Bedah Mulut dan Maksilofasial (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Bedah Mulut dan Maksilofasial (Sp.) by Author "R. Agus Nurwiadh"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item HUBUNGAN ANTARA TIPE CELAH LANGIT-LANGIT KLASIFIKASI VEAU DAN NASAL EMISI PADA PASIEN PASCA PALATOPLASTI(2023-08-05) NURUL RIZQINA; R. Agus Nurwiadh; Endang SjamsudinPendahuluan: Palatoplasti bertujuan untuk mendapatkan bentuk anatomi dan mengembalikan fungsi langit-langit sebagai organ artikulasi. Berbagai faktor dapat mempengaruhi hasil operasi salah satunya adalah tipe celah. Evaluasi pasca palatoplasti perlu dilakukan sebagai penilaian keberhasilan operasi, salah satunya dengan pengukuran nasal emisi. Tujuan: Menganalisis hubungan antara tipe celah langit-langit menurut Veau terhadap nasal emisi pada pasien pasca palatoplasti. Metode: Penelitian dilakukan pada 48 pasien yang telah dilakukan palatoplasti di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Nasal emisi diukur menggunakan alat See-Scape dan skala pengukuran dicatat pada masing-masing subjek yang telah ditentukan tipe celahnya berdasarkan klasifikasi Veau. Data yang terkumpul dilakukan uji korelasi Rank Spearman. Hasil: Dari 48 pasien, sebanyak 19 orang (39,6%) memiliki celah langit-langit Veau Tipe III. Pengukuran nasal emisi skala 0 sebanyak 18,8% dan skala 7 sebanyak 4,2%. Kedua data memiliki skala kategorikal sehingga analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji korelasi Rank Spearman dan didapatkan nilai probabilitas sebesar <0,001 dan nilai r sebesar 0,879. Simpulan: Terdapat hubungan yang kuat antara tipe celah langit-langit menurut Veau dengan nasal emisi pasca palatoplasti. Semakin banyak anatomi yang terlibat pada celah langit-langit maka nasal emisi semakin besar.Item Korelasi Antara Kadar Prealbumin Serum dan Kadar Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) Saliva dengan Penyembuhan Luka Pasca Palatoplasti(2023-08-03) AYU VIDYA PUTRI; Harmas Yazid Yusuf; R. Agus NurwiadhPendahuluan: Anomali kraniofasial merupakan masalah besar dalam bidang kesehatan anak yang penting untuk diperhatikan. Salah satu kelainannya adalah pasien dengan celah langit – langit dan memiliki risiko adanya gangguan dalam mendapatkan nutrisi yang dapat menyebabkan status gizi yang buruk. Tata laksana dari kondisi ini merupakan tindakan operasi penutupan celah langit-langit, dan penyembuhan luka operasi menjadi penentu utama. Dalam penyembuhan luka status gizi menjadi faktor penting dalam proses penyembuhan luka. Prealbumin menjadi penanda klinis dalam menilai status gizi. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) merupakan faktor pertumbuhan dalam proses penyembuhan luka. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk melihatkorelasi kadar prealbumin serum dengan penyembuhan luka yang dinilai dengan VEGF saliva dan skor penilaian klinis menggunakan Photographic Wound Assesment Tool (PWAT). Metode : Penelitian ini dilakukan pada 31 pasien dengan kasus celah langit-langit yang dilakukan palatoplasty. Subjek penelitian sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dnegan teknik non probability sampling yang berjenis purposive sampling untuk memenuhi tujuan penelitian. Pengambilan sampel darahsebelum palatoplasti dilakukan untuk menilai kadar prealbumin, kemudiandilakukan pengambilan sampel saliva 5 hari pasca operasi untuk menilai kadarVEGF dan dilakukan pengukuran skor PWAT. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product dan Rank Spearman. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang positif kuat dan signifikan antara kadar prealbumin serum dan VEGF saliva serta menunjukkan adanya korelasi negatif cukup kuat dan signifikan antara prealbumin serum dan skor PWAT serta VEGF saliva dan skor PWAT pada pasien yang dilakukan palatoplasti. Nilai koefisien korelasi prealbumin serum dan VEGF saliva r= 0.610 (p<0.001), nilai koefisien korelasi prealbumin serum dan skor PWAT r= -0.574 (p<0.001). Nilai koefisien korelasi VEGF saliva dan skor PWAT r= -0.442 (p<0.001). Kesimpulan: Semakin tinggi kadar prealbumin serum maka penyembuhan luka akan semakin baik sejalan dengan penilaian klinis dan biologis.Item Korelasi Kadar Prealbumin Serum Dengan Penyembuhan Luka Paska Labioplasti Berdasarkan Kadar FGF-2 Saliva Dan Skala Reeda(2023-08-03) RANI SEPTIKASARI; Harmas Yazid Yusuf; R. Agus NurwiadhCelah bibir dan/langit-langit (CB±L) adalah kelainan kongenital yang mengenai area orofasial, sering menimbulkan masalah kesulitan makan menyebabkan status gizi menjadi buruk. Penatalaksanaan celah bibir (CB) membutuhkan prosedur operasi dan proses penyembuhan luka. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka adalah status gizi. Pemeriksaan status gizi menggunakan prealbumin menghasilkan penilaian yang lebih tepat dan objektif. Pada sisi lain faktor pertumbuhan seperti FGF-2 dapat mempercepat dan menginduksi penyembuhan luka. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk melihat korelasi kadar prealbumin serum dengan penyembuhan luka yang dinilai dengan FGF-2 saliva dan skala reeda. Metode: Penelitian dilakukan pada 29 pasien dengan kasus CB±L satu sisi yang dilakukan prosedur labioplasti. Subjek pada penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan teknik non probability sampling yang berjenis purposive sampling untuk memenuhi tujuan penelitian. Pengambilan sampel darah sebelum labioplasti dilakukan untuk menilai kadar prealbumin, kemudian dilakukan pengambilan sampel saliva 5 hari setelah labioplasti untuk menilai kadar FGF-2 dan dilakukan pengukuran skala Reeda pada hari ke 7 setelah labioplasti. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji korelasi rank spearman. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang positif kuat dan signifikan antara kadar prealbumin serum dan FGF-2 saliva serta menunjukkan adanya korelasi negatif kuat dan signifikan antara prealbumin serum dan skala Reeda pada pasien yang dilakukan labioplasti. Nilai koefisien korelasi prealbumin serum dan FGF-2 saliva r = 0.862 (p<0.001), dan nilai koefisien korelasi prealbumin serum dan skala Reeda r = -0.770 (p<0.001). Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi kadar prealbumin serum maka penyembuhan luka akan semakin baik.