Hoesein Djajadiningrat: Orientalisme Seorang Oriental (1911-1960)
No Thumbnail Available
Date
2023-04-03
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
1. Hoesein Djajadiningrat menempuh pendidikan di Belanda. Kajiannya meliputi sastra oriental. Ia banyak mengkaji soal ketimuran dalam perspektif barat. Oleh karena itu Hoesein dapat dikatakan sebagai orientalis sehingga pendekatan dalam tulisan ini menggunakan kerangka orientalisme. Biasanya para orientalis identik dengan seorang barat mengkaji timur, namun Hoesein seorang timur yang mendapat pendidikan barat kemudian mengkaji timur dalam perspektif barat. Hoesein banyak mengkaji soal sejarah (ilmu pengetahuan) dan identitas kebudayaan. Hoesein menempatkan barat dalam sisi sumber sejarah atau gagasan kebudayaan sebagai penjelas dari sumber atau gagasan lokal. Argumentasi dalam tulisan ini yakni pemikiran Hoesein Djajadiningrat merupakan sebuah prototipe pemikiran yang banyak ditemukan di Indonesia awal abad XX. Metode dalam penulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Dalam penulisan ini berusaha untuk menganalisis, pertama, pionir historiografi kritis di Indonesia. Kedua, pemajuan berpengetahuan soal identitas kebudayaan. Ketiga, perubahan pemikiran pascakolonial. Temuan dalam penulisan ini yakni, Hoesein sangat berkontribusi dalam ilmu pengetahuan dan pemajuan identitas kebudayaan masa kolonial dan pascakolonial
2. Diskursus mengenai Islamisasi di Indonesia cukup beragam, diantaranya melahirkanpendapat bahwa Islam berasal dari Gujarat, Mekkah, Persia dan Cina. Permasalahannya, diskursus soal pendapat datangnya Islam ke Indonesia tersebut yang kemudian menjadi satu kesatuan cerita sejarah jarang ditemukan. Adapun diskursus mengenai Islamisasi menjadi wacana panjang pada masa kolonial dan pascakolonial. Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi visi Islamisasi menurut Hoesein Djajadiningrat. Hoesein berpendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari Persia. Argumentasi dalam tulisan ini yakni Hoesein sebagai seorang intelektual dapat disejajarkan dengan para sarjana yang memberikan pendapat soal Islamisasi seperti Snouck Hurgronje, Pijnappel, JP Moquette, Hamka, dan Abu Bakar Aceh. Tulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diskursus Islamisasi yang berasal dari Persia merupakan penguatan Islamisasi Gujarat dan wacana tandingan Islamisasi Arab. Oleh karena itu, tulisan ini akan menganalisis, pertama, Perdebatan Islamisasi dalam wacana Barat. Kedua, Perdebatan Islamisasi pascakolonial, dan Ketiga, Perdebatan Islamisasi Arab vs Persia.
Description
Keywords
Hoesein Djajadiningrat, Identitas Kebudayaan, Orientalisme