Pengaruh Faktor Sosial dan Faktor Budaya terhadap Persepsi Masyarakat Semarang dalam Mengkonsumsi Jamu Untuk Pemeliharaan Kesehatan (Studi Kasus Mengenai Kearifan Lokal di 19 Kecamatan Kota Semarang)

dc.contributor.advisorMoelyono Muktiwardoyo
dc.contributor.advisorSupriyatna
dc.contributor.authorINDRA WIJAYA
dc.date.accessioned2024-05-30T04:41:21Z
dc.date.available2024-05-30T04:41:21Z
dc.date.issued2013-10-24
dc.description.abstractDengan adanya potensi yang dimiliki baik keanekaragaman hayati maupun kondisi sosial budaya yang tercermin dalam kearifan lingkungan budaya tradisional di kota Semarang, jamu mempunyai prospek untuk kembali digali dan dikembangkan. Namun perkembangan jamu tidaklah mudah, tentunya banyak faktor yang perlu diperhitungkan termasuk salah satunya adalah konsumen. Keputusan masyarakat (konsumen) dalam memilih jenis pengobatan tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengkaji persepsi masyarakat terhadap konsumsi jamu untuk pemeliharaan kesehatan ditinjau dari dimensi sosial dan budaya kearifan lokal, dimensi sosial yang dimaksud meliputi manfaat ekonomis serta manfaat medis, sedangkan dimensi budaya meliputi manfaat terhadap lingkungan, (2) mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap persepsi masyarakat dalam mengkonsumsi jamu untuk pemeliharaan kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik korelasional dengan rancangan cross-sectional (studi silang). Berdasarkan hasil dari penelitian terdapat pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap persepsi masyarakat dalam mengkonsumsi jamu untuk kesehatan. Pengaruh total faktor sosial terhadap persepsi masyarakat secara parsial adalah sebesar 41,44% , sedangkan pengaruh total faktor budaya terhadap persepsi masyarakat secara parsial adalah sebesar 14,21%. Berdasarkan nilai koefisien korelasi, hubungan antara kualitas faktor sosial (X1) dengan faktor budaya (X2) sebesar 0,431 dan masuk dalam kategori sedang. Arah hubungan positif antara faktor sosial (X1) dengan faktor budaya (X2) menunjukkan bahwa faktor sosial yang semakin tinggi cenderung diikuti dengan meningkatnya faktor budaya. Kemudian hubungan antara faktor sosial (X1) dengan persepsi masyarakat (Y) sebesar 0,705 termasuk dalam kategori kuat, demikian juga hubungan antara faktor budaya (X2) dengan persepsi masyarakat (Y) sebesar 0,525 termasuk dalam kategori sedang dengan arah positif.
dc.identifier.urihttps://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/260120110005
dc.subjectjamu
dc.subjectSemarang
dc.subjectkearifan lokal
dc.titlePengaruh Faktor Sosial dan Faktor Budaya terhadap Persepsi Masyarakat Semarang dalam Mengkonsumsi Jamu Untuk Pemeliharaan Kesehatan (Studi Kasus Mengenai Kearifan Lokal di 19 Kecamatan Kota Semarang)

Files

Original bundle
Now showing 1 - 5 of 11
No Thumbnail Available
Name:
S2-2013-260120110005-Cover.pdf
Size:
97.23 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S2-2013-260120110005-Abstrak.pdf
Size:
11.83 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S2-2013-260120110005-DaftarIsi.pdf
Size:
104.9 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S2-2013-260120110005-Bab1.pdf
Size:
166.54 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S2-2013-260120110005-Bab2.pdf
Size:
319.19 KB
Format:
Adobe Portable Document Format

Collections