Identifikasi Sesar Berdasarkan Peta Isobase dan Implikasinya Terhadap Pola Aliran Air Tanah (Studi Kasus: DAS Lantebong dan Biyangloe, Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan)

Abstract

Identifikasi sesar diperlukan untuk memahami sistem air tanah. Sesar dapat menjadi sekat ataupun penyalur air tanah. Investigasi terhadap bentuk morfologi digunakan untuk memahami pengaruh aktivitas tektonik. Penelitian ini terletak pada DAS Lantebong dan Biyangloe, Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan adalah metode morfotektonik untuk mengidentifikasi keberadaan sesar dan hasilnya dibandingkan dengan keberadaan sesar di lapangan. Metode morfotektonik yang digunakan yaitu drainage basin shape (Bs), drainage asymmetry factor (Af), mountain-front sinuosity (Smf), dan peta isobase. Peta isobase merupakan penyederhanaan bentuk topografi yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan sesar. Hasil analisis morfotektonik menunjukkan bahwa daerah penelitian termasuk daerah yang terpengaruh oleh aktivitas tektonik berdasarkan nilai drainage basin shape (Bs), drainage asymmetry factor (Af), dan mountain-front sinuosity (Smf). Berdasarkan hasil interpretasi peta isobase, terdapat 28 jenis sesar pada daerah penelitian: 8 sesar mendatar dekstral; 20 sesar mendatar sinistral. Dari 28 sesar hasil identifikasi sesar berdasarkan peta isobase, hanya 3 sesar yang keberadaannya dapat dibuktikan di lapangan serta 6 sesar yang mempengaruhi pola aliran air tanah. Pola aliran air tanah pada daerah penelitian terdiri dari 3 pola utama: utara-selatan; barat laut-tenggara; timur laut-barat daya. Perbedaan pola aliran air tanah dipengaruhi oleh keberadaan sesar pada daerah penelitian.

Description

Keywords

air tanah, Bantaeng, isobase

Citation