Ilmu Konservasi Gigi (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item DISTRIBUSI TEGANGAN RESTORASI KOMPOSIT DIREK DIPERKUAT PITA FIBER (TEKNIK WALLPAPERING) PADA MOLAR PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR DENGAN KAVITAS KEHILANGAN DINDING MESIOLINGUAL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN(2023-08-28) HARNIYA NERI; Dudi Aripin; Anna MuryaniGigi pasca perawatan saluran akar mengalami perubahan struktur jaringan keras sehingga mengalami konsentrasi tegangan tinggi saat fungsi biomekanik. Distribusi tegangan yang merata dipengaruhi oleh bahan restorasi dan jenis ikatan antara bahan restorasi dengan struktur gigi. Pemilihan bahan restorasi yang dapat mendistribusikan tegangan akan mempengaruhi resistensi dan retensi terhadap gaya kunyah sehingga fungsi biomekanik tercapai. Komposit merupakan material yang memiliki sifat menyerupai gigi, dapat meneruskan dan mendistribusikan tegangan ke seluruh permukaan gigi. Kekurangan komposit pada kavitas luas yaitu kurangnya sifat toughness. Penambahan fiber dapat meningkatkan sifat toughness sehingga dapat bertahan lama dirongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi tegangan restorasi komposit diperkuat pita fiber berbahan polyethelene dan e-glass pada gigi molar bawah kehilangan dinding mesial dan lingual menggunakan metode elemen hingga. Model tiga dimensi molar rahang bawah dilakukan preparasi kavitas dan pembentukan restorasi menggunakan Solidwork 2020. Model yang sudah direstorasi dilakukan analisis dengan Abaqus 2021 untuk mengetahui konsentrasi tegangan setelah diberikan gaya statik dalam arah vertikal sebesar 720 N dan lateral 45° sebesar 200 N. Hasil penelitian berupa nilai maksimum dan minimum principal stress untuk menilai ketahanan material dan nilai inisiasi tegangan pada bagian ikatan antarmuka. Pita fiber polyethylene menunjukan distribusi tegangan yang lebih homogen karena nilai modulus elastisitas mendekati dentin dan memiliki ketebalan yang dapat mengurangi volume komposit. E-glass menunjukan konsentrasi tegangan pada bagian circumferential dan alas. Simpulan pada penelitian distribusi tegangan restorasi komposit direk diperkuat pita fiber (teknik wallpapering) pada molar pasca perawatan saluran akar dengan kavitas kehilangan dinding mesiolingual menggunakan metode elemen hingga tidak terdapat kegagalan struktur pada kelompok polyethelene karena tegangan maksimum dan minimum principal lebih rendah dibandingkan kekuatan material. Kegagalan ikatan antarmuka terjadi di bagian enamel. Nilai maksimum dan minimum principal pada e-glass menunjukan kegagalan struktur dibagian fiber circumferential dan fiber alas karena tegangan melebihi kekuatan material. Kegagalan ikatan antarmuka terjadi pada bagian fiber circumferential dan alas.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI N-HEKSANA Piper betle Linn. TERHADAP ENZIM MURAMIDASE A Enterococcus faecalis SECARA IN VITRO DAN IN SILICO(2023-08-16) NUR INAYAH BAHARUDDIN; Dikdik Kurnia; Hendra Dian Adhita DharsonoKaries gigi adalah masalah serius yang telah berdampak pada lebih dari dua miliar penduduk dunia. Karies gigi membutuhkan perawatan endodontik, tetapi kegagalan perawatan sering terjadi karena bakteri yang persisten. Enterococcus faecalis adalah bakteri yang paling banyak ditemukan dan memiliki prevalensi yang tinggi dalam kegagalan perawatan endodontik. Bakteri ini memiliki dinding sel peptidoglikan yang menyebabkan Enterococcus faecalis mampu bertahan hidup di lingkungan hipotonik dan kurang menguntungkan. Penghambatan Enterococcus faecalis agar tidak lagi persisten dalam saluran akar dapat dilakukan dengan cara menghambat muramidase A yang merupakan enzim penting dalam sintesis peptidoglikan. Penelitian terhadap bahan yang mampu menghambat enzim muramidase A dengan efek samping yang minim penting untuk dilakukan. Penelitian ini mengkaji potensi bahan herbal Piper betle Linn. yang selama ini diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian difokuskan pada fraksi n-heksana karena sifatnya yang kurang toksik dibandingkan dengan jenis pelarut non polar lainnya. Tujuan penelitian adalah menganalisis aktivitas antibakteri fraksi n-heksana Piper betle Linn. terhadap Enterococcus faecalis dan menganalisis interaksi senyawa terpeniol dan α-terpinene Piper betle Linn. terhadap enzim muramidase A Enterococcus faecalis. Metode penelitian adalah penelitian in vitro untuk melihat zona hambat, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM), serta penelitian in silico untuk melihat interaksi terpeniol dan α-terpinene terhadap muramidase A Enterococcus faecalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi n-heksana Piper betle Linn. memiliki aktivitas antibakteri terhadap Enterococcus faecalis secara in vitro, yakni memiliki diameter daya hambat sebesar 13,5 mm pada konsentrasi 10% dengan kategori kuat, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sebesar 10.000 ppm, dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sebesar 20.000 ppm. Interaksi senyawa terpeniol dan α-terpinene Piper betle Linn. terhadap enzim muramidase A Enterococcus faecalis secara in silico menghasilkan binding affinity masing-masing sebesar -5,59 kcal/mol dan -4,94 kcal/mol, serta konstanta inhibisi masing-masing sebesar 80,34 µM dan 238,57 µM. Terpeniol memiliki kinerja yang lebih baik daripada α-terpinene untuk menghambat enzim muramidase A Enterococcus faecalis.Item Efektivitas Antibakteri Fraksi Metanol Daun Sirih Hijau (Piper betle linn) terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis secara In vitro dan In silico(2023-08-27) MIKE JEVIKA; Irmaleny; Dikdik KurniaTingkat keberhasilan perawatan endodontik mencapai 86-98%. Salah satu etiologi kegagalan perawatan endodontik adalah infeksi bakteri persisten. Spesies bakteri dengan prevalensi paling tinggi yang diisolasi di dalam saluran akar yang telah dilakukan perawatan adalah Enterococcus faecalis. Penanganan E.faecalis pada infeksi saluran akar dapat dilakukan melalui mekanisme penghambatan biosintesis dinding sel bakteri. Enzim Muramidase A berperan penting pada tahap awal biosintesis peptidoglikan, yang merupakan komponen utama pembentuk dinding sel bakteri. Daun Piper betle linn yang dikenal juga sebagai daun sirih hijau diketahui memiliki kemampuan antibakteri pada kandungannya. Senyawa bioaktif pada daun Piper betle linn. yang dianggap berperan dalam aktivitas antibakteri terutama terhadap E.faecalis adalah senyawa fenol dan turunannya, gallic acid dan hydroxychavicol. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas antibakteri fraksi metanol daun Piper betle linn. terhadap bakteri E.faecalis secara invitro dan mengetahui prediksi aktivitas senyawa hydroxychavicol dan gallic acid terhadap enzim MurA dengan metode in silico. Penelitian invitro dilakukan dengan pengukuran zona hambat dengan metode Kirby Bauer dan penentuan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC) dengan metode mikrodilusi. Penelitian insilico dilakukan dengan melakukan molecular docking antara ligan senyawa terhadap reseptor MurA menggunakan Autodock tools 1.5.6. Hasil pengukuran zona hambat menunjukkan tidak terbentuk zona hambat pada sampel fraksi metanol daun piper betle linn dengan konsentrasi 20.000, 40.000, 60.000, dan 80.000 μg/mL sedangkan untuk konsentrasi 100.000, 200.000, dan 400.000 μg/mL menunjukkan zona hambat rata-rata sebesar 10,1 mm, 12,1 mm, dan 14,7 mm. Hasil penentuan MIC pada konsentrasi 20.000 μg/mL dan nilai MBC pada konsentrasi 40.000 μg/mL. Hasil molecular docking menunjukkan nilai binding affinity terhadap reseptor MurA pada senyawa gallic acid sebesar -6,30 kcal/mol dan pada senyawa hydroxychavicol sebesar -5,10 kcal/mol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fraksi metanol daun Piper betle linn memiliki efektivitas antibakteri terhadap bakteri E.faecalis serta senyawa hydroxychavicol dan gallic acid memiliki aktivitas terhadap enzim MurA dari bakteri E.faecalis.Item DEPTH OF CURE DAN ANALISIS KOMPOSISI BAHAN PULP CAPPING BERBASIS ALPHA TRICALCIUM PHOSPHATE DENGAN VARIASI PENAMBAHAN ZINC OXIDE(2023-08-30) VEFBIN ATFIANDO; Elfira Megasari; Hendra Dian Adhita DharsonoKalsium fosfat menjadi alternatif yang cukup menjanjikan untuk perawatan pulp capping, dimana Alpha Tricalcium Phosphate (α-TCP) sebagai salah satu jenis kalsium fosfat, menunjukkan potensi sebagai material pulp capping karena kemampuannya dalam merangsang pembentukan dentin reparatif. Zinc Oxide telah dikenal memiliki efek antibakteri dan mampu menginduksi remineralisasi dentin. Penambahan Zinc Oxide pada komposisi material pulp capping berbasis Alpha Tricalcium Phosphate (α-TCP) diharapkan mampu meningkatkan bioaktivitas serta meningkatkan sifat fisik dari material pulp capping ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi depth of cure dari prototipe bahan pulp capping yang mengandung filler α-TCP dengan penambahan ZnO dan menganalisis komposisi elemennya menggunakan metode Scanning Electron Microscopy (SEM) – Energy Dispersive Spectroscopy (EDS). Pengujian depth of cure dilakukan dengan mengacu pada ISO 4049 Tahun 2000 dilakukan pada kelompok spesimen Alpha Tricalcium Phosphate (α-TCP), Alpha Tricalcium Phosphate (α-TCP) dan Zinc Oxide dengan kadar 10%, 15% dan 20% serta kelompok kontrol yaitu tgCaviliner LC. Mikro analisis komposisi elemen dari semua kelompok spesimen uji dan kontrol dilakukan dengan metode Scanning Electron Microscopy (SEM) – Energy Dispersive Spectroscopy (EDS). Analisis statistik dilakukan dengan One-way ANOVA diikuti dengan uji post hoc t-independent berpasangan. Tingkat signifikansi ditetapkan pada p<0,05. Hasil penelitian depth of cure dilakukan pada kelompok spesimen Alpha Tricalcium Phosphate (α-TCP), Alpha Tricalcium Phosphate (α-TCP) dan Zinc Oxide dengan kadar 10%, 15% dan 20% serta kelompok kontrol yaitu tgCaviliner LC menunjukkan hasil yang signifikan (bermakna) dengan kelompok yang diberikan tambahan ZnO memiliki perbedaan secara signifikan terhadap kelompok Alpha Tricalcium Phosphate (α-TCP) saja. Mikro analisis komposisi elemen dari dari prototipe bahan pulp capping yang mengandung filler α-TCP, filler α-TCP dengan ZnO dan tgCaviliner LC dilakukan dengan metode SEM-EDS menunjukkan kalsium, karbon, zirkonium, oksigen secara konsisten memiliki persentase berat tertinggi pada semua kelompok spesimen uji.Item Distribusi Tegangan Restorasi Teknik Wallpapering Menggunakan Pita Fiber Polyethylene dan E-Glass pada Gigi Pasca Perawatan Saluran Akar Kavitas Mesio-Oklusal Menggunakan Metode Elemen Hingga(2023-08-31) MUHAMMAD ERLANGGA MAULANA YUSUF; Dudi Aripin; YolandaRestorasi pasca perawatan saluran akar merupakan salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan perawatan endodontik. Restorasi direk komposit yang diperkuat pita fiber dengan teknik wallpapering merupakan inovasi untuk restorasi pasca perawatan saluran akar dengan pendekatan minimal invasif. Restorasi dengan teknik wallpapering berbahan polyethylene dan E-glass secara in vitro terbukti dapat meningkatkan ketahanan gigi dari fraktur. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis gambaran distribusi tegangan restorasi pasca perawatan saluran akar menggunakan teknik wallpapering berbahan polyethylene dan E-glass pada kavitas mesio-oklusal menggunakan metode elemen hingga. Pemodelan dibuat berdasarkan hasil pemindaian Micro-CT gigi molar pertama rahang bawah kemudian dibuat model tiga dimensi dengan kavitas mesio-oklusal di restorasi dengan teknik wallpapering menggunakan perangkat lunak SolidWorks. Simulasi pembebanan dengan arah vertikal sebesar 720 N dan lateral sebesar 200 N secara terpisah pada masing-masing model restorasi berbahan polyethylene dan E-glass. Simulasi tegangan interface menggunakan sistem adhesif generasi 6. Kedua simulasi ini menggunakan perangkat lunak ABAQUS 2021. Hasil penelitian diperoleh dari data kualitatif dan kuantitatif pada model dengan restorasi polyethylene dan E-glass dengan masing-masing pembebanan. Nilai tensile stress tertinggi pada kedua jenis restorasi melebihi nilai tensile strength pada struktur enamel dan komposit. Nilai compressive stress tertinggi pada semua struktur gigi dan restorasi tidak ada yang melebihi nilai compressive strength masing-masing struktur. Kegagalan interface (debonding) terjadi di bidang enamel-komposit pada kedua model. Simpulan dari penelitian distribusi tegangan restorasi teknik wallpapering menggunakan pita fiber polyethylene dan E-glass pada gigi pasca perawatan saluran akar kavitas mesio-oklusal dengan MEH adalah terjadi kegagalan statik akibat gaya tarik serta kegagalan bidang interface yang terjadi pada struktur enamel dan komposit pada kedua jenis restorasi. Lokasi yang menjadi kegagalan statik gaya tarik dan interface berada pada margin restorasi dan enamel dekat dengan daerah pembebanan. Kegagalan statik akibat gaya tekan tidak terjadi pada semua model.Item EFEKTIVITAS ANTI BAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SIRIH (Piper Betle Linn) TERHADAP PEMBENTUKAN DINDING SEL BAKTERI Enterococcus faecalis SECARA IN VITRO DAN IN SILICO(2023-10-13) SONDI INDRISTE WIBOWO; Rahmi Alma Farah Adang; Dikdik KurniaEnterococcus faecalis (E.faecalis) merupakan bakteri yang memiliki resistensi dam sering ditemukan pada infeksi endodontik. Komponen utama dinding sel bakteri, peptidoglikan, mengontrol bentuk sel dan memberikan ketahanan terhadap tekanan osmotik internal. Peptidoglikan terdiri dari peptida pendek dengan komposisi berbeda yang menghubungkan silang untaian glikan yang terbuat dari residu N-asetilglukosamin (GlcNAc) dan N-asetilmuramil (MurNAc) secara bergantian. Daun sirih (Piper betle Linn) memiliki minyak esensial yang sebagian besar terdiri dari fenol dan bahan kimia lainnya, serta turunan lainnya seperti senyawa antibakteri kavikol, yang lima kali lebih kuat daripada fenol dan 4 allypyrokatekol yang memiliki daya antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas dan aktivitas dari fraksi etil asetat ekstrak daun sirih terhadap pembentukan dinding sel bakteri E.faecalis dengan metode in vitro dan in silico. Penelitian ini dilakukan dengan melalukan uji in vitro yaitu dengan melihat aktivitas zona hambat dengan metode Kirby-Bauer serta Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC) dengan metode mikrodilusi. Uji in silico dilakukan dengan metode molecular docking menggunakan AutoDockTools 1.5.6 dan Biovia Discovery Studio untuk melihat binding affinity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapatnya aktivitas zona hambat pada fraksi etil asetat dengan diameter zona bening 11,9 mm pada konsentrasi 10%. MIC dan MBC pada fraksi etil asetat ini terbentuk pada konsentrasi 1250 ppm dan 2500 ppm terhadap bakteri E.faecalis. Hasil uji aktivitas molecular docking pada senyawa kavikol dan 4 – allylpyrocatechol menunjukkan adanya binding affinity – 4.56 kcal / mol dan – 5.10 kcal / mol. Hal ini menunjukkan bahwa adanya aktivitas senyawa kavikol dan 4 – allylpyrocatechol dari fraksi etil asetat ekstrak daun sirih yang berpotensi dalam menghambat enzim MurA bakteri E.faecalis.Item Analisis Campuran Nanopartikel Semen Portland Putih Indonesia-ZrO2-UDMA dengan Penambahan Nanosilika sebagai Bahan Pulp Capping(2023-08-14) ALEX KESUMA; Arief Cahyanto; Denny NurdinPulp capping merupakan tindakan aplikasi bahan bioaktif secara direk maupun indirek pada jaringan pulpa yang mengalami pulpitis reversibel, untuk menstimulasi proses dentinogenesis reparatif dan penyembuhan sehingga vitalitas pulpa dapat dipertahankan. Bahan mineral trioxide aggregate (MTA) semakin banyak diminati penggunaannya sebagai bahan pulp capping dibandingkan gold standard kalsium hidroksida (Ca(OH)2) akibat keunggulan sifat bioaktivitas dan biokompatibilitasnya. Semen Portland Putih Indonesia (SPPI) telah diteliti memiliki kesamaan komposisi utama dengan MTA, yaitu trikalsium silikat sehingga berpotensi sebagai alternatif bahan pulp capping yang lebih ekonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penambahan senyawa nanosilika (SiO2) terhadap sifat bioaktivitas dan biokompatibilitas bahan pulp capping berbasis resin dengan filler nanopartikel SPPI-ZrO2. Kelompok sampel nanopartikel SPPI-ZrO2-UDMA dan SPPI-SiO2-ZrO2-UDMA disintesis, kemudian dilakukan pengukuran dan analisis nilai pH, pelepasan ion hidroksil dan kalsium, serta nilai sitotoksisitas dan perlekatan sel dalam jangka waktu berbeda. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi pelepasan ion hidroksil dan kalsium pada kelompok SPPI-SiO2-ZrO2-UDMA lebih tinggi daripada SPPI-ZrO2-UDMA tanpa adanya perbedaan signifikan secara statistik (p-value>0,05). Kelompok SPPI-SiO2-ZrO2-UDMA menunjukkan persentase viabilitas sel fibroblas NIH/3T3 tertinggi pada masa inkubasi 72 jam (244.0718 ± 22.2519) dengan perbedaan signifikan secara statistik (p-value<0.05) jika dibandingkan dengan kelompok SPPI-ZrO2-UDMA. Peningkatan viabilitas perlekatan sel juga terlihat lebih tinggi pada kelompok SPPI-SiO2-ZrO2-UDMA dibandingkan SPPI-ZrO2-UDMA selama masa waktu inkubasi 24, 48, hingga 72 jam. Simpulan dalam penelitian ini mendukung dilakukannya penambahan nanosilika dalam formulasi nanopartikel SPPI-ZrO2-UDMA sebagai potensi bahan pulp capping kalsium silikat berbasis resin dengan sifat bioaktivitas dan biokompatibilitas yang lebih baik.Item PERBEDAAN MECHANICAL PROPERTIES BAHAN BERBASIS α-TCP NANOPARTIKEL ZnO-ZrO2 DAN tgCaviLiner LC SEBAGAI BAHAN PULP CAPPING(2023-09-20) SELLA PUTERI ARIZA; Diani Prisinda; Hendra Dian Adhita DharsonoMaterial a;-TCP dapat digunakan sebagai bahan pulp capping yang memiliki kemampuan dalam merangsang pembentukan dentin reparatif. Material ini memiliki properties mekanis yang memenuhi syarat sebagai bahan pulp capping. Ukuran nano pada ZnO sebagai antibakteri dapat meningkatkan sifat biokompatibel dan menurunkan nilai toksisitas dari material. Penelitian ini bertujuan untuk menguji compressive strength, flexural strength dan modulus elastisitas dari campuran bahan berbasis a-TCP-ZrO2 dengan penambahan nanopartikel ZnO. Sampel terdiri dari 6 kelompok dengan perbedaan komposisi ZnO 10%, 15%, 20%, 30%, tanpa penambahan nanopartikel ZnO, dan tgCaviLiner LC. Campuran ini dimasukkan ke dalam mould 2x2x25 dan 4x6 dipolimerisasi, kemudian diuji compressive strength, flexural strength, dan modulus elastisitas menggunakan universal testing machine. Hasil pengujian liner berbasis campuran a-TCP-ZrO2 dengan komposisi tanpa nanopartikel ZnO, nanopartikel ZnO 10%, 15%, 20%, 30% memiliki perbedaan nilai compressive strength yang lebih rendah dibandingkan dengan tgCaviLiner LC. Nilai compressive strength campuran ini berada di atas standar ISO. Campuran a-TCP-ZrO2 dengan komposisi tanpa nanopartikel ZnO, nanopartikel ZnO 10%, 15%, 20%, 30% memiliki perbedaan nilai flexural strength lebih rendah dibandingkan dengan tgCaviLiner LC. Campuran a-TCP-ZrO2 dengan komposisi nanopartikel ZnO 15%, 20%, 30% memiliki nilai di atas standar ISO. Liner berbasis campuran a-TCP-ZrO2 dengan komposisi nanopartikel ZnO 30% memiliki perbedaan nilai modulus elastisitas lebih tinggi dibandingkan dengan tgCaviLiner LC. Bahan a-TCP-ZrO2 dengan komposisi nanopartikel ZnO 15% memiliki syarat sebagai bahan pulp capping.Item CAMPURAN SEMEN PORTLAND PUTIH INDONESIA (SPPI)-ZrO2-UDMA DENGAN PENAMBAHAN NANOSILIKA(2023-09-11) INDRA PRIMATHENA; Arief Cahyanto; YolandaMineral Trioxide Aggregate (MTA) umum digunakan sebagai material perawatan pulp capping. Semen Portland Putih Indonesia (SPPI) memiliki kemiripan dengan MTA. Diperlukan modifikasi SPPI untuk dapat menjadi material pulp capping yang dapat diaplikasikan dengan lebih mudah. Tujuan penelitian ini adalah melakukan sintesis dan karakterisasi dari material pulp capping berupa campuran partikel nano dari SPPI-ZrO2-UDMA yang ditambahkan SiO2. Pembuatan campuran ini menggunakan partikel nano SPPI, ZrO2 dan SiO2 dengan perbandingan 6:1:1, kemudian ditambahkan UDMA sebagai matriks. Metode sintesis yaitu sintesis larutan sederhana menggunakan isopropanol 99,9%. Hasil milling partikel dikarakterisasi menggunakan alat PSA, kemudian hasil akhir sintesis dilakukan karakterisasi radioopasitas, XRF, FT-IR, XRD dan SEM-EDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel SPPI dan SiO2 dapat dibuat menjadi nano partikel melalui teknik wett milling. Karakterisasi radioopasitas menunjukkan bahwa komposisi ZrO2 yang digunakan dapat memenuhi standar ISO 9917-2017 untuk radioopasitas semen base. Hasil karakterisasi XRF, FT-IR dan XRD menunjukkan komposisi, ikatan kimia, gugus fungsi dan fasa kristalin material yang memiliki potensi sebagai material pulp capping. Karakterisasi SEM-EDS menunjukkan bahwa sintesis larutan sederhana mampu menghasilkan campuran unsur yang homogen dan SEM menunjukkan terdapatnya gambaran polimer yang menjadi matriks dalam campuran SPPI-ZrO2-SiO2. Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa SPPI-ZrO2-SiO2-UDMA dapat dibuat dengan komposisi yang telah ditentukan. Material yang disintesis memiliki karakteristik sebagai bahan pulp capping.Item perbedaanPERBEDAAN MECHANICAL PROPERTIES CAMPURAN NANOPARTIKEL SEMEN PORTLAND PUTIH INDONESIA-ZrO2-UDMA DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN NANOSILIKA SEBAGAI BAHAN PULP CAPPING(2023-09-05) SHYNTIA DEWI ARYANI; Denny Nurdin; Arief CahyantoVital pulp therapy such as pulp capping can be an option in maintaining pulp vitality by preventing bacterial infiltration and stimulating tertiary dentin formation. Pulp capping materials must have good mechanical properties to withstand the masticatory forces on the tooth and the restoration material above, such as compressive strength, flexural strength and modulus of elasticity. Indonesian white Portland cement (SPPI) has the same composition with MTA material use as a pulp capping material. The purpose of this research is to make pulp capping materials with a mixture of SPPI-ZrO2-UDMA nanoparticles with and without the addition of nanosilica to analyze the compressive strength, flexural strength, and modulus of elasticity values. The preparation of SPPI-ZrO2-UDMA nanoparticle mixture samples with and without the addition of nanosilica begins through the process of synthesizing SPPI nanoparticles then mixed with ZrO2, mixed with UDMA and nanosilica. Compressive strength, flexural strength, and modulus of elasticity testing were carried out using Universal Testing Machine (UTM) in accordance with ISO 9971-1 and ISO 4049. Data analysis used ANOVA test and Post-hoc Independent t-test to determine the value of the difference between the two. The results showed that the highest mean compressive strength value of SPPI-ZrO2-UDMA nanoparticle with the addition of nanosilica was 115.52 MPa and SPPI-ZrO2-UDMA without nanosilica was 105.60 MPa. The highest mean flexural strength value of SPPI-ZrO2-UDMA nanoparticle with the addition of nanosilica is 61.39 MPa and SPPI-ZrO2-UDMA without nanosilica is 83.53 MPa. The highest mean value of modulus of elasticity of SPPI-ZrO2-UDMA nanoparticle with the addition of nanosilica is 7552.82 MPa and SPPI-ZrO2-UDMA without nanosilica is 7191.08 MPa. The results of statistical analysis showed significant differences in the two materials.Item Distribusi Tegangan Gigi Pasca Perawatan Saluran Akar Kavitas MOD dengan Restorasi Komposit Direk Diperkuat Pita Fiber (Teknik Wallpapering) Menggunakan Metode Elemen Hingga(2023-08-29) ZENITA AISAH RAHMAYANTI; Yolanda; Dudi AripinRestorasi pasca perawatan saluran akar menjadi komponen penting dalam keberhasilan perawatan saluran akar. Kehilangan jaringan keras gigi pasca perawatan saluran akar dengan kavitas MOD menurunkan kekakuan gigi hingga mencapai 63%. Restorasi direk komposit dengan teknologi adhesif menjadi salah satu usaha untuk mempertahankan lebih banyak jumlah struktur gigi. Kelemahan restorasi komposit direk diperkuat dengan penambahan pita fiber polyethylene dan e-glass dengan teknik wallpapering. Metode elemen hingga merupakan metode yang dapat mensimulasikan distribusi tegangan akibat pemberian gaya kepada material. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi tegangan gigi pasca perawatan saluran akar dengan kavitas MOD yang direstorasi dengan komposit direk diperkuat pita fiber polyethylene dan e-glass. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode elemen hingga. Model solid 3D gigi molar pertama rahang bawah di modelkan perawatan saluran akar dan preparasi kelas II MOD pada software Solidworks. Simulasi elemen hingga dilakukan menggunakan software Abaqus. Hasil penelitian ini menemukan daerah tegangan tertinggi pada gigi maupun restorasi terjadi pada daerah pit dan fisur di oklusal, daerah CEJ di distal, dentin bagian bifurkasi, serta 1/3 servikal dentin akar. Nilai tegangan yang dihasilkan akibat gaya vertikal maupun lateral tidak melebihi kekuatan tekan maupun tarik dari struktur gigi dan restorasi. Kriteria kegagalan terjadi pada interface antara email dan komposit di permukaan oklusal dekat daerah titik pembebanan akibat gaya vertikal maupun horizontal baik pada restorasi komposit diperkuat pita fiber polyethylene maupun e-glass. Distribusi tegangan gigi pasca perawatan saluran akar kavitas MOD dengan restorasi komposit direk diperkuat pita fiber (teknik wallpapering) menggunakan metode elemen hingga menunjukkan konsentrasi tegangan tertinggi terjadi pada permukaan dekat daerah pembebanan, daerah yang sempit, cekung dan tajam, serta lebih ke apikal pada gigi pasca perawatan saluran akar. Tidak terjadi kegagalan struktur gigi dan restorasi akibat gaya vertikal maupun horizontal pada komposit direk diperkuat pita fiber polyethylene dan e-glass, tetapi terjadi inisiasi kegagalan pada permukaan temu email dan komposit di oklusal dinding bukal.Item UJI KARAKTERISASI DAN DAYA ANTIBAKTERI DENGAN PENAMBAHAN ZINC OXIDE NANOPARTICLE PADA PROTOTIPE BAHAN PULP CAPPING BERBASIS ALPHA TRICALCIUM PHOSPHATE TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANS(2023-08-23) RICHARD LEE; Hendra Dian Adhita Dharsono; Elfira MegasariGigi dengan lesi karies yang dalam mungkin pulp capping sebagai terapi pulpa. Alpha trikalsium fosfat (α-TCP) adalah bahan bioaktif yang dapat menstimulasi odontoblas untuk membentuk dentin reparatif. Zinc oxide (ZnO) merupakan bahan yang memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi prototipe material pulp capping berbasis α-TCP dengan penambahan ZnO sebagai bahan antibakteri dan mengevaluasi aktivitas antibakteri pada prototipe tersebut. Sampel prototipe pulp capping material berbasis α-TCP dengan penambahan ZnO dengan konsentrasi 10%, 15%, 20% dimasukkan ke dalam cetakan silinder berdiameter 4 mm dan tinggi 2 mm. Sampel kemudian dilakukan karakterisasi menggunakan karakterisasi XRD, XRF, dan FTIR. Prototipe bahan pulp capping berbasis α-TCP dengan penambahan ZnO kemudian dilihat zona hambat yang terbentuk terhadap Streptococcus mutans ATCC 35668. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa sampel tidak mengandung zat pengotor, memiliki gugus fungsi fosfat, dan mengandung bahan bioaktif yang bersifat antibakteri. Setelah persiapan media tryptic soy agar, dilanjutkan dengan inokulasi Streptococcus mutans ATCC 35668 dengan waktu inkubasi 18 jam, inokulum diseka dengan swab steril pada cawan petri yang berisi Tryptone Soy Agar. Sampel diletakkan pada cawan petri dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37°C. Kemudian diukur zona hambat yang terbentuk. Terdapat zona hambat setelah 48 jam inkubasi pada suhu 37°C pada prototipe bahan pulp capping berbasis α-TCP dengan penambahan ZnO dibandingkan dengan kontrol negatif produk komersial tgCaviliner LC (TGDent, London, UK) dan α-TCP tanpa penambahan ZnO yang tidak menunjukkan zona hambat. Simpulan dari uji karakterisasi prototipe bahan pulp capping berbasis alpha tricalcium phosphate dengan penambahan zinc oxide nanoparticle memiliki kristalinitas, gugus fosfat, tidak terdapat zat pengotor dan memiliki daya antibakteri terhadap Streptococcus mutansItem Evaluasi Bioaktivitas Dan Karakterisasi Prototipe Bahan Pulp Capping Dengan Filler Alpha Tricalcium Phosphate(2022-10-14) MUHAMMAD RASYID RIDHA; Arief Cahyanto; Hendra Dian Adhita DharsonoMaterial pulp capping yang ideal harus dapat merangsang perbaikan jaringan keras dengan membentuk dentin reparatif dan mempertahankan vitalitas pulpa. Kalsium hidroksida merupakan gold standard untuk perawatan pulp capping, namun masih memiliki beberapa kekurangan. Material berbahan dasar kalsium fosfat dianggap sebagai inovasi dalam perawatan pulp capping. Alpha Tricalcium Phosphate (α-TCP) dapat menjadi agen pulp capping karena memiliki kemampuan untuk merangsang pembentukan dentin reparatif. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kemampuan diferensiasi sel fibroblas setelah stimulasi dengan prototipe bahan pulp capping yang mengandung filler α-TCP dan menganalisis karakterisasinya menggunakan metode Scanning Electron Microscopy (SEM) dan X-Ray Diffraction (XRD). Ekspresi gen terkait sel fibroblas yang dilakukan dengan metode Quantitative Real Time Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) setelah memaparkan kultur sel fibroblas ke ekstrak spesimen uji yang tidak mengandung filler, ekstrak spesimen uji yang mengandung α-TCP dan ekstrak spesimen uji yang mengandung tgCaviLiner LC selama 24 dan 48 jam. Karakterisasi dari prototipe bahan pulp capping yang mengandung filler α-TCP dan tgCaviliner LC dilakukan dengan metode Scanning Electron Microscopy (SEM) dan X-Ray Diffraction (XRD). Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan GraphPad Prism 9.3.1. Perbedaan signifikansi secara statistik ditentukan dengan One-way ANOVA diikuti dengan uji post hoc t-independent berpasangan. Tingkat signifikansi ditetapkan pada p<0,05. Hasil penelitian qRT-PCR menunjukkan prototipe bahan pulp capping yang mengandung filler α-TCP mengalami peningkatan ekspresi gen RUNX dan BALP yang signifikan (bermakna). Hasil SEM prototipe bahan pulp capping yang mengandung filler α-TCP memperlihatkan morfologi yang tidak rata, padat, dan terdapat pantulan berwarna putih yang menunjukkan adanya material zirconium oxide (ZrO2). Hasil XRD prototipe bahan pulp capping yang mengandung filler α-TCP memperlihatkan puncak intensitas terkuat pada sudut 28,31° dan 31,66°.Item Analisis Distribusi Tegangan Pada Restorasi Onlay Zirconia dan Onlay Lithium Disilicate Menggunakan Metode Finite Element(2022-10-14) NOOR BINTANG RAMADHAN; Dudi Aripin; Anna MuryaniKeberhasilan dari suatu perawatan saluran akar tergantung pada penutupan apikal dan koronal. Hal ini menyebabkan pemilihan restorasi yang tepat menjadi suatu hal yang berperan penting dalam keberhasilan perawatan endodontik. Cuspal coverage merupakan syarat ideal restorasi gigi posterior paska perawatan saluran akar. Onlay merupakan salah satu restorasi cuspal coverage yang dapat menjadi pilihan dengan kekuatan dan nilai estetik yang baik. Ketahanan restorasi gigi posterior sangat dipengaruhi oleh tegangan selama proses pengunyahan. Tegangan yang tidak terdistribusi dengan baik dapat memicu risiko terjadinya fraktur pada restorasi dan sisa struktur gigi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi tegangan yang terjadi pada restorasi onlay zirconia dan restorasi onlay lithium disilicate menggunakan finite element. Data jenis dan sifat mekanis material dimasukkan dalam model onlay 3 dimensi pada software ABAQUS 2020. Pembebanan diberikan pada model dari arah vertikal dengan total beban 720 N dan dari arah lateral dengan total beban 200 N. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan distribusi tegangan antara onlay zirconia dan onlay lithium disilicate menggunakan analisis metode finite element.Item Uji In Vitro Sel Fibroblast Terhadap Filler Alpha Tricalcium Phosphate dan Karakterisasi FTIR sebagai Prototipe Bahan Pulp Capping(2022-10-14) AGUSTIN HUSADA; Arief Cahyanto; Hendra Dian Adhita DharsonoPulp capping adalah suatu perawatan perlindungan pulpa vital yang terinfeksi akibat proses karies, mekanis ataupun trauma. Alpha Tricalcium phosphate (-TCP) sebagai prototipe bahan pulp capping merupakan bahan biokeramik yang dapat di serap oleh jaringan, biokompatibel, dan terdegradasi yang selanjutnya akan menginduksi jaringan keras untuk mengantikan tulang. Bahan -TCP menstimulasi pertumbuhan dan diferensiasi dari sel osteoblast dan osteoprogenitor sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pulp capping. Penelitian ini dilakukan untuk melihat reaksi sel fibroblast terhadap prototipe bahan pulp capping -TCP sehingga dilakuakan penelitian viabilitas sel, perlekatan sel dan karakterisasi. Sampel prototipe bahan pulp capping -TCP dibuat dan di uji sitotoksisitas, perlekatan sel. Dilakukan uji statistik dengan uji Anova dan dilanjutkan dengan pengujian post hoc menggunakan uji t-independen. Hasil penelitian wst-1 assay setelah 24 jam, menunjukkan ekstraksi prototipe bahan pulp capping -TCP dan tanpa filler pada 24 jam dan 96 jam serta ekstraksi TgCaviliner pada 24 jam meningkatkan viabilitas sel secara signifikan dibandingkan dengan kontrol (P<0.05). Setelah 48 jam, ekstraksi Alpha tricalcium phosphate, tanpa filler alpha tricalcium phosphate serta TgCaviliner pada 24 jam dan 96 jam dapat menginduksi proliferasi fibroblast dibandingkan dengan kontrol. Setelah 72 jam, ekstraksi Alpha tricalcium phosphate, tanpa filler alpha tricalcium phosphate serta TgCaviliner 24 jam dan 96 jam menginduksi proliferasi fibroblast dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian attachment assay menunjukkan setelah 24 jam prototipe bahan pulp capping Alpha tricalcium phosphate memiliki perlekatan sedangkan bahan TgCaviliner tidak memiliki perlekatan pada sel fibroblast. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pulp capping prototipe alpha tricalcium phosphate memiliki kesamaan karakterisasi dengan TgCaviliner. Bahan pulp capping prototipe alpha tricalcium phosphate tidak memiliki efek sitotoksik, memilik perlekatan sel, dan memiliki gugus fungsi hidroksil, fosfat dan kalsium.Item Prediksi Aktivitas Tanin Ekstrak Gambir Terhadap Protein Muramidase A dan Glucosyltransferase B Streptococcus mutans Secara In Silico(2022-10-14) DIMAS PRIHANTA ANWAR; Denny Nurdin; Dikdik KurniaKaries gigi merupakan penyakit mulut yang bersifat multifaktorial. Streptococcus mutans merupakan salah satu bakteri gram positif patogen penyebab karies gigi. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif yang memiliki dinding sel tersusun dari peptidoglikan. Biosintesis peptidoglikan dipengaruhi oleh enzim muramidase A. Enzim Muramidase A merupakan enzim yang sangat penting pada Streptococcus mutans dalam pembentukan dinding sel. Streptococcus mutans dapat menghasilkan enzim Glucosyltransferase yang mampu mensintesis berbagai glukan mendukung perlekatan bakteri untuk kolonisasi awal pembentukan plak gigi. Gambir merupakan tanaman yang banyak tumbuh di negara tropis seperti Indonesia. Penelitian yang telah ada sebelumnya menunjukkan tanin yang berasal dari tanaman seperti gambir memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini bertujuan menganalisis prediksi aktivitas senyawa tanin dari ekstrak Gambir terhadap enzim Muramidase A dan Glucosyltransferase B Streptococcus mutans dengan metode in silico. Prediksi Aktivitas tanin dibandingkan dengan khlorheksidin sebagai kontrol dengan menggunakan in silico. Struktur ligan (tanin dan klorheksidin) yang didapatkan dari Pubchem dan struktur enzim (Muramidase A dan Glucosyltransferase B) didapatkan dari RSCB. Molecular docking dilakukan menggunakan alat Autodock 1.5.6 dan di visualisasi menggunakan Discovery Studio 2020 Client. Berdasarkan hasil metode in silico tanin memiliki binding affinity -6.07 kcal/mol terhadap enzim Muramidase A dan memiliki binding affinity -5.15 kcal/mol terhadap Glucosyltransferase B dan mendekati khlorheksidin yaitu -6.17 kcal/mol pada Muramidase A dan -7.26 kcal/mol pada Glucosyltransferas B. Tanin maupun klorheksidin memiliki ikatan hidrogen dengan perlekatan asam amino yang sama Hal ini menunjukkan adanya aktivitas antara molekul senyawa aktif tanin yang terdapat dalam ekstrak Gambir terhadap enzim Muramidase A dan enzim Glucosyltransferase B Streptococcus mutans dan bisa dijadikan alternatif pengganti khlorheksidin sebagai anti mikroba yang kompetitif dalam pencegah karies.Item PREDIKSI AKTIVITAS SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK UMBI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) TERHADAP ENZIM Muramidase A dan Glikosiltransferase B BAKTERI PENYEBAB KARIES Streptococccus mutans SECARA IN SILICO(2022-10-14) IGNATIA PRADITA SETYANINGRUM; Hendra Dian Adhita Dharsono; Mieke Hemiawati SatariMeningkatnya kasus karies saat ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup masyarakat. Prevalensi penyakit karies gigi di Indonesia mulai meningkat dan masih banyak yang menderita karies gigi aktif yang belum ditangani. Bakteri penyebab utama karies gigi adalah Streptoccocus mutans (S.mutans) yang umumnya ditemukan di rongga mulut manusia dan merupakan kontributor signifikan untuk karies gigi. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif yang dapat melakukan metabolisme karbohidrat dan gula, serta mengubahnya menjadi asam laktat yang menyebabkan karies gigi. Dinding sel bakteri terdiri atas peptidoglikan, yang merupakan komponen utama dan berperan penting dalam melindungi bakteri. MurA merupakan enzim kunci yang terlibat dalam sintesis peptidoglikan dinding sel sehingga apabila terjadi kerusakan atau hilangnya kekuatan dinding sel akan mengakibatkan kematian bakteri. Selain MurA, glikosiltransferase B juga merupakan enzim penting yang berkontribusi dalam perkembangan karies karena enzim ini mampu mensintesis berbagai glukan. Tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens) memiliki potensi sebagai sumber agen terapeutik yang bermanfaat untuk kesehatan gigi dan mulut, terutama kandungan flavonoid yang ada didalamnya sebagai aktivitas antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dan memprediksi aktivitas antibakteri flavonoid yang terkandung dalam umbi sarang semut terhadap MurA dan glikosiltransferase B yang didapatkan dari Protein Data Bank (PDB), dan struktur ligan (flavonoid dan chlorhexidine) yang didapatkan dari Pubchem. Molecular docking antara enzim MurA dan glikosiltransferase B menggunakan Autodock tools, visualisasi dan analisis data menggunakan Discovery Studio. Hasil menunjukkan senyawa rutine dari flavonoid memiliki binding affinity -7,27 kcal/mol terhadap enzim MurA namun chlorhexidine memiliki binding affinity yang lebih rendah dari rutine. Senyawa apigenin dari flavonoid memiliki binding affinity -5,86 kcal/mol terhadap enzim glikosiltransferase B namun chlorhexidine memiliki binding affinity yang lebih rendah dari apigenin. Hasil menunjukkan rutine dan apigenin memiliki potensi aktivitas antibakteri untuk menghambat enzim MurA dan Glikosiltransferase B.Item PERBEDAAN STRENGTH DAN ELASTICITY ANTARA CAMPURAN NANOPARTIKEL SPPI-ZrO2-UDMA DAN SEMEN RESIN-MODIFIED CALCIUM SILICATE SEBAGAI BAHAN PULP CAPPING(2022-10-14) FREDERICA DEBY THEDJAKUSUMA; Arief Cahyanto; Ayu Trisna HayatiPulpa yang terinflamasi secara tidak persisten dapat dirawat dengan perawatan pulpa vital, seperti pulp capping untuk mempertahankan vitalitas pulpa. Suatu material pulp capping yang diaplikasikan diantara struktur gigi dan bahan restorasi idealnya memiliki kemampuan untuk menahan tekanan dari restorasi diatasnya. Resistensi material terhadap fraktur berkaitan dengan properti mekanis, termasuk kekuatan dan elastisitas bahan. Komposisi material dan pendekatan nanoteknologi memungkinkan terjadinya peningkatan kekuatan dan elastisitas bahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat material pulp capping berupa campuran nanopartikel semen Portland putih Indonesia (SPPI)-ZrO2-UDMA, menganalisis nilai compressive strength (CS), diametral tensile strength (DTS), flexural strength (FS) dan modulus of elasticity (ME) serta menganalisis perbedaannya dengan resin-modified calcium silicate (Theracal LC). Pembuatan campuran nanopartikel SPPI-ZrO2-UDMA dimulai dengan sintesis nanopartikel SPPI dengan metode top-down wet-milling lalu dicampurkan dengan ZrO2 dengan metode larutan sederhana kemudian dicampurkan dengan UDMA. Hasil sintesis campuran dikarakterisasi dengan FTIR dan dilakukan pengujian CS, DTS, FS dan ME dengan Universal Testing Machine sesuai dengan ISO 9971-1 dan ISO-4049. Analisis statistik dengan uji Anava dan post-hoc independent t-test untuk mengetahui perbedaan kedua bahan. Hasil penelitian menunjukkan puncak absorbansi gugus fungsi grup silika, karbonat dan karbonil yang merepresentasikan trikalsium-silikat, zirkonium dan UDMA. Nilai rata-rata CS tertinggi campuran nanopartikel SPPI-ZrO2-UDMA 158,92 MPa dan TheraCal LC 109,8 MPa. Nilai rata-rata DTS tertinggi SPPI-ZrO2-UDMA 29,37 MPa dan TheraCal LC 23,41 MPa. Nilai rata-rata FS tertinggi SPPI-ZrO2-UDMA 90,95 MPa dan TheraCal LC 31,76 MPa. Nilai rata-rata ME tertinggi SPPI-ZrO2-UDMA 4848,49 MPa dan TheraCal LC 954,41 MPa. Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan pada kedua bahan. Modifikasi komposisi bahan dengan penambahan ZrO2 dan monomer resin UDMA serta penggunaan nanopartikel mempengaruhi kekuatan dari bahan yang digunakan dalam penelitian ini.Item Prediksi Aktivitas Senyawa Flavonoid Buah Stroberi (Fragaria vesca) Terhadap Protein Muramidase A (MurA) dan Enzim Glikosiltransferase (Gtf) Streptococcus mutans Secara In Silico(2022-10-14) INA PERMATA DEWI; Hendra Dian Adhita Dharsono; Ayu Trisna HayatiKaries gigi merupakan masalah kesehatan gigi yang paling banyak dijumpai di masyarakat. Etiologi terjadinya karies multifaktorial, dan pemicu utama terjadinya karies gigi disebabkan oleh bakteri kariogenik Streptococcus mutans. Streptococcus mutans dapat memfermentasikan berbagai jenis karbohidrat menjadi asam laktat dan menyebabkan terjadinya karies gigi. Muramidase A merupakan enzim kunci yang terlibat dalam sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri Streptococcus mutans. Streptococcus mutans dapat menghasilkan enzim Glikosiltransferase B yang dapat menyebabkan polimerisasi glukosa dan membentuk glukan tidak larut air yang berkontribusi terhadap perkembangan karies. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang berpotensi menjadi penghasil senyawa kimia, salah satunya adalah buah stoberi (Fragaria vesca) yang mengandung flavonoid untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis prediksi aktivitas senyawa flavonoid dalam ekstrak buah stroberi terhadap enzim MurA dan GtfB Streptococcus mutans dengan metode in silico. Penelitian ini menggunakan Autodock tools untuk docking antara ligan dengan enzim MurB dan GtfB dan Discovery Studio untuk memvisualisasikan hasil. Hasil penelitian menunjukan senyawa Quarcetin 3 glucuronide berpotensi menghambat enzim MurA dengan nilai binding affinity -9,50 dan KI 0.108 63 µm. Senyawa Procyanidine B3 berpotensi menghambat enzim GtfB dengan nilai binding affinity -5,51 dan KI 91.75 µm. Hasil menunjukkan bahwa flavonoid memiliki aktivitas antibakteri yang berpotensi menghambat enzim MurA dan GtfB Streptococcus mutans.Item PERBEDAAN NILAI pH, CALCIUM RELEASE, DAN KADAR PHOSPHATE PADA PROTOTIPE BAHAN PULP-CAPPING BERBASIS ALPHA TRICALCIUM PHOSPHATE (α-TCP) DENGAN TGCAVILINER LC(2022-10-14) ANINDYA NOVIA PUTRI; Opik Taofik Hidayat; Arief CahyantoPerawatan pulpa vital merupakan terapi yang dilakukan agar pulpa dapat melakukan perbaikan, penyembuhan, dan mempertahankan vitalitasnya melalui penggunaan bahan yang dapat merangsang pembentukan dentin reparatif. Tricalcium phosphate (TCP) [Ca3(PO4)2] merupakan bahan bioaktif potensial dengan komponen calcium dan phosphate yang dibutuhkan dalam proses perbaikan jaringan dentin. Saat ini, prototipe bahan pulp capping berbasis α-TCP dengan metode pengerasan light cure dikembangkan agar dapat digunakan sebagai bahan perlindungan pulpa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai pH, calcium release, dan kadar phosphate pada prototipe bahan pulp capping berbasis α-TCP dengan tgCaviliner LC. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental murni dengan sampel uji prototipe bahan pulp capping berbasis α-TCP dan sampel kontrol tgCaviliner LC. Sampel direndamkan dalam 10 ml deionized water dan dilakukan pengukuran pH dalam 8 waktu (1, 3, 24, 48, 72, 168, 336, dan 504 jam). Uji calcium release (AAS) dan kadar phosphate (spektrofotometri) dilakukan dalam 4 waktu (1, 3, 72, dan 504 jam). Hasil penelitian menunjukkan nilai pH prototipe bahan pulp capping berbasis α-TCP 6,72-7,97, calcium release 0,317-156 ppm, dan kadar phosphate 0,02-3,48 ppm sedangkan tgCaviliner LC memiliki nilai pH 6,53-7,13, calcium release 0,20-0,42 ppm, dan kadar phosphate 0-2,57 ppm. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa prototipe bahan pulp capping berbasis α-TCP memiliki nilai pH, calcium release, dan kadar phosphate yang lebih tinggi dibandingkan dengan tgCaviliner LC.