S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Author "Abraham Suriadikusumah"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Identifikasi dan Karakterisasi Tanah Sulfat Masam dalam Kaitannya dengan Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.)(2022-04-21) ARIS PRIMAYUDA; Abraham Suriadikusumah; Muhammad Amir SolihinTanah sulfat masam merupakan tanah yang memiliki lapisan pirit (FeS2) atau sulfurik di dalam penampang tanahnya. Dalam kondisi teroksidasi, pirit menghasilkan asam sulfat yang dapat menyebabkan meningkatkan kemasaman tanah dan menjadi masalah dalam perkembangan tanaman, termasuk kelapa sawit. Oleh karena itu, dalam upaya mendukung optimalisasi produksi kelapa sawit diperlukan penelitian terkait identifikasi dan karakterisasi tanah sulfat masam. Penelitian dilakukan dengan beberapa metode meliputi survei lahan, penginderaan jauh, dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar areal merupakan lahan sulfat masam potensial (kedalaman pirit ≥60 cm) seluas 1.865,08 ha, dan sebagian lainnya termasuk lahan sulfat masam aktual (kedalaman pirit 120 cm). Kelas kedalaman pirit memiliki kecenderungan hubungan linier positif terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Kondisi kesehatan dan pertumbuhan tanaman cenderung lebih baik dengan semakin dalamnya lapisan pirit. Semakin dalam tingkat kedalaman pirit, maka semakin tinggi nilai rata-rata NDVInya. Pertumbuhan tinggi tanaman dan indeks luas daun tanaman di areal pirit dangkal adalah yang terendah dan berbeda nyata dengan pirit sedang ataupun pirit dalam. Semakin dangkal kedalaman pirit, produksi kelapa sawit semakin menurun. Penurunan produksi pada kedalaman pirit < 60 cm dan 60-120 cm berturut-turut adalah 39% dan 19%. Hasil analisis regresi linier menunjukkan adanya hubungan positif atau pola peningkatan produksi seiring dengan peningkatan kelas kedalaman pirit dengan persamaan y=0,0532x + 6,827 dan nilai R-square atau koefisien determinasi sebesar 0,809. Hasil analisis regresi linier berganda dengan metode stepwise menunjukkan bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit di lokasi penelitian yaitu pH tanah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk optimalisasi produktivitas tanaman kelapa sawit di lokasi penelitian yaitu upaya pengolahan lahan minimum, perbaikan pengelolaan air, perbaikan kesuburan tanah, dan perbaikan fruit set. Upaya-upaya perbaikan tersebut tentunya harus didukung dengan penerapan praktik pengelolaan terbaik dalam kultur teknis dan operasional pendukungnya.Item KAJIAN EVALUASI KERUSAKAN TANAH PADA LAHAN KERING DENGAN BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN UNTUK PRODUKSI BIOMASSA DI KABUPATEN SUBANG(2015-04-14) BUDY FRASETYA TAUFIK QURROHMAN; Abraham Suriadikusumah; Rachmat HarryantoBudy Frasetya Taufik Qurrohman. 2015. Kajian Evaluasi Kerusakan Tanah Pada Lahan Kering Dengan Berbagai Penggunaan Lahan Untuk Produksi Biomassa di Kabupaten Subang. Dibimbing oleh Abraham Suriadikusumah dan Rachmat Haryanto. Ketersediaan lahan produktif untuk produksi biomassa di Kabupaten Subang dari tahun ke tahun semakin terbatas, berbanding terbalik dengan permintaan komoditas pertanian, perkebunan dan hasil hutan yang cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Penggunaan lahan secara berlebihan untuk produksi biomassa dapat menyebabkan kerusakan tanah. Pengukuran kerusakan tanah yang diterapkan pemerintah masih memiliki keterbatasan dan perlu dikembangkan secara terus menerus. Penilaian kerusakan tanah merupakan langkah strategis agar terhindar dari kerusakan tanah yang lebih parah. Akurasi instrumen pengukuran perlu dikembangkan untuk menilai kerusakan tanah secara cepat dan murah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei deskriptif komparatif melalui pendekatan analitik dan analisis laboratorium. Penentuan lokasi sampel ditentukan secara purposive pada tiga penggunaan lahan dan empat potensi kerusakan dari peta kerja. Status kerusakan tanah di Kabupaten Subang berdasarkan kriteria baku dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup termasuk kategori rusak ringan (R.I) 43.153,08 ha (96,83 %) dari luas lahan kering, 1.412,84 (3,17 %) termasuk Rusak Sedang (R.II). Hasil analisis diskriminan dari 16 parameter, terpilih 8 parameter dengan koefisien korelasi (0,99), koefisien determinasi (0,98) dan ketepatan pengkelasan metode leave-one-out cross validation sebesar 85,2 %. Parameter terpilih yaitu permeabilitas, pH, potensial redoks tanah, ketebalan solum tanah, curah hujan, kemiringan lereng, tindakan konservasi dan C-organik. Status kerusakan tanah berdasarkan parameter hasil modifikasi dari 44.565,92 ha lahan kering untuk produksi biomassa di Kabupaten Subang 27,18 % termasuk rendah; 56,87 % sedang; 14,54 % tinggi; 1,4 % sangat tinggi. Selain parameter, fungsi diskriminan yang dihasilkan juga meningkatkan ketepatan dalam pengkategorian status kerusakan tanah.Item . Pengaruh Pupuk Kalium dan Mikoriza Vesikula Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Hanjeli (Coix lacryma jobi L.) pada Ekosistem Lahan Sawah Tadah Hujan dan Lahan Kering Jatinangor(2015-01-29) ADITYA MURTILAKSONO; Abraham Suriadikusumah; Tati NurmalaHanjeli (Coix lacryma jobi L.) merupakan jenis tanaman serealia yang berpotensi sebagai pangan alternatif. Hanjeli tumbuh pada semua jenis lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dosis pupuk kalium dan mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli aksesi 37 koleksi Laboratorium Produksi dan Pemultan Fakultas Pertanian UNPAD pada lahan kering dan lahan sawah tadah hujan Jatinangor. Percobaan dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai dengan Juni 2014 di kebun percobaan Universitas Padjadjaran. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 9 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari mikoriza 0 g/lubang tanam + kalium 0 kg/ha, 0 g/lubang tanam + 100 kg/ha, 0 g/lubang tanam + 200 kg/ha, 5 g/lubang tanam + 0 kg/ha, 5 g/lubang tanam + 100 kg/ha, 5 g/lubang tanam + 200 kg/ha, 10 g/lubang tanam + 0 kg/ha, 10g/lubang tanam + 100 kg/ha, dan 10 g/lubang tanam + 200 kg/ha. Hasil percobaan menunjukan bahwa pertumbuhan tanaman hanjeli ekosistem lahan sawah tadah hujan memberikan hasil lebih baik pada perlakuan jumlah anakan per rumpun 9 MST, bobot kering pupus 5, 9, 13, dan 17 MST, nisbah pupus akar 5 MST, indeks luas daun 10, 13 dan 16 MST, dan rendemen biji pecah kulit. Pemberian dosis pupuk kalium 100 kg/ha memberikan pengaruh lebih baik pada perlakuan bobot kering pupus 5, 9, 13, dan 17 MST, nisbah pupus akar 5 MST, indeks luas daun 10, 13 dan 16 MST, dan rendemen biji pecah kulit. Pemberian dosis MVA 10 g/lubang tanam memberikan pengaruh lebih baik pada perlakuan jumlah anakan per rumpun 9 MST, bobot kering pupus 5, 9, 13, dan 17 MST, nisbah pupus akar 5 MST, indeks luas daun 10 dan 16 MST, dan rendemen biji pecah kulit.Item Penilaian Erosi Dan Siklus Hidrologi Menggunakan Model Hidrologi TETIS 9.1 di DAS Cimanuk Hulu(2024-01-12) ASTI NUR ANNISSA AOS; Abraham Suriadikusumah; Shantosa Yudha SiswantoPerubahan penggunaan lahan di DAS Cimanuk Hulu akan merubah siklus hidrologi, serta berpotensi meningkatkan erosi. Untuk menganalisis dan memprediksi perubahan siklus hidrologi serta dampaknya terhadap erosi di DAS Cimanuk Hulu, maka pemodelan hidrologi dapat diterapkan sebagai alat simulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan model hidrologi TETIS dalam mensimulasikan siklus hidrologi dan sedimen dengan berbagai skenario penggunaan lahan di DAS Cimanuk Hulu. Hasil kalibrasi submodel hidrologi menunjukkan kinerja memuaskan, dengan nilai NSE (0,5735) dan error volume (-7,553%). Validasi menunjukkan kinerja model baik, dengan NSE (0,5645) dan error volume (-9,137%). Kalibrasi submodel sedimen menghasilkan error volume (1,73%). Faktor koreksi submodel hidrologi yang paling berpengaruh terhadap hasil pemodelan yaitu aliran permukaan, aliran dasar, dan infiltrasi. Model TETIS menghasilkan debit harian yang berkorelasi dengan fluktuasi curah hujan harian pada berbagai skenario penggunaan lahan. Fluktuasi aliran permukaan sejalan dengan curah hujan dan penggunaan lahan, dipengaruhi oleh tingginya infiltrasi dan intersepsi di kawasan bervegetasi. Perubahan penggunaan lahan dan intensitas curah hujan tinggi berdampak pada potensi banjir di DAS Cimanuk Hulu. Simulasi model TETIS menunjukkan nilai laju erosi tanah paling tinggi pada skenario penggunaan lahan tahun 2039 (30,976 ton/ha/tahun) sebagai dampak dari pengurangan luas lahan hutan, kebun dan sawah serta peningkatan luas lahan terbuka, lahan terbangun dan pertanian lahan kering.