi
dan tingkat ketergantungan perilaku merokok siswa.
Hasil penelitian menggambarkan remaja perokok aktif di SMAN 9 Garut
sebanyak 36,7% tidak mengalami ketergantungan, sebanyak 28,5% ketergantungan
rendah, sebanyak 33,5% ketergantungan sedang, dan sebanyak 1,3%
ketergantungan tinggi. Sedangkan untuk status gizi kurus sebanyak 52,5%, status
gizi normal sebanyak 38,6%, dan status gizi gemuk sebanyak 8,9%. Dilihat dari
tingkat ketergantungan perilaku merokok berdasarkan status gizi, paling tinggi
berada pada tidak ketergantungan dengan status gizi kurus sebanyak 12%.
Maka dari itu, baik orang tua maupun pihak sekolah perlu melakukan
pengendalian terhadap perilaku merokok siswa karena apabila tidak ditanggapi
dengan segera akan bergeser ke ketergantungan tinggi. Diperlukan juga penelitian
lebih lanjut untuk melihat factor lain yang mempengaruhi status gizi siswa perokok
aktif. Perawat memiliki peran untuk memberikan edukasi, dan konseling yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai bahaya perilaku
merokok dan cara memiliki status gizi yang baik
Description
Keywords
Ketergantungan Perilaku Merokok, Status Gizi, Remaja