Agronomi (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Agronomi (S2) by Author "ANNA AINA ROOSDA"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Evaluasi F1 Polycross Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) Jingga dan Seleksi Marka Simple Sequence Repeats (SSR) Terkait Karakter Ketahanan Terhadap Penyakit Kudis (Sphaceloma batatas)(2014-09-16) ANNA AINA ROOSDA; Agung Karuniawan; Noladhi WicaksanaUbi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) jingga memiliki kandungan vitamin A sebanding dengan sumber betakaroten lain. Penyakit kudis (Sphaceloma batatas) merupakan salah satu penyakit yang dapat menurunkan produktifitas ubi jalar hingga 75%. Informasi mengenai parameter genetik ketahanan terhadap penyakit dibutuhkan dalam seleksi. Marka SSR (Simple Sequence Repeats) efektif dalam seleksi genotip tahan terhadap penyakit. Sampai saat ini belum ada marka SSR yang spesifik digunakan untuk ketahanan penyakit kudis pada ubi jalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi F1 polycross dan seleksi marka molekuler SSR terkait karakter ketahanan terhadap penyakit kudis. Penelitian ini dilakukan dua musim (musim kemarau dan musim hujan) pada bulan Maret 2013 – Februari 2014 dan bulan Januari 2014 – Juni 2014 untuk analisis marka molekuler. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unpad dan Laboratorium Analisis Tanaman, Fakultas Pertanian Unpad. Musim pertama menggunakan rancangan Augmented design dengan perlakuan 144 genotip F1 ubi jalar jingga dan 29 tetua betina yang diantaranya sepuluh varietas lokal sebagai cek yang diulang dua kali. Musim kedua menggunakan single row plot dengan perlakuan 59 genotip F1 ubi jalar jingga terseleksi dari musim pertama. Analisis marka molekuler menggunakan lima genotip tahan, lima genotip rentan, dan 25 primer SSR. Musim pertama menunjukkan variasi yang luas dengan rentang koefisien keragaman fenotipik 2.8% - 9.6% dan koefisien keragaman genotipik 1.3% - 9.3%. Hasil analisis PCA dan cluster menunjukkan persentase kumulatif sebesar 81.28% dengan koefisien Euclidean sebesar 7.61 membagi dua klaster utama. Korelasi genotipik menunjukkan tidak ada korelasi dan korelasi fenotipik menunjukkan korelasi positif nyata pada karakter diameter umbi dan panjang umbi (r=0.24), bobot umbi/plot dan diameter umbi (r=0.58), dan karakter panjang umbi dan brix (r=0.40). Pada musim kedua, menunjukkan variasi luas pada seluruh dengan nilai varians fenotip lebih tinggi dibandingkan standar deviasi pada seluruh karakter. Nilai persentase kumulatif sebesar 90.82% dan koefisien Euclidean sebesar 7.62 membagi dua klaster utama. Namun, tidak ada korelasi pada semua karakter. F1 ubi jalar jingga menunjukkan variasi yang luas, namun tidak terdapat korelasi diantara karakter-karakter yang diamati. Nilai analisis Z-mantel menunjukkan korelasi yang sangat lemah antara karakter fenotipik dengan marka molekuler SSR. Namun demikian, berdasarkan analisis biplot, primer IBCIP-13, IbR03, IbR13, IbR12, IbR19, dan IBSSR09 dapat digunakan dalam seleksi marker terkait ketahanan terhadap penyakit kudis.