HUBUNGAN ALBUMIN, STATUS NUTRISI PREOPERATIF DAN EARLY FEEDING DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI PASCALAPAROTOMI PADA PASIEN PERFORASI ULKUS PEPTIKUM DI RSUP DR. HASAN SADIKIN

Abstract

Latar belakang : Perforasi ulkus peptikum merupakan suatu keadaan gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera (source control) secara laparotomi berupa debridement. Kondisi sistemik praoperasi laparatomi darurat perlu diperhatikan, salah satunya adalah status nutrisi. Jika tidak optimal dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas termasuk infeksi luka operasi (ILO). Kondisi pasien yang tidak optimal saat praoperasi harus diperbaiki pada pascaoperasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan terapi suportif pascaoperasi, seperti early feeding. Tujuan : Meneliti hubungan albumin, status nutrisi dan early feeding dengan kejadian ILO pascalaparotomi pada pasien perforasi ulkus peptikum di RSHS. Metode : Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan desain observasional kohort prospektif dengan metode analisis statistik kategorik analitik. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling. Subjek penelitian adalah pasien perforasi ulkus peptikum yang dilakukan laparotomi darurat di RSHS periode Oktober 2021-Oktober 2022 yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil : Pada 32 subjek penelitian, penilaian status nutrisi dengan menggunakan SGA didapatkan hasil 9 subjek penelitian dalam SGA A, 17 subjek penelitian dalam SGA B dan 6 penelitian dalam SGA C. Terdapat 7 subjek memiliki kadar albumin normal, 14 subjek menderita hipoalbuminemia yang sedang dan 11 subjek mengalami hipoalbuminemia yang berat. Kami melakukan early feeding pada 25 subjek penelitian dan 7 tidak dilakukan early feeding dikarenakan adanya kondisi hemodinamik yang belum stabil. Infeksi luka operasi tertinggi yaitu pada hari ke-7 di mana didapatkan angka kejadian infeksi luka operasi pada 6 subjek penelitian atau sebanyak 18,8%. Pada 6 subjek tersebut semuanya mengalami hipoalbuminemia yang berat (p = 0.01 ; R = 0,55 ) dan malnutrisi berat (SGA C) (p < 0.01 ; R = 0,707). Terdapat 4 dari 6 (33,33%) pasien yang mengalami ILO diberikan early feeding (p = 0,451 ; R = 0,132). Hari ke-14 dimana terjadi infeksi luka operasi pada 4 subjek penelitian atau 12,5%. Terdapat 3 (75%) yang memiliki malnutrisi berat dan 1 (25%) yang mengalami malnutrisi sedang (p = 0.00 ; R = 0,48). Masing-masing pasien mengalami hipoalbuminemia yang sedang (25%) dan hipoalbuminemia yang berat (75%) (p = 0.16 ; R = 0,31 ). Terdapat 3 dari 4 (33,33%) pasien yang mengalami ILO tidak diberikan early feeding (p = 0,00 ; R = 0,43). Hari ke 21 dari hari ke 30 memiliki angka infeksi luka operasi yang sama yaitu terjadi pada satu subjek penelitian. Pasien mengalami malnutrisi berat (p = 0,10 ; R = 0,35), hypoalbuminemia yang berat (p = 0,37 ; R = 0,24), dan tidak dilakukan early feeding (p = 0,05 ; R = 0,32). Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara albumin, SGA dan pemberian early feeding terhadap kejadian ILO pascalaparotomi pada pasien perforasi ulkus peptikum di RSHS.

Description

Keywords

Status nutrisi, Early feeding, Infeksi luka operasi

Citation

Collections