Tindak Tutur Penolakan pada Pertunjukan Wayang Golek Dalang Asep Sunandar Sunarya: Suatu Kajian Pragmatik.
No Thumbnail Available
Date
2012
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Tindak Tutur Penolakan pada Pertunjukan Wayang Golek Dalang Asep Sunandar Sunarya: Suatu Kajian Pragmatik”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode simak. Sumber data diambil dari cerita pertunjukan wayang golek yang bersifat pakem, yaitu “Trijaya Sakti”, “Sukma Sajati”, “Sayembara Dewi Kunti”, “Dorna Gugur”, dan yang bersifat sempalan, yaitu “Dawala Jadi Raja”. Data dianalisis menggunakan metode padan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya teori Konteks Leech (1983), teori Penolakan Kartomiharjo (1993), Aziz (2003), Nadar dll (2005), dan Rubin (dalam Nadar, 2009), teori Tindak Tutur Searle (1974), dan teori Kesantunan Berbahasanya Brown dan Levinson (1987). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) bentuk tindak tutur penolakan yang dikaitkan dengan karakter kepribadian tokoh, (2) jenis tindak tutur penolakan, (3) strategi kesantunan penolakan, dan (4) realisasi strategi penolakan. Dalam penelitian ini ditemukan: (1) Dua puluh bentuk tindak tutur penolakan, enam belas bentuk tindak tutur penolakan yang digunakan oleh para tokoh pewayangan berkaitan erat dengan karakter kepribadiannya. (2) Jenis tindak tutur penolakan yang digunakan oleh para tokoh pewayangan ditemukan dua puluh jenis tindak tutur penolakan yaitu, enam tindak tutur penolakan berjenis asertif, lima direktif, dua komisif, enam ekspresif, dan satu deklaratif. (3) Strategi kesantunan yang digunakan oleh para tokoh pewayangan dalam melakukan penolakannya adalah strategi langsung tanpa basa-basi, strategi kesantunan positif, strategi tidak langsung, dan strategi tidak mengancam muka. (4) Realisasi strategi penolakan tokoh direalisasikan dengan empat, dua, dan satu realisasi strategi penolakan.
Description
Keywords
tindak tutur, penolakan, wayang golek