Ekonomi (S3)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ekonomi (S3) by Author "Budiono"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS NEW KEYNESIAN PHILLIPS CURVE DI INDONESIA(2019-06-20) TETUKO RAWIDYO PUTRO; Budiono; Sutyastie SumitroBanyak penelitian empiris yang mengkaji hubungan dinamis antara inflasi dan pengangguran. Kurva Phillips menganalisis hubungan antara variabel nominal, seperti inflasi, harga, upah dan ekonomi riil. Dengan kata lain, kurva Phillips menunjukkan bagaimana perubahan dalam pendapatan nominal dapat didekomposisi atas perubahan dalam tingkat harga dan kuantitas barang dan jasa dimana hubungan yang terjadi antar variabel nominal ini mempresentasikan sisi penawaran dalam perekonomian khususnya keputusan dalam menentukan tingkat harga dan kegiatan ekonomi riil yang berinteraksi satu sama lain dalam proses produksi. Dalam hal pencarian untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang ekonomi makro dan dapat memberikan jawaban terhadap fenomena ekonomi yang tidak terduga seperti sebelumnya seperti adanya peristiwa Great Depression pada tahun 1970-an, banyak pemikiran para ekonom tentang ekonomi makro telah bermunculan dengan versi yang beraneka macam terhadap kurva Phillips. Model New Keynesian Phillips Curve mengatakan bahwa inflasi merupakan fenomena forward looking yang disebabkan oleh penentuan harga nominal yang kaku (staggered) dalam model yang dikembangkan oleh Taylor (1979) dan Calvo (1983). Model New Keynesian Phillips Curve digunakan secara luas dalan analisis teori dan empiris serta dalam penelitian inflasi di Indonesia ini. Rumusan masalah dalam disertasi ini adalah: Pertama, Apakah model new keynesian phillips curve berlaku di Indonesia? Kedua, Bagaimana dampak kebijakan moneter dan fiskal yang dilakukan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam model New Keynesian Phillips Curve di Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua model yaitu model rational ekspektasi dan model new keynesian phillips curve yang dihitung dengan menggunakan teknik analisis generalized methods moments (GMM). Hasil penelitian disertasi ini adalah rasional ekspektasi, output gap, dan suku bunga mempunyai peranan yang signifikan dalam menentukan tingkat inflasi yang terjadi tetapi jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat inflasi sehingga bisa dikatakan bahwa model New Keynesian Phillips Curve berlaku di Indonesia.Item Hubungan Dinamika antara Neraca Transaksi Berjalan dengan Return IHSG Periode 1990-2015 (Pendekatan Model VAR-X)(2018-03-14) EKA DESY PURNAMA NURINTAN; Achmad Kemal Hidayat; BudionoHubungan Dinamika antara Neraca Transaksi Berjalan dengan Return IHSG Periode 1990-‐2015 (Pendekatan Model VAR-‐X) Eka Desy Purnama Abstrak Selama ini dinamika neraca pembayaran hanya dilihat dari sisi perdagangan internasional (ekspor dan impor), padahal jika dilihat dari komponen neraca pembayaran selain dari sisi perdagangan internasional terdapat juga Transaksi Modal dan Keuangan (finansial ). Di sisi transaksi modal dan finansial, membaiknya fundamental ekonomi akan mendorong arus modal masuk, baik aliran masuk investasi langsung maupun investasi portofolio, yang menjadi salah satu sumber pembiayaan defisit transaksi berjalan. Transaksi modal dan keuangan berkaitan dengan transaksi investor di pasar saham. Penelitian ini bertujuan menganalisis peranan IHSG terhadap dinamika transaksi berjalan di Indonesia. Penelitian ini juga akan mengkaji bagaimana transaksi berjalan dapat membantu memprediksi kinerja pasar saham. Model ekonometri yang digunakan dalam penelitian ini adalah model metode Vector Autoregressive-X (VAR-X) karena selain menggunakan variabel makro sebagai variabel transmisi seperti inflasi, nilai tukar dan suku bunga, juga memasukkan variabel eksogen yaitu Indeks bursa asing dan harga minyak dunia,mengingat proporsi investor saham di Indonesia didominasi investor asing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IHSG secara struktur dinamis dan simultan memiliki kontribusi (mempengaruhi) terhadap pergerakan neraca transaksi berjalan. Sebaliknya, pergerakan neraca transaksi berjalan (current account) juga memiliki kontribusi terhadap pergerakan IHSG. Kata Kunci : IHSG, Neraca Transaksi Berjalan, VAR-XItem INTEGRASI PASAR SAHAM ASEAN-5(2017-06-10) NYOMAN SUPRASTHA; Budiono; Anhar Fauzan PriyonoABSTRAK Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Richards (1995), Kanas (1998a), Chang (2001), Ng (2002) dan Phylaktis dan Ravazzolo (2005), tidak menemukan bukti adanya integrasi pasar saham, namun di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh Kasa, (1992); Choudhry, (1996); Chaudhuri, (1997); Syriopoulos, (2004) justru menemukan adanya peningkatan integrasi pasar saham dari waktu ke waktu. Dengan demikian, temuan empiris masih belum seragam. Selain itu, studi integrasi pasar saham sebelumnya didasarkan pada berbagai versi, seperti asset pricing model sementara studi yang lebih baru cenderung mengandalkan teknik ekonometrik. Desertasi ini berfokus pada integrasi pasar saham di tingkat regional dengan menggunakan teknik ekonometrik. Ajayi et al (1998) meneliti interaksi antara return saham dan perubahan nilai tukar dengan menggunakan data harian dengan hasil terdapat hubungan searah antara return saham dengan perubahan nilai tukar untuk Thailand dan Malaysia’ Fang dan Miller (2002) menyelidiki hubungan antara nilai tukar dan kinerja pasar saham di Korea selama krisis keuangan Asia dan menemukan bahwa depresiasi mata uang secara signifikan mempengaruhi kinerja pasar saham. Bhattacharya dan Mukherjee (2003) mempelajari hubungan antara harga saham, nilai tukar riil efektif dari Rupee India, cadangan devisa dan nilai neraca perdagangan dan menemukan tidak ada hubungan kausal antara harga saham dan variabel lainnya. Bailey dan Stulz (1990) melaporkan bahwa pengembalian dari pasar ekuitas AS dan Asia sangat berkorelasi. DeFusco et al. (1996) tidak menemukan kointegrasi antara AS dan pasar keuangan Asia lainnya (yaitu, Hong Kong, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, dan Thailand). Dengan demikian temuan empiris tentang integrasi pasar saham dan hubungan antara nilai tukar dengan pasar saham masih belum seragam. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja vektor-autoregresi (VAR) untuk memperkirakan saling keterkaitan antar pasar sasam. Metodologi VAR sesuai untuk penelitian ini karena sulit untuk memisahkan tingkat guncangan yang ditularkan dari satu pasar ke pasar yang lain. Metodologi ini menganggap endogeneity variabel dalam sistem dan menggabungkan dampak nilai-nilai tertinggal dari variabel-variabel ini. Berdasarkan hasil kajian dengan model VAR dapat disimpulkan bahwa integrasi pasar saham ASEAN-5 telah terintegrasi, dan pergerakan nilai tukar ASEAN-5 berpengaruh terhadap indeks saham ASEAN-5, demikian juga pergerakan indeks Dow Jones berpengaruh terhadap indeks saham ASEAN-5. Hal diatas dapat dilihat dari hasil analisis berdasarkan karakteristik model melalui variance decomposition (VD) memberikan keterangan tentang kontribusi variabel-variabel terhadap salah satu variabel endogen yang sedang diamati dalam sistem VAR. juga dapat terlihat dari Variance decomposition yaitu seberapa besar perbedaan antara variance sebelum dan sesudah adanya guncangan baik guncangan yang berasal dari diri sendiri maupun guncangan dari variabel lain