S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Author "Agus Didit Haryanto"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item KONTRIBUSI KARAKTERISTIK RESISTIVITAS DALAM MEMPERKIRAKAN PARAMETER KONDUKTIVITAS HIDROLIK PADA AKUIFER BEBAS DI ENDAPAN VULKANIK (STUDI KASUS: LERENG UTARA GUNUNG CIREMAI, JAWA BARAT)(2023-03-02) DEDEN ZAENUDIN MUTAQIN; Agus Didit Haryanto; HendarmawanParameter hidrolik media berpori seperti porositas (φ) dan konduktivitas hidrolik (K) adalah faktor yang paling penting untuk perencanaan dan pengelolaan eksploitasi air dari akuifer. Dalam penelitian ini, metode geolistrik diterapkan pada akuifer berpori dari kompleks vulkanik untuk mengestimasi porositas dan konduktivitas hidrolik di lereng utara Gunungapi Ciremai menggunakan hukum Archie dan persamaan Kozeny. Untuk tujuan ini, empat jenis data digunakan untuk mengestimasi K dan φ, termasuk profil litologi, tabel air, kualitas air tanah, data uji pemompaan, dan pemeruman listrik vertikal (VES). Berdasarkan hukum Archie dan persamaan Kozeny, diperoleh nilai alpha (a) dan faktor sementasi (m) dimana nilai median α = 1,01 dan m = 1,36 mewakili akifer yang diteliti. Porositas (φ) akuifer bervariasi dari 0,097 hingga 0,187 dengan rata-rata 0,141 dan secara spasial terkait dengan konduktivitas hidrolik (Kestimasi) yang bervariasi dari 4,97 × 10-6 hingga 6,75 × 10-5 m/s setelah penerapan persamaan Kozeny. Konduktivitas hidrolik (Kp) yang dihitung dari uji pemompaan bervariasi dari 9,07 × 10-6 hingga 1,06 × 10-4 m/s dan berkorelasi kuat (r = 0,87). Selanjutnya, hubungan antara resistivitas dan konduktivitas hidrolik dibuat untuk akuifer yang dipelajari untuk memungkinkan estimasi parameter ini dilokasi yang kekurangan data.Item REKONSILIASI BLOK MODEL SUMBERDAYA LATERIT TERHADAP AKTUAL PENAMBANGAN PADA AREA PERBUKITAN ZAHWAH, SOROWAKO, KABUPATEN LUWU TIMUR, PROVINSI SULAWESI SELATAN(2015) DENI HERNANDI; Mega Fatimah Rosana; Agus Didit HaryantoPenelitian dilaksanakan pada Perbukitan Zahwah yang merupakan endapan nikel laterit, dengan luasan 73,45 Ha, merupakan sebagian kecil dalam area Kontrak Karya (KK) PT. Vale Indonesia Tbk. yang terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Rekonsiliasi merupakan satu tahap atau bagian penting dalam proses estimasi sumberdaya dan bertujuan untuk mengukur tingkat rasio kesuksesan penambangan terhadap target yang telah ditetapkan berdasarkan blok model sumberdaya yang digunakan. Cut dan Global stat merupakan metode yang digunakan dalam proses tabulasi rekonsiliasi tambang dengan menggunakan aplikasi CAE Studio 3.24. untuk membandingkan volume bijih (tonnage) dan % kadar (Ni, Fe, Co, SiO2 and MgO) serta geometri blok model terhadap aktual material tertambang dan merupakan bagian dari metode statistik kuantitatif diskriptif. Dalam rekonsiliasi tambang proses tersebut merupakan bagian dari Faktor F1. Selama tahun 2005 hingga 2011 (± 6 tahun operasional) area penambangan Perbukitan Zahwah memberi kontribusi jumlah volume bijih (tonnage) signifikan sebanyak 9.725.805 WMT (Wet Metric Tonnage) dengan kadar 2,06% Ni, 21,23% Fe, 0% Co, 38,66% SiO2, dan 14,46% MgO, sebagai umpan bijih nikel laterit area pengolahan atau pabrik. Sejarah penambahan PT. Vale Indonesia Tbk., terhadap rekonsiliasi pada daerah blok barat yang telah ditambang (2005-2015), menunjukkan adanya perbedaan antara aktual terhadap blok model sumberdaya terhadap target volume bijih (tonnage) dan % kadar (Ni, Fe, Co, SiO2 and MgO). Berdasarkan sejarah penambangan dan aktual menunjukkan kecenderungan berdasarkan teori bahwa volume bijih (ore) terhadap tipe bijih -1 (WT1) pada area Perbukitan Zahwah yang memungkinkan berdampak terhadap menurunnya jumlah volume bijih (ore) terhadap tipe bijih -1 (WT2) dan tipe bijih -1 (WT3) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal lain yaitu bahwa batas area bijih (ore) terhadap 3 tipe batuan dasar tersebut hanya lebih memberikan informasi terhadap resiko yang memungkinkan timbul dan berdampak ketika operasional berlangsung, sehingga mempengaruhi terhadap target volume bijih (ore) atau produksi serta keefektifan operasional penambangan. Sehingga global rekonsiliasi aktual produksi tambang terhadap blok model sumberdaya area Perbukitan Zahwah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan % volume bijih (tonnage) dan % kadar (% Ni, % Fe, % Co, % SiO2 dan % MgO) antara laporan produksi tambang terhadap blok model sumberdaya. Identifikasi geometri rekonsiliasi berkontribusi terhadap penambahan dan berkurangnya bijih, yaitu pada profil bijih bagian atas dan profil bijih bagian bawah yang disebabkan oleh perubahan elevasi naik atau turun pada kedua bagian atau posisi profil tersebut