Inovasi Regional (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Inovasi Regional (S2) by Author "Dicky Muslim"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item PERAN PERPUSTAKAAN DALAM EKOSISTEM INOVASI NASIONAL: STUDI PENTAHELIX(2023-12-21) NURIDA MAULIDIA RAHMA; Cipta Endyana; Dicky MuslimPembangunan ekosistem riset dan inovasi patut untuk diprioritaskan mengingat kebutuhan dan manfaatnya bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Kebutuhan akan ekosistem riset dan inovasi ditegaskan juga di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek) bahwa Indonesia membutuhkan ekosistem riset dan inovasi agar dapat menyokong iklim riset Indonesia yang berkelanjutan. Dalam rangka memastikan terwujudnya cita-cita Indonesia Maju 2045 dan mendukung pembangunan ekosistem riset dan inovasi, maka Kementerian PPN/Bappenas membuat beberapa terbitan. Pada tahun 2020 disusun terbitan yang berjudul “Mendorong Perbaikan Ekosistem Riset dan Inovasi Indonesia: Pembelajaran Internasional dan Masukan Pemangku Kepentingan”. Dan pada tahun 2021 kembali membuat terbitan dengan judul “Cetak Biru Ekosistem Pengetahuan dan Inovasi (Cetak Biru EPI)”. Pada terbitan yang berjudul Mendorong Perbaikan Ekosistem Riset dan Inovasi Indonesia (2020), disebutkan bahwa perpustakaan merupakan salah satu infrastruktur riset atau dengan kata lain perpustakaan adalah aktor pendukung dalam ekosistem riset/inovasi. Akan tetapi Kementerian PPN/Bappenas di tahun 2021 dalam publikasinya yang berjudul Cetak Biru EPI, tidak menyertakan perpustakaan di dalam publikasinya tersebut. Sementara itu apabila merujuk pada RPJMN 2020-2024, disebutkan bahwa perpustakaan dihadirkan untuk mengatasi permasalahan khususnya literasi. Lebih lanjut pada lampiran (Perpres No. 18 Th. 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024) dijelaskan lebih rinci bahwa perpustakaan memiliki peran dalam meningkatkan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas bagi terwujudnya masyarakat berpengetahuan dan berkarakter. Maka dari itu dengan tidak dibahasnya peran perpustakaan dalam kebijakan pembangunan ekosistem riset dan inovasi menjadi latar belakang penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data secara focus group discussion (FGD). Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan antara lain bahwa 1) perpustakaan memiliki peran dalam kolaborasi dan inovasi. Peran perpustakaan terkait dengan memfasilitasi kegiatan kolaborasi, riset, penemuan (inovasi), kreativitas, pembelajaran. Perpustakaan dapat memfasilitasi kegiatan tersebut dengan menyediakan ruangan, perlengkapan dan/atau peralatan pembelajaran/penelitian, dan layanan yang dapat mendukung kegiatan kolaborasi, riset, penemuan (inovasi), kreativitas, pembelajaran. 2) Terdapat hubungan antara Kawasan Sains dan Teknologi (KST) dan perpustakaan, dimana perpustakaan dapat menjadi akor pendukung di dalam KST. 3) Perpustakaan dapat menjadi pendukung di dalam KST karena perpustakaan mampu menjalankan fungsi community dan media dimana community dan media merupakan aktor di dalam konsep kolaborasi pentahelix.Item REKAYASA GROUND ENHANCEMENT MATERIAL (GEM) BERBASIS TUF VITRIK SEBAGAI MATERIAL PERBAIKAN PENTANAHAN PADA SISTEM PROTEKSI PETIR(2022-10-06) JAKAH; Zufialdi Zakaria; Dicky MuslimMaterial perbaikan pentanahan merupakan bagian penting dari sistem pentanahan sebagai penangkal petir untuk mengurangi risiko bahaya dari aktivitas petir. Material perbaikan pentanahan terdiri dari material konduktif dan superkonduktif biasa dikenal Ground Enhancement Material (GEM). GEM memiliki resistivitas rendah (ρ ≤ 0,20 Ω-m), sangat efektif meneruskan energi petir ke bumi. Faktor yang mempengaruhi resistivitas tanah yaitu kadar air, garam, elektrolit dan temperatur tanah. Bahan baku alam yang dapat digunakan sebagai material perbaikan pentanahan yaitu batuan kelompok aluminosilikat. Tuf vitrik merupakan batuan piroklastik kelompok mineral aluminosilikat (phyllosilicate), memiliki porositas sangat baik dan berpeluang dikembangkan sebagai material perbaikan pentanahan. Tuf vitrik termasuk kelompok batuan marginal dengan sumberdaya tersebar di seluruh wilayah mengikuti sebaran gunung api. Tujuan penelitian yaitu mengetahui karakteristik tuf vitrik, mendapatkan teknologi proses, dan memperoleh formulasi optimal. Metode penelitian yaitu observasi lapangan dan laboratorium. Kegiatan laboratorium terdiri dari preparasi, rekayasa tuf dengan metode aktivasi, dan pengujian/analisis. Metode aktivasi yang diterapkan yaitu aktivasi kimia dan fisika, kemudian memformulasinya dengan bahan aditif. Dimulai dengan desain eksperimen, homogenisasi, dan pengujian/analisis. Variasi eksperimen di desain 4 formula dengan variasi bahan utama 55-85% dan charcoal teraktivasi 7-37%, saling substitusi untuk 92% dari komposisi total. Kemudian bahan aditif NaCl 6%, dan CMC 2%. Kegiatan analisis terdiri dari petrografi, XRD, AAS, dan resistivitas. Hasil pengukuran resistivitas dibandingkan dengan standar produk GEM. Hasil penelitian menunjukkan secara megaskopis tuf vitrik memiliki karakteristik fisik kompak, warna putih hingga abu-abu kecoklatan, berbutir halus d 10 Ω-m). Teknologi proses yang dapat diterapkan dalam pengembangan tuf vitrik sebagai material perbaikan pentanahan yaitu aktivasi kimia basa menggunakan aktivator Natrium hidroksida (NaOH) 1 M, dengan perendaman selama ± 24 jam, aktivasi fisika melalui kalsinasi pada suhu 100o C selama ± 3 jam, dan penambahan bahan aditif (charcoal teraktivasi dan NaCl). Formula optimal dengan perolehan resistivitas 0,0124 Ω-m (≤ 0,2 Ω-m), stabil terhadap waktu (r = 0,11) dan penggunaan bahan aditif sedikit, yaitu 65% tuf vitrik teraktivasi, 27% charcoal teraktivasi, 6% NaCl, dan 2% CMC.Item Visibilitas Rambu Evakuasi Tsunami: Studi Kasus Tsunami Ready Village Desa Pangandaran, Jawa Barat(2023-11-07) AGUS MEN RIYANTO; Dicky Muslim; Tidak ada Data DosenTsunami merupakan salah satu fenomena alam yang jarang terjadi. Peristiwa tsunami umumnya dipicu oleh gempa bumi dangkal di bawah laut, erupsi gunung api bawah laut, longsor bawah laut atau hantaman meteor di laut. Pada wilayah pesisir yang padat penduduk dan memiliki banyak infrastruktur vital seperti perkotaan, obyek wisata, dan kawasan industri, tsunami dapat menyebabkan bencana yang mematikan sekaligus merusak infrastruktur yang ada. Evakuasi merupakan prioritas utama dan telah terbukti menjadi cara yang paling efektif untuk menyelamatkan diri setelah peringatan dini tsunami diterima atau tanda-tanda peringatan alam menunjukkan akan segera datang gelombang tsunami. Pemasangan rambu evakuasi dengan disain yang baik di lokasi yang tepat dan strategis memudahkan masyarakat memahami dan mengingat jalur-jalur evakuasi menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES). Cara melakukan evakuasi dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lain tergantung kondisi demografi, geografi, geologi, jaringan jalan dan ketersediaan TES. Selain rambu, peta evakuasi merupakan komponen kunci dari rencana evakuasi, yang menggambarkan pilihan jalur dan tempat evakuasi yang paling dekat bagi masyarakat yang sedang berada di zona bahaya tsunami. Penelitian ini berfokus pada visibilitas atau keterlihatan rambu evakuasi tsunami yang dibatasi pada aspek disain, tata letak, jumlah, penempatan dan arah orientasi rambu yang terpasang di Desa Pangandaran sebagai salah satu desa yang telah ditetapkan oleh IOC-UNESCO sebagai Tsunami Ready Village di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rambu-rambu evakuasi yang teridentifikasi dalam penelitian ini jumlahnya 48 buah. Jaringan jalan yang terpetakan di Desa Pangandaran idealnya membutuhkan rambu evakuasi sebanyak 234 buah. Masih terdapat selisih rambu sebanyak 186 buah yang masih jauh dari kondisi ideal jumlah rambu sesuai dengan kondisi lingkungan terbangun. Kondisi fisik rambu bervariasi karena waktu pemasangan yang berbeda sehingga berbeda tingkat visibilitasnya. Pemasangan rambu berlebih dalam satu lokasi dengan arah orientasi yang sama, sementara pada lokasi yang lain tidak terpasang rambu. Ini menggambarkan adanya skenario evakuasi yang berbeda, akan tetapi arah evakuasi menuju shelter/zona aman yang sama.