Eksistensi Kesenian Wayang Golek Di Bandung (1950-2015)

Abstract

Penelitian ini mengkaji eksistensi kesenian wayang golek di bandung pada tahun 1950-2015. Dalam penelitian ini dijelaskan mengenai perkembangan kesenian wayang golek di Bandung secara kronologis. Wayang golek diciptakan atas prakarsa Bupati Bandung R. A. A. Wiranatakusumah III (1829-1846) dan seorang pembuat wayang asal Tegal yang bernama Ki Darman pada tahun 1840-an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sejarah. Metode Sejarah terdiri dalam beberapa tahapan, yaitu: Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu konsep eksistensi dan kreativitas untuk menjelaskan mengenai eksistensi kesenian wayang golek di Bandung. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa eksistensi kesenian wayang golek di Bandung mengalami perubahan dan perkembangan karena “kudu miindung ka waktu, mibapa ka zaman,” yaitu kesenian wayang golek harus mengikuti perubahan waktu dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Untuk mempertahankan eksistensi kesenian wayang golek maka seniman/seniwati pedalangan Bandung melakukan berbagai kreativitas dan inovasi terhadap kesenian wayang golek sehingga kesenian wayang golek mengalami kemajuan yang signifikan dalam sisi bentuk serta sisi penyajian pertunjukannya. Selain itu, beberapa seniman pedalangan Bandung berhasil mengembangkan kesenian wayang golek bentuk baru, seperti: Wayang Golek Modern kreativitas Dalang R. U. Partasuwanda, Wayang Golek Teknik kreativitas Dalang Diatmaja, Wayang Rampak Dalang kreativitas Yoyo Risyaman, Wayang Ringkang kreativitas Tantan Sugandi Parta Suwanda, dan Wayang Techno kreativitas Dalang Asep Aceng Amung Sutarya. Pada zaman sekarang masyarakat sangat menyukai dan menggemari kesenian wayang golek yang lebih banyak menampilkan unsur hiburan, seperti: bojegan (humor), adegan perang, nyanyian lagu/kawih, dan lain-lain.

Description

Keywords

Kesenian, Wayang Golek, Eksistensi

Citation