STRATEGI IKLAN POLITIK KETUA UMUM PARTAI GOLKAR ABURIZAL BAKRIE PADA PEMILU LEGISLATIF 2014

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berjudul Strategi Iklan Politik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie pada Pemilu Legislatif 2014. Penelitian ini dibuat oleh Kenmada Wijayanto (NPM 210120110512), mahasiswa program Magister Ilmu Komunikasi Fikom Unpas menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode riset Studi Kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah Rizal Mallarangeng sebagai penanggungjawab produksi dan penayangan iklan politik Aburizal Bakrie, yang berkedudukan di Freedom Institute, Jalan Proklamasi 41 Menteng Jakarta Pusat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi perencanaan, implentasi dan pengendalian iklan politik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie Pemilu Legislatif 2014, yang dilakukan Rizal Mallarangeng bersama timnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi iklan politik di televisi, menjadi strategi utama kampanye politik Aburizal Bakrie sebagai kandidat capres Partai Golkar. Strategi iklan politik di televisi, merupakan bagian dari strategi komunikasi pemasaran politik yang terintegrasi Partai Golkar yang dicanangkan sejak 1 Juli 2012, dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis yang terukur, seperti melalui riset Focus Group Disscusion atau FGD dan Perencanaan Media. Strategi implementasi, iklan politik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie diproduksi secara intergratif antara kegiatan roadshow dengan produksi serta dikerjakan oleh tim kecil yang bekerja rangkap. Demikian pula dengan strategi implementasi penayangan, iklan politik Aburizal Bakrie dijalankan dengan prinsip efektif dengan melakukan pemilihan media, program acara yang disesuaikan dengan target khalayak yakni masyarakat golongan kelas menengah ke bawah. Strategi pengendalian iklan politik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie pada Pemilu Legislatif 2014, dilakukan dengan pembatasan anggaran yang ketat. Dalam hal evaluasi, strategi iklan politik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie pada Pemilu Legislatif 2014, bisa dikatakan berhasil membawa Partai Golkar mengakhiri tren menurun dari perolehan suara Pemilu Legislatif 2009, yakni 15,50 persen suara atau naik 0,025 persen pada Pemilu Legislatif 2014 yakni 15,75 persen. Sebaliknya hasil Pemilu Legsilatif 2014 tersebut juga bisa juga dikatakan gagal, karena tidak berhasil meraih target yang diharapkan yakni 30 persen suara. Pada akhirnya, perolehan suara pada Pemilu Legislatif 2014 tersebut, tidak dapat membawa Aburizal Bakrie maju sebagai calon presiden Partai Golkar pada Pemilu Presiden 2014 karena tidak memenuhi syarat minimum untuk maju secara mandiri ke pemilihan presiden yakni 20 persen suara pemilih. (Kata Kunci: Strategi Iklan Politik, Aburizal Bakrie, Pemilu Legislatif 2014)

Description

Keywords

Strategi, Iklan Politik, Aburizal Bakrie

Citation