Inovasi Regional (S2)

Permanent URI for this collection

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 15 of 15
  • Item
    ANALISIS USABILITY PLATFORM PEMASARAN PRODUK PERTANIAN BERBASIS DIGITAL DI TINGKAT PETANI WILAYAH V KABUPATEN BOGOR
    (2023-08-31) EVRINA BUDIASTUTI; Yosini Deliana; Hamzah Ritchi
    Di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, Kabupaten Bogor merupakan tempat yang cocok untuk pengembangan pertanian dengan beragam komoditas. Di satu sisi, Pemerintah Kabupaten Bogor masih berusaha untuk memecahkan masalah keterbatasan akses petani terhadap peluang pemasaran. Sebagai sebuah inisiatif uji coba yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, Kiosagri.com menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk mencapai manfaat terbesar dalam meningkatkan penetrasi pasar produk pertanian, platform ini harus menjalankan uji coba usability. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai usability Kiosagri.com. Metodologi campuran dengan desain sekuensial eksplanatori digunakan dalam penelitian ini. Petani yang telah menggunakan platform Kiosagri.com adalah target audiens untuk sensus responden. Pada tahap kuantitatif, analisis data menggunakan statistik deskriptif dan uji regresi parsial dilakukan terhadap 32 responden. Pada tahap kualitatif, analisis tematik dan deskriptif kualitatif dilakukan terhadap 10 responden secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa platform Kiosagri memiliki kegunaan yang baik. Hal ini dicapai sebagai hasil dari sejumlah faktor yang menguntungkan yang berkaitan dengan manfaat yang dirasakan oleh pengguna, seperti kenyamanan penggunaan, kesesuaian desain, dan fitur yang disediakan oleh Kiosagri. Dimensi usability yang paling dominan pengaruhnya terhadap usability hanya efficiency yang memiliki pengaruh signifikan terhadap usability.
  • Item
    Kinerja Kewirausahaan Strategis Perempuan Pengolah Hasil Perikanan di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
    (2023-05-16) ADITYA ARI YUDHANTO; Rivani; Emma Rochima
    Kewirausahaan strategis menjadi bagian dari usaha bisnis UMKM untuk mengeksplorasi prospek kewirausahaan di masa depan secara simultan memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki saat ini. Para akademisi dan praktisi berusaha untuk menyederhanakan beberapa komponen kewirausahaan strategis menjadi komponen yang lebih sederhana. Namun, kebanyakan model kewirausahaan strategis yang dihasilkan belum dapat menyesuaikan dengan situasi bisnis tertentu. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis menggunakan program Smart PLS kinerja pengusaha perempuan pengolahan hasil perikanan skala UMKM dalam situasi pandemi Covid-19 yang ditelaah melalui beberapa komponen kewirausahaan strategis (faktor lingkungan, sumber daya individu, orkestrasi sumber daya, dan keunggulan kompetitif). Penelitian ini menggunakan data informasi dari survei sensus terhadap 30 pengusaha perempuan yang terlibat dalam pengolahan hasil perikanana di Kabupaten Cibinong Bogor untuk menguji konsep teoritis strategi kewirausahaan. Analisis data menggunakan program Smart Pls Versi 3.0 serta pendekatan deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini. Disimpulkan dari hasil hipotesa penelitian bahwa elemen lingkungan, sumber daya individu, dan orkestrasi sumber daya tersebut secara keseluruhan mampu menghasilkan kinerja dan nilai bagi para pelaku usaha perempuan, yang menghasilkan keunggulan kompetitif. Penelitian ini telah berkontribusi pada pemahaman terbaru tentang sikap dan aktivitas para pelaku usaha perempuan selama masa pandemi, khususnya terkait dengan peluang kewirausahaan dan kinerja UMKM. Model kewirausahaan strategis yang dihasilkan bermanfaat untuk memprediksi kinerja pelaku usaha. Studi ini membuktikan bahwa kewirausahaan strategis sangat penting untuk bertahan hidup di lingkungan yang bergejolak sehingga menghasilkan kinerja kewirausahaan yang unggul
  • Item
    Model mitigasi bencana menuju pariwisata aman bencana kawasan geosite openpit nam salu pada Belitong Unesco Global geopark
    (2024-01-03) IDWAN FIKRI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    ABSTRAK Geopark Belitong telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional dan UNESCO Global Geopark dimana salah satunya adalah geosite Open Pit Nam Salu yang berlokasi di Desa Senyubuk Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur. Geosite yang merupakan area bekas penambangan timah terbuka ini mempunyai daya tarik pariwisata namun di sisi lain juga memiliki potensi bencana. Untuk itulah penelitian ini dilakukan untuk mengkaji model mitigasi bencana di kawasan geosite, khususnya geosite Open Pit Nam Salu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode ini dipilih untuk memperoleh serta memahami fakta yang ada di lapangan secara lebih mendalam. Data penelitian diperoleh melalui observasi, studi pustaka, dan wawancara yang dilakukan terhadap para narasumber yang merupakan para pemangku kepentingan atas mitigasi bencana di kawasan geosite Open Pit Nam Salu sebagai destinasi pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan geosite Open Pit Nam Salu sebagai destinasi pariwisata belum diikuti dengan model mitigasi bencana yang sesuai. Permasalahan terkait mitigasi bencana di geosite ini, dan wilayah Kabupaten Belitung Timur pada umumnya, adalah berupa: (1) terbatasnya infrastruktur pendukung dan fasilitas kritis; (2) belum adanya peta rawan bencana, sistem peringatan dini; dan dokumen kajian risiko bencana; (3) kebijakan wisata daerah belum mencakup permasalahan mitigasi bencana; (4) terbatasnya sosialisasi tentang masalah kebencanaan pada objek pariwisata; dan (5) kurang terlibatnya masyarakat dalam penyuluhan dan pelatihan manajemen kebencanaan. Atas dasar itu, diperlukan suatu model mitigasi bencana berbasis kolaborasi dengan masyarakat sehingga geosite Open Pit Nam Salu dapat menjadi destinasi pariwisata yang aman dengan tetap mempertahankan daya tariknya untuk dikunjungi. Kata kunci: Mitigasi bencana, pariwisata, geopark, aman, masyarakat
  • Item
    Strategi Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Belitung Timur
    (2023-05-22) IRSYADINNAS; Sinta Ningrum; Centurion Chandratama Priyatna
    Salah satu ciri fundamental dari negara demokratis yaitu penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka. Peran vital penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka dimaksudkan agar terjadi percepatan inovasi di sektor publik melalui interaksi aktif antara setidaknya dua aktor inovasi yaitu negara dan publik. Dalam sistem pemerintahan di Indonesia, konsep pemerintahan yang terbuka ini dikenal dengan istilah Keterbukaan Informasi Publik (KIP). KIP merupakan manifestasi dari pertanggungjawaban penuh negara terhadap rakyatnya, di mana dalam organisasi publik yang dibiayai oleh rakyat, negara memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya secara terbuka kepada publik agar publik secara timbal balik mampu memberikan umpan balik guna peningkatan kualitas layanan publik, sehingga badan publik bisa terus melakukan inovasi layanannya. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penyelenggaraan keterbukaan informasi publik, serta menyusun strategi guna peningkatan kualitas penyelenggaraan keterbukaan informasi publik yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah selaku badan publik di Kabupaten Belitung Timur dari aspek kelembagaan, regulasi, dan media yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi publik. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (FGD), observasi dan telaah dokumentasi. Validasi data dilakukan dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan dalam penyelenggaraan KIP dari aspek kinerja PPID yaitu produktivitas PPID, kualitas layanan PPID, responsivitas PPID, responsibilitas PPID, namun dari faktor akuntabilitas PPID sudah menunjukkan capaian yang baik. Dari aspek regulasi, faktor keberadaan Peraturan Daerah tentang KIP juga memengaruhi kualitas penyelenggaraan KIP Belitung Timur, namun perlu dielaborasi lebih lanjut dengan peraturan bupati dan SOP. Sedangkan dari aspek media, PPID Belitung Timur telah memanfaatkan dengan baik berbagai kanal media untuk penyediaan dan penyebarluasan informasi publik. Strategi yang ditawarkan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan KIP di Belitung Timur adalah meningkatkan kinerja PPID, menerbitkan regulasi teknis dan menyusun SOP, serta memanfaatkan ragam media informasi publik sekaligus meningkatkan infrastruktur telekomunikasi.
  • Item
    Pewarisan Budaya Kampung Adat Banceuy
    (2023-05-18) ILHAM KAMALUDIN SUMANTRI; Mudiyati Rahmatunnisa; Achmad Rizal
    Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan secara detail proses pewarisan nilai-nilai budaya dari di Kampung Adat Banceuy Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dan metode pendekatan metode studi deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pewarisan tradisi nilainilai budaya di Kampung Adat Banceu dalam mengkonstruksi nilai-nilai budaya berdasarkan keyakinan turun temurun dari pendahulunya yaitu Aki ito ke kenerasi muda masih terjaga.Pewarisan budaya sendiri banyak perubahan ada pulan yang tetap. Pola komunikasi di Kampung Adat Banceuy dalam melestarikan nilai-nilai budaya terjadi dalam dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Interpretasi masyarakat di Kampung Adat Banceuy dalam memaknai perkembangan zaman terhadap nilai-nilai budaya mengalami perubahan dari berbagai Hal. Ini berlangsung secara situasional. Secara fisik kehidupan tatanan sosial masyarakat Kampung Adat Banceuy telah berubah karena pengaruh budaya luar, tetapi secara substansi nilai-nilai budaya masih bertahan walaupun zaman terus berkembang. Kata Kunci : Pewarisan budaya, Masyarakat Adat, Kampung Adat Banceuy
  • Item
    REKAYASA GROUND ENHANCEMENT MATERIAL (GEM) BERBASIS TUF VITRIK SEBAGAI MATERIAL PERBAIKAN PENTANAHAN PADA SISTEM PROTEKSI PETIR
    (2022-10-06) JAKAH; Zufialdi Zakaria; Dicky Muslim
    Material perbaikan pentanahan merupakan bagian penting dari sistem pentanahan sebagai penangkal petir untuk mengurangi risiko bahaya dari aktivitas petir. Material perbaikan pentanahan terdiri dari material konduktif dan superkonduktif biasa dikenal Ground Enhancement Material (GEM). GEM memiliki resistivitas rendah (ρ ≤ 0,20 Ω-m), sangat efektif meneruskan energi petir ke bumi. Faktor yang mempengaruhi resistivitas tanah yaitu kadar air, garam, elektrolit dan temperatur tanah. Bahan baku alam yang dapat digunakan sebagai material perbaikan pentanahan yaitu batuan kelompok aluminosilikat. Tuf vitrik merupakan batuan piroklastik kelompok mineral aluminosilikat (phyllosilicate), memiliki porositas sangat baik dan berpeluang dikembangkan sebagai material perbaikan pentanahan. Tuf vitrik termasuk kelompok batuan marginal dengan sumberdaya tersebar di seluruh wilayah mengikuti sebaran gunung api. Tujuan penelitian yaitu mengetahui karakteristik tuf vitrik, mendapatkan teknologi proses, dan memperoleh formulasi optimal. Metode penelitian yaitu observasi lapangan dan laboratorium. Kegiatan laboratorium terdiri dari preparasi, rekayasa tuf dengan metode aktivasi, dan pengujian/analisis. Metode aktivasi yang diterapkan yaitu aktivasi kimia dan fisika, kemudian memformulasinya dengan bahan aditif. Dimulai dengan desain eksperimen, homogenisasi, dan pengujian/analisis. Variasi eksperimen di desain 4 formula dengan variasi bahan utama 55-85% dan charcoal teraktivasi 7-37%, saling substitusi untuk 92% dari komposisi total. Kemudian bahan aditif NaCl 6%, dan CMC 2%. Kegiatan analisis terdiri dari petrografi, XRD, AAS, dan resistivitas. Hasil pengukuran resistivitas dibandingkan dengan standar produk GEM. Hasil penelitian menunjukkan secara megaskopis tuf vitrik memiliki karakteristik fisik kompak, warna putih hingga abu-abu kecoklatan, berbutir halus d 10 Ω-m). Teknologi proses yang dapat diterapkan dalam pengembangan tuf vitrik sebagai material perbaikan pentanahan yaitu aktivasi kimia basa menggunakan aktivator Natrium hidroksida (NaOH) 1 M, dengan perendaman selama ± 24 jam, aktivasi fisika melalui kalsinasi pada suhu 100o C selama ± 3 jam, dan penambahan bahan aditif (charcoal teraktivasi dan NaCl). Formula optimal dengan perolehan resistivitas 0,0124 Ω-m (≤ 0,2 Ω-m), stabil terhadap waktu (r = 0,11) dan penggunaan bahan aditif sedikit, yaitu 65% tuf vitrik teraktivasi, 27% charcoal teraktivasi, 6% NaCl, dan 2% CMC.
  • Item
    Pajak Karbon Melalui Pendekatan Pengaturan Sebagai Instrumen Ekonomi Atas Internalisasi Biaya Eksternal Negatif Menuju Net Zero Emission (NZE) di Bidang energi (Batubara)
    (2019) ENDRUW SAMASTA; Dewi Kania Sugiharti; Dede Abdul Hasyir
    Endruw Samasta, Pajak Karbon Melalui Pendekatan Pengaturan Sebagai Instrumen Ekonomi atas Internalisasi Biaya Eksternal Negatif Menuju Net Zero Emission (NZE) di Bidang Energi (Batubara), DR. Dewi Kania Sugiharti, S.H., M.H. dan Dede Abdul Hasyir, S.E., Ak. CSP., M. Ak., Program Magister Inovasi Regional. 2023. Penelitian ini dilatarbelakangi upaya untuk menurunkan jejak karbon, dengan diratifikasinya Protokol Kyoto pada Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 mendorong kesepakatan global dalam Paris Agreement untuk menurunkan emisi karbon dalam rencana Nationally Determined Contributions (NDCs). Lebih jauh pada konferensi perubahan iklim (COP) ke-26, Indonesia menyetujui untuk menuju Net Zero Emission (NZE). Salah satu upaya menuju NZE, Indonesia akan menerapkan Pajak atas Karbon. Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan (UU HPP) dalam menentukan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) akan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan, namun hingga saat ini belum diterbitkan. Penelitian bertujuan untuk dapat menjadi referensi atas faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam penentuan DPP Pajak Karbon. Adapun tujuan penelitian ini sebagai perbandingan perhitungan pajak karbon dari beberapa pendekatan dan bagaimana menentukan pajak karbon menuju NZE. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif induktif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara dan atas data sekunder bersumber pada peraturan, publikasi ilmiah, buku, laporan penelitian, dan artikel. Untuk menentukan bagaimana cara perhitungan Emisi dilakukan wawancara sebagaimana best practice dilakukan, kemudian dilakukan konfirmasi terhadap guidelines menurut IPCC, bahwa emisi dapat dilakukan pendekatan perhitungan melalui 3 tingkatan atau lebih dikenal dengan Tier 1, Tier 2, dan Tier 3. Adapun dalam menentukan emisi CO2e dalam UU HPP, diketahui antara lain CO2, N2O, dan CH4, untuk itu perlu diberikan pembatasan dan perluasan senyawa ekuivalen CO2 yang dapat dihitung sebagai emisi karbon menurut IPCC. Hasil penelitian menunjukan berbagai macam metode perhitungan pajak karbon dapat dilakukan, dan terdapat suatu hubungan antara jumlah emisi dan konsentrasi karbon terhadap isu lingkungan hidup termasuk di dalamnya NZE.
  • Item
    Visibilitas Rambu Evakuasi Tsunami: Studi Kasus Tsunami Ready Village Desa Pangandaran, Jawa Barat
    (2023-11-07) AGUS MEN RIYANTO; Dicky Muslim; Tidak ada Data Dosen
    Tsunami merupakan salah satu fenomena alam yang jarang terjadi. Peristiwa tsunami umumnya dipicu oleh gempa bumi dangkal di bawah laut, erupsi gunung api bawah laut, longsor bawah laut atau hantaman meteor di laut. Pada wilayah pesisir yang padat penduduk dan memiliki banyak infrastruktur vital seperti perkotaan, obyek wisata, dan kawasan industri, tsunami dapat menyebabkan bencana yang mematikan sekaligus merusak infrastruktur yang ada. Evakuasi merupakan prioritas utama dan telah terbukti menjadi cara yang paling efektif untuk menyelamatkan diri setelah peringatan dini tsunami diterima atau tanda-tanda peringatan alam menunjukkan akan segera datang gelombang tsunami. Pemasangan rambu evakuasi dengan disain yang baik di lokasi yang tepat dan strategis memudahkan masyarakat memahami dan mengingat jalur-jalur evakuasi menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES). Cara melakukan evakuasi dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lain tergantung kondisi demografi, geografi, geologi, jaringan jalan dan ketersediaan TES. Selain rambu, peta evakuasi merupakan komponen kunci dari rencana evakuasi, yang menggambarkan pilihan jalur dan tempat evakuasi yang paling dekat bagi masyarakat yang sedang berada di zona bahaya tsunami. Penelitian ini berfokus pada visibilitas atau keterlihatan rambu evakuasi tsunami yang dibatasi pada aspek disain, tata letak, jumlah, penempatan dan arah orientasi rambu yang terpasang di Desa Pangandaran sebagai salah satu desa yang telah ditetapkan oleh IOC-UNESCO sebagai Tsunami Ready Village di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rambu-rambu evakuasi yang teridentifikasi dalam penelitian ini jumlahnya 48 buah. Jaringan jalan yang terpetakan di Desa Pangandaran idealnya membutuhkan rambu evakuasi sebanyak 234 buah. Masih terdapat selisih rambu sebanyak 186 buah yang masih jauh dari kondisi ideal jumlah rambu sesuai dengan kondisi lingkungan terbangun. Kondisi fisik rambu bervariasi karena waktu pemasangan yang berbeda sehingga berbeda tingkat visibilitasnya. Pemasangan rambu berlebih dalam satu lokasi dengan arah orientasi yang sama, sementara pada lokasi yang lain tidak terpasang rambu. Ini menggambarkan adanya skenario evakuasi yang berbeda, akan tetapi arah evakuasi menuju shelter/zona aman yang sama.
  • Item
    KERJA SAMA REGIONAL UTILITAS PIPA LINTAS BATAS TRANS-ASEAN GAS PIPELINES DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL
    (2022-10-16) MUTIARA KHADIJAH; Huala Adolf; Huala Adolf
    Bahwa pada saat ini belum ada pengaturan di level internasional yang secara harmonis dan universal mengatur mengenai kerja sama jaringan pipa lintas batas. Salah satu akibatnya adalah negara-negara di belahan dunia menerapkan model kerja sama yang berbeda atau tidak seragam, contohnya yaitu bentuk kerja sama yang diterapkan pada Trans-ASEAN Gas Pipelines (TAGP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi beberapa perjanjian internasional yang mengatur unsur-unsur dari jaringan pipa lintas batas, model kerja sama TAGP beserta analisisnya terhadap model kerja sama secara teoritis. Dalam meneliti permasalahan ini, penulis menggunakan metode penelitian berupa yuridis normatif termasuk pendekatan hukum futurikal, yaitu studi terhadap norma hukum yang datanya diperoleh dari data sekunder. Adapun hasil penelitian yang ditemukan adalah bahwa beberapa perjanjian internasional seperti UNCLOS, Energy Charter Treaty (ECT) dan Transit Convention mengatur beberapa aspek terkait jaringan pipa lintas batas. Secara teoritis, model kerja sama jaringan pipa lintas batas terdiri atas interconnector model dan unified project model. Kemudian, TAGP adalah proyek kerja sama yang didasari pada sebuah MoU yang mengatur terbatas pada jaringan pipa saja akan tetapi dalam perkembangannya ternyata diperluas ke dalam kerja sama terminal regasifikasi. Adapun yang terakhir, berdasarkan hasil analisis, model kerja sama TAGP tidak dapat diidentifikasi baik ke dalam kategori interconnected model maupun unified project model serta sebetulnya langkah yang diambil untuk menggabungkan terminal regasifikasi ke dalam proyek TAGP menyebabkan ketidakpastian dalam pengaturan kerja sama TAGP itu sendiri.
  • Item
    PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN SAINS TERHADAP DAMPAK INDIVIDU PADA LABORATORIUM LPTB LIPI
    (2022-10-12) RIKA WULANDARI; Emma Rochima; Cipta Endyana
    Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan salah satu lembaga penelitian terbesar di Indonesia. Saat ini LIPI memiliki layanan terintegrasi berbasis website untuk Layanan Sains (ELSA). Penelitian ini bertujuan untuk menilai individu yang dipengaruhi oleh dua variabel endogen, yaitu pengguna dan kepuasan pengguna. Model pengukuran yang digunakan diadaptasi dari model keberhasilan Sistem Informasi Delone dan McLean. Sebanyak 51 responden dipilih dengan teknik simple random sampling. Penelitian menggunakan partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) dengan SmartPLS versi 3.2.9 untuk menganalisis data. Faktor yang terbukti signifikan mempengaruhi kepuasan pengguna adalah kualitas sistem dan kualitas informasi. Aspek kualitas sistem yang perlu diperhatikan oleh penyedia layanan yaitu waktu respon masalah teknis yang dapat dilakukan dengan cepat sehingga memberikan kenyamanan akses bagi pengguna layanan sains LPTB LIPI Sedangkan aspek kualitas informasi yang harus diperhatikan yaitu ketepatan informasi yang harus ditingkatkan kembali terkait dengan data yang disajikan agar sesuai dengan fungsi dan isinya. Perbaikan ini bisa dilakukan dengan menambah jumlah pengelola yang khusus bertugas untuk update data dan informasi sistem layanan sains LPTB LIPI. Berdasarkan nilai R2 dengan nilai kepuasan pengguna dan dampak individu berpengaruh substansial terhadap variabel endogen. Nilai pengguna berpengaruh moderate terhadap variabel endogen. Hal tersebut dapat diartikan bahwa nilai keberadaan konstruk kepuasan pengguna dan pengguna dapat mempengaruhi perubahan nilai R2 konstruk dampak individu secara signifikan. Selain itu, penelitian ini secara praktis dapat membantu instansi terkait khususnya Unit Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) sebagai sampel penelitian ELSA dan secara teoritis berharga bagi peneliti dalam hal keberhasilan ELSA.
  • Item
    Potensi dan Peta Inovasi Riset Bidang Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia: Studi Bibliometrik
    (2019) NOORIKA RETNO WIDURI; Nana Sulaksana; Zufialdi Zakaria
    ABSTRAK Penelitian ini menggunakan metode bibliometrik dengan teknik co-word untuk analisis serta memvisualisasikan inovasi serta kontribusi riset dalam bidang Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Indonesia. Sumber data berasal dari publikasi riset bidang pengurangan risiko bencana yang diterbitkan antara 2017-2020 ditelusur pada pangkalan data Scopus, Web of science dan google scholar. Penelitian ini menggunakan analisis kata kunci dengan perangkat lunak vosviewer, untuk menunjukkan inovasi dan kontribusi riset pengurangan risiko bencana. Hasil temuan kata kunci kemudian divalidasi oleh para pakar dan kemudian divisualisasikan dengan menggunakan perangkat Tableau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia telah berkontribusi dalam riset pengurangan risiko bencana serta ditemukannya beberapa inovasi yang berpeluang untuk menjadi riset kedepan, beberapa diantaranya kearifan local dalam pengurangan risiko bencana serta pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Hasil lain menunjukkan bahwa visualisasi hasil riset dapat menjadi gambaran untuk melakukan riset yang belum banyak dilakukan, serta memungkinkan adanya kolaborasi riset untuk lintas disiplin. Metode bibliometrik dipadukan dengan metode analisis lainnya dapat digunakan dalam mengetahui inovasi yang berkembang pada suatu bidang keilmuan, kontribusi riset serta peluang riset yang dapat dilakukan
  • Item
    PERAN PERPUSTAKAAN DALAM EKOSISTEM INOVASI NASIONAL: STUDI PENTAHELIX
    (2023-12-21) NURIDA MAULIDIA RAHMA; Cipta Endyana; Dicky Muslim
    Pembangunan ekosistem riset dan inovasi patut untuk diprioritaskan mengingat kebutuhan dan manfaatnya bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Kebutuhan akan ekosistem riset dan inovasi ditegaskan juga di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek) bahwa Indonesia membutuhkan ekosistem riset dan inovasi agar dapat menyokong iklim riset Indonesia yang berkelanjutan. Dalam rangka memastikan terwujudnya cita-cita Indonesia Maju 2045 dan mendukung pembangunan ekosistem riset dan inovasi, maka Kementerian PPN/Bappenas membuat beberapa terbitan. Pada tahun 2020 disusun terbitan yang berjudul “Mendorong Perbaikan Ekosistem Riset dan Inovasi Indonesia: Pembelajaran Internasional dan Masukan Pemangku Kepentingan”. Dan pada tahun 2021 kembali membuat terbitan dengan judul “Cetak Biru Ekosistem Pengetahuan dan Inovasi (Cetak Biru EPI)”. Pada terbitan yang berjudul Mendorong Perbaikan Ekosistem Riset dan Inovasi Indonesia (2020), disebutkan bahwa perpustakaan merupakan salah satu infrastruktur riset atau dengan kata lain perpustakaan adalah aktor pendukung dalam ekosistem riset/inovasi. Akan tetapi Kementerian PPN/Bappenas di tahun 2021 dalam publikasinya yang berjudul Cetak Biru EPI, tidak menyertakan perpustakaan di dalam publikasinya tersebut. Sementara itu apabila merujuk pada RPJMN 2020-2024, disebutkan bahwa perpustakaan dihadirkan untuk mengatasi permasalahan khususnya literasi. Lebih lanjut pada lampiran (Perpres No. 18 Th. 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024) dijelaskan lebih rinci bahwa perpustakaan memiliki peran dalam meningkatkan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas bagi terwujudnya masyarakat berpengetahuan dan berkarakter. Maka dari itu dengan tidak dibahasnya peran perpustakaan dalam kebijakan pembangunan ekosistem riset dan inovasi menjadi latar belakang penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data secara focus group discussion (FGD). Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan antara lain bahwa 1) perpustakaan memiliki peran dalam kolaborasi dan inovasi. Peran perpustakaan terkait dengan memfasilitasi kegiatan kolaborasi, riset, penemuan (inovasi), kreativitas, pembelajaran. Perpustakaan dapat memfasilitasi kegiatan tersebut dengan menyediakan ruangan, perlengkapan dan/atau peralatan pembelajaran/penelitian, dan layanan yang dapat mendukung kegiatan kolaborasi, riset, penemuan (inovasi), kreativitas, pembelajaran. 2) Terdapat hubungan antara Kawasan Sains dan Teknologi (KST) dan perpustakaan, dimana perpustakaan dapat menjadi akor pendukung di dalam KST. 3) Perpustakaan dapat menjadi pendukung di dalam KST karena perpustakaan mampu menjalankan fungsi community dan media dimana community dan media merupakan aktor di dalam konsep kolaborasi pentahelix.
  • Item
    KAJIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN BANDUNG UTARA (PENERAPAN KOEFISIEN DASAR BANGUNAN BERBASIS INFILTRASI DI KECAMATAN PARONGPONG)
    (2022-10-06) PUTRAARTA SAMODRO; Mudiyati Rahmatunnisa; Mudiyati Rahmatunnisa
    Kawasan Bandung Utara (KBU) memegang peranan dan fungsi vital terhadap wilayah di sekitarnya karena KBU merupakan daerah resapan air. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat mengarahkan KBU sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) bidang penanganan lingkungan hidup. Pengendalian tata ruang Kawasan Bandung Utara saat ini diatur oleh Peraturan Gubernur tentang Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara Sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat. Pembangunan yang dilakukan di KBU harus memperhatikan daya dukung lingkungan, sehingga program pemanfaatan ruang yang akan dijadikan sebagai regulasi dalam dokumen tata ruang telah berbasis daya dukung lingkungan. Arahan dalam pengaturan dan pengendalian bangunan dapat dilakukan melalui pengendalian intensitas kawasan melalui koefisien dasar bangunan (KDB). Pengendalian luas bangunan agar tidak mengganggu penyerapan air hujan ke tanah (infiltrasi), dapat dilakukan dengan penentuan KDB yang ditinjau dari aspek lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis daya dukung lingkungan KBU dari aspek infiltrasi, serta menentukan nilai KDB lahan terbangun berbasis infiltrasi di KBU. Pendekatan yang digunakan adalah aplikasi metoda indeks konservasi dalam penyusunan rekomendasi program pemanfaatan ruang, serta analisis KDB berbasis infiltrasi. Hasil analisis menunjukan bahwa, penggunaan lahan tahun 2015 telah menurunkan fungsi konservasi aktual yang menyebabkan adanya wilayah konservasi kritis sebesar 68,37% dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 69,78%. Aplikasi indeks konservasi pada arahan rencana pola ruang RTRW Provinsi Jawa Barat menunjukan turunnya wilayah konservasi kritis menjadi 35,90% pada tahun 2029. Penurunan wilayah konservasi kritis tahun 2029 belum ditunjang oleh program-program lingkungan dalam perwujudan rencana pola ruang yang mampu meningkatkan kelas konservasi baik sebesar 42,27%, dimana pada tahun 2018 kelas konservasi baik hanya sebesar 10,78%. Dapat disimpulkan bahwa, kajian IKA dan IKC yang telah dilakukan dalam penelitian ini memperlihatkan adanya pertambahan sebaran lahan kritis di KBU, serta analisis IKR membuktikan bahwa rencana pola ruang RTRW Provinsi Jawa Barat akan mampu menurunkan wilayah konservasi kritis. Berdasarkan perbadingan 3 analisis KDB dengan arahan peraturan daerah, terlihat bahwa analisis KDB berbasis infiltrasi modifikasi (berbasis indeks konservasi) merupakan hasil analisis KDB dengan nilai yang berada di bawah nilai arahan peraturan daerah. Sedangkan hasil analisis KDB berbasis infiltrasi modifikasi (berbasis indeks konservasi aktual) merupakan hasil analisis KDB dengan nilai variatif, ada yang diatas arahan peraturan daerah dan ada pula yang dibawah arahan peraturan daerah. Kata Kunci: daya dukung lingkungan, indeks konservasi, kawasan Bandung utara, pemanfaatan ruang, koefisien dasar bangunan
  • Item
    PERANAN KOMUNITAS LOKAL DALAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN GEOSITE DI KAWASAN GEOPARK BELITONG
    (2021-04-10) YUSPIAN; Budi Muljana; Nana Sulaksana
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana masyarakat setempat sebagai pengelola geosite membuat perencanaan pengembangan geosite di Kawasan Geopark Belitong. Dalam hal ini masyarakat setempat menjadi sumber utama informasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tidak didasarkan pada pengujian hipotetis tetapi dengan menggunakan analisis terhadap definisi operasional konsep yang telah dirumuskan berdasarkan pertanyaan penelitian. Namun demikian, peneliti juga melakukan analisis matematika menggunakan Teknik “Weight Scoring System” atau sistem penilaian berbobot untuk menganalisis pola dan arti hubungan antar kategori. Sementara itu, peninjauan literatur masih tetap dilakukan untuk mengetahui teori-teori yang telah diterapkan dalam penelitian terkait. Instrumen pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini dilakukan di 4 (empat) lokasi Geosite yang terdiri dari 1) Geosite Bukit Peramun di Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, 2) Geosite Juru Sebrang di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung, 3) Geosite OpenPit Namsalu di Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur dan 4) Geosite Tebat Rasau di Kecamatan Simpang Renggiang Kabupaten Belitung Timur. Dengan teknik "purposive sampling", maka jumlah Informan yang digunakan adalah sebanyak 16 orang yang didistribusikan secara proporsional untuk setiap lokasi penelitian. Penelitian ini menemukan fakta bahwa masyarakat lokal pada umumnya memiliki kemampuan yang baik untuk menyusun dan merumuskan perencanaan pengembangan Geosite namun tetap berpotensi untuk lebih ditingkatkan dengan mengoptimalkan pengetahuan, partisipasi dan keterampilan teknis dalam perencanaan melalui strategi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (HRD) dalam pengelolaan Geosite sesuai dengan top 10 fokus area UNESCO Global Geopark.
  • Item
    Model Pengelolaan Berkelanjutan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat dalam Upaya Konservasi Sud Daerah Aliran Sungai Hulu Citarum
    (2022-10-07) ANDIS PRISWANTORO; Nana Sulaksana; Nana Sulaksana
    Penerapan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) model pengelolaan konvensional yang bersifat top down, sentralistik di tingkat desa seringkali dapat memicu kegagalan berlanjutnya pengelolaan DAS. Sejak 2018 program percepatan pengendalian sungai Citarum Harum dengan targetnya adalah penanganan lahan kritis kearah konservasi. Penanganan lahan scara berkelanjutan mendorong paradigma baru dengan pengelolaan sumber daya alam partisipatif melalui community based natural resources management (CBNRM). Penelitian ini dilakukan di DAS Hulu Citarum, tepatnya di Desa Cikembang, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Tujuan penelitian adalah (1)mengetahui aktivitas/fungsi peran pihak luar/stakeholder, (2) mengetahui model pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat saat ini dengan aspek CBNRM dan (3)menyusun usulan model implementasi yang berkelanjutan. Langkah penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, tahap I yaitu pengamatan lahan, kegiatan petani pengelola dan tahap II wawancara pakar/ahli ditingkat kebijakan untuk arahan AHP. Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian campuran (Mixed methods) dengan strategi embedded konkuren, yaitu mengkombinasikan penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif untuk memahami, mengalisis proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta keterlibatan stakeholder lainnya. Metode kuantitatif untuk menganalisis kelayakan investasi tanaman konservasi, analisis kesesuain lahan. Selain itu, analisis AHP untuk menentukan arahan model pengelolaan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas/peran stakeholder hasil identifikasi terdapat beberapa tingkatan yaitu: (a) tingkat konstitusi, (b)tingkat pilihan kolektif dan (c)tingkat operasional. CBNRM berbasis AHP (Analytical Hierarchy Process) di Desa Cikembang mampu berkontribusi positif pemberdayaan masyarakat dan konservasi sumber daya alam pada lima aspek dari enam aspek CBNRM, yaitu keadilan, pemberdayaan, resolusi konflik, pengetahuan dan kesadaran, serta perlindungan keanekaragaman hayati. Kemudian nilai rating alternatif penggunaan lahan oleh responden/pakar yaitu untuk kayu karena seiring dengan program percepatan penanggulangan lahan kritis. Penanganan lahan tersebut dengan sistem tanam MPTS (Multi Puporse Tree Spesies) dalam satu lahan ditanami 3(tiga) jenis tanaman: keras, sayuran dan buah-buahan). Hasil analisis menunjukkan budidaya kopi, alpukat dengan tegakan tanaman kayu putih, mampu menjadi tanaman konservasi penahan erosi dan atau run off dengan teknik pola tanam. Salain itu, tanaman tersebut memiliki nilai tambah ekonomi petani dengan masa yang cukup panjang (10-15 tahun), sehingga keberlanjutan pengelolaan Sub DAS di Desa Cikembang, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung berbasis masyarakat dapat tercapai.