Jaringan Komunikasi Petani Adopter Teknologi Tanam Padi Jajar Leegowo (JARWO) di Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka
No Thumbnail Available
Date
2015
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Proses adopsi teknologi “Jajar Legowo” (Jarwo), selain dipengaruhi faktor eksternal (karakteristik Jarwo), juga dipengaruhi oleh faktor internal (adopter Jarwo) yang berada dalam struktur jaringan komunikasi. Penelitian menunjukkan bahwa proses adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh posisi dan peran aktor dalam jaringan. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan penelitian jaringan komunikasi petani adopter Jarwo khususnya di Kecamatan Cigasong Kabupaten Majelengka. Penelitian bertujuan untuk melihat (1) proses difusi inovasi teknologi Jajar Legowo (Jarwo) pada petani adopter, (2) struktur jaringan komunikasi petani adopter inovasi Jarwo, (3) peran aktor dalam jaringan komunikasi petani adopter Jarwo dan (4) model konstruksi konstruksi jaringan komunikasi petani adopter inovasi teknologi pertanian. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat. Metode penelitian dengan metode survey dan dianalisis menggunakan analisis jaringan komunikasi. Penentuan populasi menggunakan pendekatan nominalis dengan dua strategi untuk identifikasi aktor yaitu: positional, dan dan eventbased. Teknik sampling menggunakan “sampel kelompok kecil” dengan populasi 131 orang petani adopter “Jarwo”. Analisis menggunakan complete networks analysis yang terdiri atas tiga level pengukuran yaitu level aktor, level sistem dan level kelompok dan pengolahan data menggunakan UCINET VI. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: Pertama; proses adopsi inovasi yang terjadi pada jaringan komunikasi petani adopter Jarwo tidak mengikuti kurva S. Penerimaan dan pengambilan keputusan petani terhadap inovasi Jarwo dipengaruhi oleh karakteristik inovasi Jarwo, dimana hampir semua petani yang berhasil peneliti wawancara menyatakan bahwa Jarwo merupakan inovasi yang mempunyai keunggulan baik dari segi keuntungan karena bisa meningkatkan produksi padi, tidak terlalu sulit diterapkan, bisa mereka coba dengan mudah di lahan pertanian mereka, dan sudah pernah ada petani lain yang mencoba. keputusan petani mengadopsi inovasi Jarwo bukan hanya karena keunggulan inovasi tersebut tetapi juga tindakan dalam diri petani dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan tujuan, keuntungan dan apa yang membatasi mereka apabila inovasi tersebut diadopsi. Kedua; struktur jaringan komunikasi petani adopter Jarwo yang terbentuk Struktur jaringan komunikasi yang terbentuk merupakan jaringan dengan kohesivitas rendah. Struktur jaringan cenderung desentralisasi dan membentuk struktur jaringan lingkaran sehingga tidak ada aktor yang sentral dalam jaringan komunikasi petani adopter Jarwo. Aktor-aktor sentral terbentuk pada kluster-kluster berbasis desa. Ketiga; Aktor-aktor dalam jaringan komunikasi petani adopter Jarwo memiliki peran sentral yang berbeda-beda dan membentuk apa yang dinamakan key farmer atau opinion leader, di mana peran “key farmer” menjadi salah satu unsur yang sangat mempengaruhi arus komunikasi, termasuk penerimaan inovasi. Keempat; model konstruksi jaringan komunikasi pada petani adopter Jarwo perlu disosialisasikan untukmeningkatkan kohesivitas komunikasi diantara aktor-aktor dalam jaringan dan meningkatkan interaksi aktor-aktor dalam hubungannya dengan lebih memudahkannya proses difusi inovasi.
Description
Keywords
Jaringan Komunikasi, petani adopter, inovasi teknologi