IDEOLOGI STUDIKLUB TEATER BANDUNG (STB) Ideology of Studiklub Teater Bandung (STB)
No Thumbnail Available
Date
2016-04-22
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Disertasi ini berjudul “Ideologi Studiklub Teater Bandung” (STB). STB merupakan sebuah kelompok teater tertua yang masih ada di Indonesia. Kehadiran dan konsistensinya dalam berkarya, terutama pada zaman Suyatna Anirun, memberi pengaruh yang besar dalam perkembangan teater, baik di Indonesia dan (terutama) di Bandung. Di Bandung, STB memiliki posisi istimewa, karena kelompok ini memiliki daya sentripetal dan sentrifugal yang kuat. Dengan daya sentripetal, STB menjadi magnit bagi orang-orang untuk belajar teater dan turut bergabung dengan kelompok teater tersebut; dengan daya sentrifugal, karena keanggotaan STB bersifat terbuka, maka banyak orang yang awalnya turut bergabung itu keluar dari STB dan melakukan aktivitas berteater dengan kelompok teater yang berbeda. Oleh karena posisinya seperti itu, maka STB penting untuk diteliti. Penelitian ini bertitik-tolak dari pertanyaan: ideologi apa yang melandasi pertunjukan teater STB. Ideologi adalah pandangan dari seseorang atau kelompok yang sudah dianggap benar dengan sendirinya. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, ditemukan bahwa STB dipengaruhi oleh pandangan modernisme yang memandang manusia sebagai pusat semesta. Ide ini diterjemahkan oleh Suyatna Anirun, sebagai salah satu sutradara STB yang paling produktif, menjadi: teater adalah memanusiakan ide-ide. Sebagai realisasi dari pandang itu, pertunjukan-pertunjukan teaternya STB senantiasa menonjolkan posisi aktor sebagai pusat dari pertunjukan. Pemilihan naskah untuk pertunjukan dan perwujudan tata pentas atau artistik yang dilaksanakan STB senantiasa bertitik tolak dari pandangan yang telah dianggap benar dengan sendirinya itu. Oleh karena posisi STB sangat istimewa, maka pandangan ini menjadi pandangan dominan yang melandasi pertunjukan teater kelompok-kelompok teater yang lain di Bandung. Hal ini dimungkin pula oleh posisi Suyatna yang memegang posisi, baik sebagai redaktur budaya Koran Pikiran Rakyat maupun sebagai dosen matakuliah Pemeranan dan Penyutrdaraan di STSI Bandung. Akan tetapi, meskipun ada pandangan yang relatif sama yang menjadi landasan berteater, dalam perwujudannya menghasilkan karya-karya teater yang berbeda. Hal itu terjadi sebab manusia tidak pernah bisa menangkap utuh setiap gagasan yang diserapnya. Gagasan itu akan selalu disaring sesuai dengan pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya. Itulah sebabnya terjadi perubahan kebudayaan.
Description
Keywords
Ideologi, Teater, Studiklub Teater Bandung