Anesthesia Management of Oculocardiac Reflex in Strabismus Surgery: A Case Study

No Thumbnail Available

Date

2023-07-12

Journal Title

Journal ISSN

Volume Title

Publisher

Abstract

Terdapat banyak jenis operasi pada mata, setiap operasi membutuhkan penanganan anestesi yang khusus. Operasi strabismus memiliki beberapa risiko yang perlu menjadi perhatian, salah satunya adalah refleks okulokardiak. Refleks okulokardiak merupakan konisi yang ditandai dengan penurunan denyut jantung disebabkan oleh tekanan pada bola mata atau penarikan pada otot-otot ekstraokular pada konjungtiva atau strukur orbita. Tanpa penanganan refleks ini dapat menyebabkan asistol. Sebuah laporan kasus mengenai laki-laki 19 tahun dengan klasifikasi ASA 1, dengan esotropi pada kedua mata yang akan dilaksanakan operasi strabismus. Anestesi umum dilaksanakan dengan obat-obat induksi fentanil 100 mcg, propofol 100 mg, dan atrakurium 25 mg, LMA ukuran 3 digunakan untuk managemen jalan napas. Sevofluran 2–3% dengan oxygen dan nitrous oxide digunakan untuk rumatan. Sewaktu operasi denyut nadi menurun sampai 35 kali per menit ketika operator menarik otot medial rektus pada mata pertama, kemudian operasi diminta dihentikan sementara, kemudian denyut nadi meningkat perlahan kembali ke 65 kali per menit tanpa pemberian intervensi lain. Kemudian, ketika operatot menarik otot medial rektus pada mata kedua denyut jantung menurun ke 55 kali per menit, operasi dilanjutkan dan denyut jantung meningkat tanpa intervensi lain. Operasi berlangsung tanpa kejadian lain. Pengetahuan dan penanganan awal kondisi refleks okulokardiak perlu diketahui oleh dokter anestesi untuk mencegah kondisi yang lebih berbahaya.

Description

Keywords

anestesi, refleks okulokardiak, strabismus

Citation