PERFORMATIVITAS GENDER DALAM PUTRI DISNEY

Abstract

Disney memiliki film-film animasi dengan tema kerajaan dengan seorang putri raja sebagai karakter utama yang disebut ‘Putri Disney’. Disney terus membuat film animasi bertema Putri Disney ini dari tahun ke tahun semenjak kemunculan Snow White di film animasi panjang pertama Disney, yakni film animasi “Snow White and The Seven Dwarfs”—yang rilis pada tahun 1937. Film animasi memiliki berbagai macam fungsi, salah satunya adalah menunjukkan perubahan dan perkembangan isu-isu sosial, seperti ‘citra tubuh’ dan ‘peran gender’. Semenjak kemunculan Putri Disney, dari Snow White hingga Elsa— dari film animasi “Frozen” yang ditayangkan pada tahun 2013—, Putri Disney menunjukkan berbagai perubahan. Perubahan ini ditunjukkan salah satunya melalui lirik lagu yang mereka nyanyikan atau lagu yang terdapat di dalam film animasi tersebut. Lirik-lirik lagu tersebut juga akan dibahas dalam penelitian ini karena lirik lagu mengimplikasikan adanya isu gender, seperti maskulinitas dan femininitas. Femininitas seringkali dideskripsikan sebagai kondisi ‘menjadi perempuan’ dan sebagai ideologi yang memberikan limitasi untuk perempuan. Teori analisis kritis dari Sara Mills diterapkan sebagai alat analisa utama dalam penelitian ini. Mills menggunakan teori wacana kritis untuk meneliti femininitas, ia menyatakan bahwa femininitas merupakan sebuah proses yang dikonstruksikan dan dinegosiasikan di setiap interaksi. Berlandaskan teori tersebut, penelitian ini membuktikan adanya negosiasi wacana femininitas dalam penokohan karakter perempuan Putri Disney. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif melalui sepuluh film animasi tentang Putri Disney, lirik lagu yang sudah dipilah dan cukup menggambarkan adanya negosiasi, serta desain karakter Putri Disney yang dianalisis berdasarkan teori Mills yang telah disebutkan di atas. Adapun teori analisis wacana kontekstual dari Michael Stubbs juga digunakan untuk menunjang analisis. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan karakter perempuan, melalui negosiasi panjang berdasarkan gelombang feminisme yang ditampilkan melalui penokohan karakter Putri Disney. Berdasarkan analisis tersebut, indikasi perubahan ditunjukkan melalui penokohan karakter Putri Disney yang diawali dengan adanya stereotip unsur femininitas—dan berkembang menjadi Putri Disney yang menunjukkan unsur stereotip maskulinitas—seperti aktif secara fisik, tidak mudah takut menemukan hal baru, lebih berani. Penelitian ini juga akan membuktikan bahwa perubahan tersebut tidak mengubah identitas Putri Disney sebagai seorang putri kerajaan dan sebagai perempuan.

Description

Keywords

film animasi, Putri Disney, negosiasi wacana femininitas.

Citation