AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI N-HEKSANA Piper betle Linn. TERHADAP ENZIM MURAMIDASE A Enterococcus faecalis SECARA IN VITRO DAN IN SILICO

Abstract

Karies gigi adalah masalah serius yang telah berdampak pada lebih dari dua miliar penduduk dunia. Karies gigi membutuhkan perawatan endodontik, tetapi kegagalan perawatan sering terjadi karena bakteri yang persisten. Enterococcus faecalis adalah bakteri yang paling banyak ditemukan dan memiliki prevalensi yang tinggi dalam kegagalan perawatan endodontik. Bakteri ini memiliki dinding sel peptidoglikan yang menyebabkan Enterococcus faecalis mampu bertahan hidup di lingkungan hipotonik dan kurang menguntungkan. Penghambatan Enterococcus faecalis agar tidak lagi persisten dalam saluran akar dapat dilakukan dengan cara menghambat muramidase A yang merupakan enzim penting dalam sintesis peptidoglikan. Penelitian terhadap bahan yang mampu menghambat enzim muramidase A dengan efek samping yang minim penting untuk dilakukan. Penelitian ini mengkaji potensi bahan herbal Piper betle Linn. yang selama ini diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian difokuskan pada fraksi n-heksana karena sifatnya yang kurang toksik dibandingkan dengan jenis pelarut non polar lainnya. Tujuan penelitian adalah menganalisis aktivitas antibakteri fraksi n-heksana Piper betle Linn. terhadap Enterococcus faecalis dan menganalisis interaksi senyawa terpeniol dan α-terpinene Piper betle Linn. terhadap enzim muramidase A Enterococcus faecalis. Metode penelitian adalah penelitian in vitro untuk melihat zona hambat, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM), serta penelitian in silico untuk melihat interaksi terpeniol dan α-terpinene terhadap muramidase A Enterococcus faecalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi n-heksana Piper betle Linn. memiliki aktivitas antibakteri terhadap Enterococcus faecalis secara in vitro, yakni memiliki diameter daya hambat sebesar 13,5 mm pada konsentrasi 10% dengan kategori kuat, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sebesar 10.000 ppm, dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sebesar 20.000 ppm. Interaksi senyawa terpeniol dan α-terpinene Piper betle Linn. terhadap enzim muramidase A Enterococcus faecalis secara in silico menghasilkan binding affinity masing-masing sebesar -5,59 kcal/mol dan -4,94 kcal/mol, serta konstanta inhibisi masing-masing sebesar 80,34 µM dan 238,57 µM. Terpeniol memiliki kinerja yang lebih baik daripada α-terpinene untuk menghambat enzim muramidase A Enterococcus faecalis.

Description

Keywords

Enterococcus faecalis, fraksi n-heksana, in vitro

Citation