S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Author "Abraham Suriadikusumah"
Now showing 1 - 20 of 27
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Karakteristik sumber Daya Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung(2020-12-28) HANS PRATAMA PASARIBU; Abraham Suriadikusumah; Mahfud ArifinHans Pratama Pasaribu, 2020. Analisis Karakteristik Sumber Daya Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Abraham Suriadikusumah dan Mahfud Arifin. Peningkatan produksi padi diperlukan untuk meningkatkan suplai pangan untuk itu diperlukan kajian terhadap ketersediaan lahan. Penelitian ini dilakuan di Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui luas dan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Kecamatan Solokanjeruk. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2019 dan analisis di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Metode yang digunakan adalah survey dengan pendekatan sintetik melalui metode grid pada skala tinjau medalam, kemudian sampel tanah dianalisis di laboratorium untuk melihat kesuburan tanah dan daya dukung untuk usaha tani. Analisis kesesesuaian lahan menggunakan metode matcing table berdasarkan petunjuk teknis Pusat Penelitian Tanah. Evaluasi lahan dilakukan melalui survei lapangan serta analisis sifat kimia, fisika tanah. Analisis sifat kimia tanah berupa: kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, C-Organik, dan N. Analisis sifat fisika tanah berupa: kedalaman efektif, tekstur, struktur, dan warna tanah. Evaluasi lahan dilakukan berdasarkan satuan peta lahan (SPL) yang disusun berdasarkan sifat fisik dan kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian lahan aktual untuk tanaman padi sawah di Kecamatan Solokanjeruk berada pada kelas S3 (sesuai marginal) dengan faktor pembatas retensi hara, hara tersedia dan media perakaran.Item Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung (Zea mays) di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung(2019-03-14) MIZWAR MACHMUD; Apong Sandrawati; Abraham SuriadikusumahMizwar Machmud, 2018. Analisis Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung (Zea mays) di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Abraham Suriadikusumah dan Apong Sandrawati. Salah satu daerah pemasok jagung di Jawa Barat yaitu Kabupaten Bandung. Kecamatan Cimaung merupakan salah satu lumbung jagung di Kabupaten Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dan sebarannya di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Mei hingga bulan Agustus 2018 di Kecamatan Cimaung dan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Metode penelitian berupa survei analisis deskriptif dan komparatif. Survei lapangan menggunakan metode bebas sistematis berdasarkan satuan peta lahan. Metode deskriptif dilakukan dengan menggunakan analisis data secara kualitatif dari karakteristik tanah menjadi kualitas lahan dan metode komparatif dilakukan dengan membandingkan kondisi lahan aktual dengan persyaratan tumbuh tanaman jagung. Pengambilan titik sampel menggunakan teknik composite sampling berdasarkan satuan peta lahan yang terbentuk. Hasil penelitian kesesuaian lahan untuk tanaman jagung (Zea mays) di Kecamatan Cimaung terdapat satu kelas yaitu cukup sesuai (S2) dengan faktor pembatas utama temperatur, retensi hara, kemiringan lereng, dan media perakaran. Luas lahan potensial untuk tanaman jagung di Kecamatan Cimaung seluas 3.029,75 ha atau lebih dari 55% dari luas total Kecamatan Cimaung dengan luas 5.500,02 ha dengan potensial produksi sekitar 6-8 ton/ha. Kata kunci : evaluasi Lahan, jagung, kesesuaian LahanItem ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PADA BERBAGAI KELAS KEMIRINGAN LERENG TERHADAP NILAI EROSI TAHUN 2005-2011 DI HULU SUB-DAS CILUTUNG(2014-10-20) AHMAD SAEPULOH; Ridha Hudaya; Abraham SuriadikusumahAhmad Saepuloh, 2014. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Pada Berbagai Kelas Kemiringan Lereng Terhadap Nilai Erosi Tahun 2005-2013 di Hulu Sub-DAS Cilutung. Dibimbing Oleh Abraham Suriadikusumah dan Ridha Hudaya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan penggunaan lahan pada berbagai kelas kemiringan lereng terhadap nila erosi tahun 2005-2013 di hulu Sub-DAS Cilutung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan pendekatan fisiografis secara bebas pada tingkat detail di lokasi seluas 338,83 ha, dan metode analisis komparatif. Penentuan nilai erosi dilakukan dengan menggunakan rumus Universal Soil Loss Equation (USLE). Perhitungan nilai erosi dilakukan dengan mengetahui nilai indeks erosivitas hujan, nilai erodibilitas tanah, indeks penggunaan lahan dan pengelolaan tanaman, dan faktor indek kemiringan dan panjang lereng. Hasil penelitian menunjukan terjadi perubahan penggunaan lahan di hulu Sub-DAS Cilutung selama 8 tahun dari tahun 2005 sampai 2013, dimana luas terbesar perubahan penggunaan lahan yaitu di lahan tegalan pada kelas kemiringan lereng 16-25 % dengan penambahan luas 29,46 ha. Dari hasil perhitungan Nilai erosi total penggunaan lahan hutan campuran pada kemiringan lereng 8-15% memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan dengan kombinasi penggunaan lahan dan kemiringan lereng yang lain, sedangkan lahan tegalan pada lereng 26-40% memiliki nilai total erosi yang paling tinggi. Perubahan jenis penggunaan lahan tegalan pada kemiringan 26-40% menyebabkan peningkatan nilai erosi yang paling besar, yaitu penambahan erosi sebesar 91.400,72 ton atau sebesar 367,97%. Kata Kunci :Daerah Aliran Sungai, Cimanuk, USLEItem Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Tutupan Lahan dan Indeks Erosi di Daerah Tangkapan Air Cipaheut Tahun 2012 dan Tahun 2020(2023-04-11) KIKI AMALIA; Abraham Suriadikusumah; Ade SetiawanHulu DAS memiliki peranan penting dalam menjaga kelestarian wilayah di sekitarnya. Adanya perubahan penggunaan lahan akibat bertambahnya kawasan budidaya di daerah Hulu DAS menyebabkan kondisi tutupan lahan kian menurun dan pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan lahan seperti terjadinya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan penggunaan lahan terhadap tutupan lahan dan indeks erosi di Daerah Tangkapan Air Cipaheut tahun 2012 dan tahun 2020. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode survei deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di DTA Cipaheut, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung pada bulan Juni 2022 sampai dengan bulan September 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luasan tutupan lahan (hutan, semak, kebun) berkurang sebesar 3,113 ha serta nilai persentase penutupan vegetasi (PPV) mengalami penurunan, dari 12,57% pada tahun 2012 menjadi 11,188% pada tahun 2020, dan nilai indeks erosi (IE) mengalami peningkatan dari 0,93% pada tahun 2012 menjadi 1,73% pada tahun 2020. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah perubahan penggunaan lahan di DTA Cipaheut harus sesuai dengan kaidah konservasi agar dapat meminimalisir terjadinya erosi.Item Analisis Tingkat Kekritisan Lahan di Kecamatan Cimaung dan Arahan Rehabilitasi Hutan dan Lahan(2018-09-19) MUHAMMAD ADAM RAMDANA; Abraham Suriadikusumah; Daud Siliwangi SaribunHutan merupakan suatu kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Menurunnya luas lahan hutan terjadi di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Adanya penurunan luas lahan hutan menyebabkan terjadinya lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekritisan lahan akibat alih fungsi lahan dan arahan rehabilitasi hutan dan lahan pada tingkat kekritisan lahan kawasan hutan di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli 2018 di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan survei bebas berdasarkan fisiografis dengan analisis deskripsi kuantitatif pada 9 satuan peta tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat alih fungsi lahan yang menyebabkan adanya tingkat kekritisan lahan sehingga terbentuk kelas kritis, potensial kritis, dan tidak kritis. Berdasarkan hasil, didapatkan kesimpulan bahwa alih fungsi lahan di Kecamatan Cimaung menyebabkan adanya tingkat kekritisan dengan kelas kritis sehingga harus direhabilitasi dengan reboisasi.Item Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Tutupan Lahan, Indeks Erosi dan Sedimentasi di Sub-Sub Das Cimanuk Hulu [ada Periode Tahun 2010-2014(2017-10-13) WIYAH; Mahfud Arifin; Abraham SuriadikusumahWiyah, 2017. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Tutupan Lahan Indeks Erosi dan Sedimentasi di Sub-Sub DAS Cimanuk Hulu pada Periode Tahun 2010-2014. Dibimbing oleh Abraham Suriadikusumah dan Mahfud Arifin. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis dampak dari perubahan penggunaan lahan terhadap tutupan lahan, indeks erosi dan sedimentasi selama periode tahun 2010-2014 di Sub-Sub DAS Cimanuk Hulu. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode survei, deskriptif, kuantitatif dan komparatif. Penelitian ini dilaksanakan di Sub-Sub DAS Cimanuk Hulu pada bulan Desember 2016 s/d Februari 2017. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai persentase penutupan vegetasi (PPV) mengalami penurunan yakni 45,55% pada tahun 2010 menjadi 24,12% pada tahun 2014, nilai indeks erosi mengalami peningkatan 1,62% yakni pada tahun 2010 menjadi 2,02% pada tahun 2014, dan nilai sedimentasi mengalami penurunan sebesar nilai muatan sedimen 0,03 tahun 2010 ton/ha/tahun menjadi 0,02 ton/ha/tahun pada tahun 2014.Item Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung Jawa Barat(2023-01-06) ABDULLAH SATRIA NAGARA; Abraham Suriadikusumah; Rina DevnitaKacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan komoditas tanaman yang mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya, berbanding terbalik dengan produksi kacang tanah yang terus menurun. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kelas kesesuaian dan luas lahan untuk penanaman kacang tanah di Kecamatan Cileunyi. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga April 2022 di Kecamatan Cileunyi dan analisis di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman dan Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Pengambilan sampel ditentukan berdasarkan hasil overlay peta penggunaan lahan, peta jenis tanah, dan peta kemiringan lereng sehingga dihasilkan 9 SPL. Metode pengambilan sampel menggunakan composite sampling dan metode untuk penilaian kesesuaian lahan menggunakan metode matching table. Hasil penelitian menunjukkan kelas kesesuaian lahan di Kecamatan Cileunyi untuk tanaman kacang tanah adalah S3nr pada SPL 1 dan 2, S3nr,eh pada SPL 3, 5, dan 7, dan N1eh pada SPL 4, 6, 8, dan 9 dengan masing-masing faktor pembatas bahaya erosi (eh) dan retensi hara (nr). Adapun lahan yang dapat direkomendasikan untuk penanaman kacang tanah di Kecamatan Cileunyi seluas 420,69 ha dan luas lahan potensial seluas 570,52 ha apabila dilakukan perbaikan lahan yang sudah direkomendasikan. Pemberian pupuk organik dan terasering dapat dilakukan guna meningkatkan kesesuaian lahan potensial berkelanjutan.Item Identifikasi Kesesuaian Lahan Berdasarkan Zona Agroekologi untuk Pengembangan Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) di Kabupaten Probolinggo(2016-10-14) AJENG DWI Y; Apong Sandrawati; Abraham SuriadikusumahKabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah penghasil mangga terbesar di Indonesia. Mangga (Mangifera indica L.) merupakan buah dengan potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Produksi mangga di Kabupaten Probolinggo masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk mangga arumanis di Kabupaten Probolinggo. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2016 di Kabupaten Probolinggo dan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Evaluasi lahan berdasarkan zona agroekologi yaitu lereng, drainase, kelembaban dan suhu. Lereng terdiri dari zona I ( 40%). Sub zona drainase terdiri dari drainase baik (tanah tidak tergenang) dan drainase buruk (tanah selalu tergenang). Sub zona suhu terdiri dari panas ( 750 mdpl) dan sejuk ( 750 mdpl). Sub zona kelembaban terdiri dari lembab (bulan kering 6 bulan dalam setahun). Pengambilan titik sampel menggunakan teknik composite sampling berdasarkan zona agroekologi dan analisis data menggunakan metode deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian terhadap kesesuaian lahan mangga arumanis di Kabupaten Probolinggo terdapat tiga kelas yaitu cukup sesuai (S2), sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai selamanya (N2) dengan faktor pembatas utama lereng, tekstur, temperatur, kedalaman efektif dan curah hujan. Berdasarkan hasil, di dapatkan kesimpulan zona I, II dan III dengan luas 69.815,36 Ha dan 54,58 % sesuai untuk pengembangan mangga arumanis di Kabupaten Probolinggo.Item Identifikasi Lahan Kritis melalui Pemanfaatan Teknologi Drone di DTA Cipaheut pada Sub DAS Cikapundung Hulu(2023-04-10) RISKA ADYSA; Abraham Suriadikusumah; Mahfud ArifinBanyaknya perubahan penggunaan lahan menyebabkan penurunan kualitas pada Sub DAS Cikapundung, salah satunya di Daerah Tangkapan Air (DTA) Cipaheut yang terletak pada Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lahan kritis pada DTA Cipaheut dengan menggunakan kemampuan teknologi drone. Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan analisis deskriptif dan kuantitatif. Penentuan lahan kritis ditentukan berdasarkan nilai kerapatan vegetasi, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi dan manajemen lahan. Teknologi drone menghasilkan foto udara yang akan diolah untuk menilai penggunaan lahan, kerapatan vegetasi dan kemiringan lereng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DTA Cipaheut didominasi oleh kerapatan vegetasi yang buruk (51,47%). Data DEM menunjukkan bahwa DTA Cipaheut didominasi lereng yang curam (48,20%). Data survei lapangan menunjukkan bahwa tingkat bahaya erosi didominasi dengan kategori berat yakni pada penggunaan lahan tegalan. Manajemen lahan di DTA Cipaheut termasuk kelas sedang. Secara keseluruhan berdasarkan hasil penilaian didapatkan hasil bahwa lahan di DTA Cipaheut 54,020% dalam kategori kritis dan 43,567% dalam kategori sangat kritis. Diperlukan adanya penerapan usaha-usaha konservasi lahan pada DTA Cipaheut untuk meminimalisir degradasi lahan dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan kritis. Dalam pemanfaatannya diperlukan kemampuan khusus untuk dapat mengoperasikan drone dan juga melakukan proses pengolahan data drone.Item KAJIAN KERAPATAN VEGETASI DAN KELEMBABAN TANAH DI LAHAN KRITIS KAWASAN SUB DAS CIKAPUNDUNG MELALUI DATA SPASIAL CITRA SATELIT LANDSAT 8(2022-03-29) FARHAN DINANDA; Abraham Suriadikusumah; Daud Siliwangi SaribunFarhan Dinanda, 2021. Kajian Kerapatan Vegetasi Dan Kelembaban Tanah Di Lahan Kritis Kawasan Sub Das Cikapundung Melalui Data Spasial Citra Satelit Landsat 8. Dibimbing oleh Daud Siliwangi Saribun dan Abraham Suriadikusumah. Sub DAS Cikapundung menanggung beban yang berat dikarenakan letak yang strategis sehingga kemampuan daya serap menjadi berkurang akibat alih fungsi lahan. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya permasalahan lingkungan yaitu lahan kritis. Informasi mengenai sebaran tingkat kerapatan vegetasi dan kelembaban tanah pada lahan kritis diperlukan sebagai informasi pencegahan meluasnya lahan kritis dan potensi bencana. Persebaran kerapatan vegetasi diidentifikasi melalu transformasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan kelembaban tanah melalui transformasi Normalized Difference Moisture Index (NDMI). Tujuan penelitian untuk mengkaji hubungan antara kelembaban tanah dan kerapatan vegetasi di Sub DAS Cikapundung dan mengkaji sebaran kerapatan vegetasi dan kelembaban tanah pada tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Cikapundung. Penelitian ini menggunaakan Uji Korelasi Pearson antara nilai piksel NDVI dan NDMI diikuti pengamatan lapangan pada beberapa koordinat piksel. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi Pearson antara nilai_NDVI dan_NDMI adalah 0,911 artinya ada hubungan yang kuat antara kerapatan vegetasi dan kelembaban tanah. Kerapatan Vegetasi pada setiap lahan kritis bervariasi yang dipengaruhi oleh penggunaan lahan, umur tanaman,dan keberadaan gulma/tumbuhan bawah. Kelembaban tanah pada setiap lahan bervariasi yang dipengaruhi oleh penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan arah lereng. Kata kunci : NDVI, NDMI, Penginderaan JauhItem Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi dengan Pemanfaatan Teknologi Drone di DTA Cipaheut Sub DAS Cikapundung Hulu(2023-07-12) ELITA CAHYANI; Abraham Suriadikusumah; Apong SandrawatiPemetaan erosi dan hasil pengukuran erosi mempunyai tujuan untuk mengetahui sebaran tingkat bahaya erosi di suatu wilayah. Teknologi dalam bidang pemetaan terus berkembang untuk memudahkan pekerjaan manusia, salah satu inovasi tersebut ialah teknologi drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prediksi erosi dan tingkat bahaya erosi secara spasial dengan metode Universal Soil Loss Equation (USLE) dengan pemanfaatan teknologi drone. Penelitian dilakukan di DTA Cipaheut Sub DAS Cikapundung Hulu, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Aspek teknologi drone digunakan pada tahap pengumpulan data peta dasar untuk pembuatan peta tingkat bahaya erosi dalam skala detil berdasarkan metode USLE. Foto udara hasil pemotretan dengan drone dapat mengidentifikasi karakteristik lahan penyebab erosi, seperti: kemiringan lereng (LS), pengelolaan tanaman (C), dan pengolahan tanah (P). Berdasarkan hasil penelitian, drone berperan penting dalam memetakan kondisi umum dan penggunaan lahan secara spasial. Selain itu drone mampu menyediakan sumber data yang aktual untuk mengidentifikasi faktor-faktor fisik yang dihitung dalam penetapan erosi metode USLE seperti LS, C dan P. Prediksi erosi dan tingkat bahaya erosi dapat dihitung dengan data hasil akuisis dari drone. Terdapat 8 SPL dengan total luas lahan 211,22 Ha. SPL 6 dengan penggunaan lahan tegalan dan kelas kemiringan lereng yang curam mempunyai nilai prediksi erosi tertinggi sebesar 984,56 ton/ha/tahun, serta indeks bahaya erosi sebesar 102,56 ton/ha/tahun dengan tingkat bahaya erosi sangat tinggi.Item Pengaruh Hidrogel dan Lama Inkubasi Hidrogel terhadap Kadar Air, KTK pada Inceptisols dan Serapan N Jagung Manis (Zea mays)(2019-12-26) RATNA SULISTYANINGSIH; Abraham Suriadikusumah; Rina DevnitaRatna Sulistyaningsih. 2019. Pengaruh Hidrogel dan Lama Inkubasi Hidrogel terhadap Kadar Air, KTK pada Inceptisols dan Serapan N Jagung Manis (Zea mays). Dibimbing oleh Abraham Suriadikusumah dan Rina Devnita. Hidrogel merupakan suatu bahan superabsorben yang banyak memiliki kegunaan, salah satunya sebagai amelioran yang dapat menjerap air dan nitrogen sehingga dapat dilepaskan secara perlahan di dalam tanah. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang diperlukan tanaman namun cepat tercuci di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu inkubasi pada Inceptisols terhadap kadar air dan KTK pada tanah serta pada serapan N tanaman jagung manis. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje dan Laboratorium Kimia Tanah dan Nutrisi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran pada bulan Februari 2018 hingga Juli 2018, menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari lama inkubasi urea dengan hidrogel 20, 30, 40 dan 50 hari dan inkubasi urea tanpa hidrogel. Hasil penelitian menunjukkan lama inkubasi urea dengan hidrogel selama 20 hari memberikan nilai tertinggi untuk kadar air tanah dengan nilai 19,90% dan juga untuk serapan N tanaman jagung dengan nilai 3,73% sedangkan untuk KTK diperoleh nilai tertinggi pada waktu inkubasi urea tanpa hidrogel selama 30 hari dengan nilai 37.62%.Item Pengaruh Inokulasi Azotobacter sp. terhadap N Tersedia Tanah, Populasi Azotobacter sp., dan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.) pada Tanah Salin Asal Subang(2017-04-10) ILHAM KARAMATUR R; Abraham Suriadikusumah; ReginawantiPemanfaatan tanah marginal termasuk tanah salin merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi tomat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan isolat Azotobacter sp. tahan salinitas dalam meningkatkan N tersedia tanah, populasi Azotobacter sp. dan pertumbuhan tanaman tomat yang ditanam pada tanah salin. Percobaan dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Oktober 2016 di Laboratorium Biologi Tanah dan Rumah Kaca Kebun Percobaan Ciparanje Universitas Padjadjaran. Percobaan pot dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas kombinasi isolat dan konsentrasi inokulasi Azotobacter sp., yaitu isolat K4 0,5%; K4 1,0%; S2 0,5%; S2 1,0%; K4 dan S2 0,5%; K4 dan S2 1,0%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Azotobacter sp. isolat K4 dan isolat S2 baik tunggal maupun konsorsium tidak berpengaruh terhadap ketersediaan N tanah, tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot kering tajuk, tetapi meningkatkan populasi Azotobacter sp. di tanah serta meningkatkan bobot kering akar tanaman tomat.Item Pengaruh Jenis Penggunaan Lahan dan Kelas Kemiringan Lereng Terhadap Kadar Air, Bobot Isi dan Erodibilitas Tanah Di Daerah Tangkapan Air Mekarwangi Sub-DAS Cikapundung Hulu.(2015-10-10) REZKI SURYA RAMADHAN; Rachmat Harryanto; Abraham SuriadikusumahKarakteristik lahan bergantung pada faktor topografi dan jenis penggunan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis penggunaan lahan dan kelas kemiringan lereng terhadap kadar air, bobot isi dan erodibilitas tanah di daerah tangkapan air mekarwangi Sub-DAS Cikapundung Hulu, Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Jawa Barat pada bulan Mei hingga bulan Agustus 2014. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei fisiografis secara bebas, dan analisis data menggunakan metode deskriptif komparatif. Sampel tanah diambil pada dua jenis penggunaan lahan yaitu kebun campuran dan tegalan serta pada tiga kelas kemiringan lereng yaitu 8-15%, 16-25%, dan 26-40%. Setiap pengamatan dilakukan pengulangan sebanyak lima kali sehingga menghasilkan 30 titik pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis penggunaan lahan dan kelas kemiringan lereng memberikan pengaruh nyata terhadap nilai bobot isi dan erodibilitas tanah, namun tidak memberikan pengaruh nyata pada kadar air. Hasil penelitian menunjukan kombinasi jenis penggunaan lahan tegalan dan kelas kemiringan lereng curam 26-40% (P2L3) memiliki nilai erodibilitas tanah terbesar (0,132) dibandingkan dengan 5 kombinasi lainnya.Item Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Anorganik dengan Pupuk Hayati terhadap Populasi Bakteri Pelarut Fosfat, Kandungan P Tanaman, serta Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) pada Substrat Orga(2018-06-28) ADHITIYA RANA; Mieke Rochimi Setiawati; Abraham SuriadikusumahTanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan sayuran buah yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat. Budidaya tanaman dapat dilakukan tanpa menggunakan tanah, yaitu dengan menggunakan media tanam berupa substrat organik seperti arang sekam dan cocopeat. Nutrisi tanaman diberikan melalui penggunaan pupuk anorganik dan pupuk hayati. Pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung mikroba PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk anorganik dan pupuk hayati terhadap populasi bakteri pelarut fosfat, kandungan P tanaman, dan hasil tanaman tomat pada substrat organik. Penelitian dilaksanakan dari Bulan Agustus 2017 sampai Desember 2017 di Laboratorium Biologi Tanah, Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, dan Rumah Kaca Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian dilakukan dengan memberikan pupuk anorganik dengan dosis 50%-100% yang dikombinasikan dengan pupuk hayati dengan dosis 25%-100% ke media tanam tanaman tomat. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancagan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil percobaan menunjukan bahwa kombinasi pupuk anorganik dan pupuk hayati pada tanaman tomat pada substrat organik tidak menunjukan pengaruh yang berbeda nyata terhadap populasi bakteri pelarut fosfat, kandungan P tanaman, dan hasil tanaman tomat.Item PENGARUH KOMBINASI PUPUK NPK (15 : 15 : 15 ) DAN ZA TERHADAP pH, N-TOTAL, SERAPAN N DAN HASIL UMBI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA INCEPTISOLS ASAL JATINANGOR(2015) VENI SRIYANTI; Abraham Suriadikusumah; Yuliati MachfudABSTRAK Veni Sriyanti. 2019. Pengaruh Kombinasi Pupuk NPK (15 : 15 :15) dan ZA terhadap pH, N-total, Serapan N, dan Hasil Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Inceptisols Asal Jatinangor. Dibimbing oleh : Yuliati Machfud dan Abraham Suriadikusumah. Peningkatan permintaan bawang merah (Allium ascalonicum L.) tidak didukung oleh ketersediaan lahan yang subur karena pertumbuhan tanaman bawang merah membutuhkan komposisi media tanam yang optimal untuk tempat hidupnya. Usaha optimalisasi komposisi media tanam dapat dilakukan melalui pemberian kombinasi pupuk. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik dari pemberian kombinasi pupuk NPK dan ZA terhadap pH, N-total, Serapan N serta hasil umbi bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada Inceptisols. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai Agustus 2019 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran dengan ketinggian ±725 meter di atas permukaan laut (mdpl). Rancangan percobaan yang dilakukan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari sembilan kombinasi perlakuan dengan kontrol, pupuk NPK tunggal dan kombinasi dosis pupuk NPK majemuk dan ZA yang berbeda. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pupuk NPK majemuk dan ZA. Pemberian kombinasi ¾ Dosis NPK 15 : 15 : 15 + 1 ½ Dosis ZA berpengaruh nyata terhadap pH, N-total, serapan N dan hasil umbi bawang merah (Allium ascalonicum L.).Item Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik Cair dengan Pupuk Anorganik NPK terhadap pH, N-total, C-organik, dan Hasik Pakcoy pada Inceptisol Jatinangor(2016-07-18) JULFRI GULTOM; Anni Yuniarti; Abraham SuriadikusumahJulfri Unedo Gultom, 2016. Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik Cair dengan Pupuk NPK terhadap pH, N- total, C-organik, dan Hasil Pakcoy (Brassica chinensis, L) pada Inceptisols Jatinangor. Dibimbing oleh Anni Yuniarti dan Abraham Suriadikusuma. Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah dan hasil panen. Pupuk organik cair memiliki unsur hara yang lengkap dan cepat tersedia serta mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi kombinasi pupuk organik cair dengan pupuk NPK terhadap pH, C-organik, N-total, dan hasil pakcoy (Brassica chinensis, L) pada Inceptisols Jatinangor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2016 sampai dengan Mei 2016 di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, dengan ketinggian tempat ± 700m dpl. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan {(kontrol, (1/4, 1/2, 3/4, 1, 11/4 dan 1½) NPK dan 1 POC)}, dosis 1 NPK rekomendasi yaitu 2 g/tanaman dan 1 dosis pupuk organik cair yaitu 0,03ml/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair dan pupuk NPK memberikan pengaruh terhadap pH dan hasil tanaman, tetapi tidak berpengaruh terhadap N-total dan C-organik tanah. Perlakuan 1 POC (0,03ml/tanaman) dan 1 NPK (2g/tanaman) memberikan hasil yang terbaik yaitu 168,33 g/tanaman.Item Pengaruh Lama Inkubasi Hidrogel Organik terhadap pH, KTK, C-Organik, N-Total serta Kadar Air Tanah pada Ultisols Jatinangor(2015-01-23) JULIANTO RIZKY Y S; Oviyanti Mulyani; Abraham SuriadikusumahHidrogel organik merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang bersifat ramah lingkungan serta memiliki kemampuan menyerap sejumlah air dan unsur hara ke dalam polimernya. Hidrogel organik dapat dipergunakan sebagai salah satu upaya alternatif didalam perbaikan sifat-sifat tanah pada lahan kering seperti Ultisols. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh lama inkubasi hidrogel organik terhadap karakteristik sifat kimia tanah. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Agustus 2014 sampai bulan Oktober 2014 di rumah kaca dan Laboratorium Kesuburan dan Nutrisi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal (RAK) yang terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari lama inkubasi hidrogel organik yang berbeda-beda (0, 10, 20, 30, 40, 50 dan 60) hari. Hasil penelitian menunjukkan pada lama inkubasi 40 hari memberikan nilai tertinggi untuk pH sebesar 5,76 dan C-organik tanah sebesar 2,41%, sementara lama inkubasi 10 hari memberikan nilai tertinggi untuk KTK sebesar 36,79 cmol kg-1, N-total sebesar 0,33% dan kadar air tanah sebesar 15,10%. Secara keseluruhan, semua perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap karakteristik sifat kimia tanah akibat inkubasi hidrogel organik pada media.Item Pengaruh NaCl dan Amelioran Organik Azolla pinnata Terhadap N-Total, pH Tanah, Serta Bobot Kering Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Inceptisols Jatinangor(2017-07-10) LULUATUL KHOIRIYYAH; Mieke Rochimi Setiawati; Abraham SuriadikusumahABSTRAK Luluatul Khoiriyyah. 2017. Pengaruh NaCl dan Amelioran Organik Azolla pinnata terhadap N-Total, pH Tanah, Serta Bobot Kering Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Inceptisols Jatinangor. Dibimbing oleh Mieke Rochimi Setiawati dan Abraham Suriadikusumah. Kandungan garam NaCl yang tinggi dapat menyebabkan ketidakseimbangan hara di dalam tanah sehingga berakibat pada penurunan penyerapan unsur N oleh tanaman. Azolla pinnata dapat digunakan sebagai amelioran organik untuk dapat membantu akar tanaman menyerap unsur hara serta menyediakan unsur N bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah amelioran organik Azolla pinnata dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan N-total, pH tanah dan bobot kering tanaman padi pada salinitas berbeda, serta untuk mengetahui apakah Azolla pinnata dapat menekan gejala cekaman garam pada salinitas tertentu. Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor serta Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan pada Maret 2016 sampai Maret 2017. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari tanpa amelioran organik Azolla pinnata dan dengan penambahan Azolla pinnata pada kadar salinitas 0, 2, 4, 6 mmhos cm-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan NaCl dan Azolla pinnata memberikan pengaruh nyata terhadap pH tanah serta bobot kering tanaman. Perlakuan Azolla pinnata belum dapat mengurangi gejala cekaman salinitas pada 2, 4, dan 6 mmhos cm-1 terhadap peningkatan bobot kering tanaman. Penambahan Azolla pada perlakuan 6 mmhos cm-1 pengaruhnya sama dengan salinitas 2 mmhos cm-1 dalam menghasilkan bobot kering tanaman. Kata kunci : NaCl, amelioran organik Azolla pinnata, salinitas, tanaman padi.Item Pengaruh Persentase dan Penempatan Hidrogel Organik pada Media Tanam Inceptisols Terhadap C-organik, N-Total, pH, KTK, dan Kadar Air Tanah(2015-07-14) M REZA AGUNG PRAMUDI; Abraham Suriadikusumah; Oviyanti MulyaniHidrogel organik merupakan bahan pembenah tanah yang ramah lingkungan karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi kombinasi yang terbaik antara persentase dan penempatan hidrogel dalam media tanam Inceptisols terhadap parameter kesuburan tanah seperti C-organik, N-total tanah, pH, KTK, dan kadar air tanah. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor yang dimulai dari bulan Juni 2014 sampai dengan bulan November 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah persentase hidrogel di dalam tanah (0%, 0,1%, 1%, 5%), dan faktor kedua yaitu penempatan hidrogel di dalam tanah (0 cm, 15 cm, dan 30 cm). Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara persentase dan penempatan hidrogel terhadap parameter pH, KTK dan Kadar air tanah Inceptisols. Faktor penempatan hidrogel 15 cm di bawah permukaan tanah berpengaruh terhadap kandungan C-organik tanah, sedangkan faktor persentase dan penempatan tidak berpengaruh kepada kandungan N-total tanah. Hasil interaksi menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan terbaik yang dapat memperbaiki parameter pH dan KTK yaitu kombinasi perlakuan dan 1% dan 15 cm yang dapat memperbaiki pH tanah dari angka 5,8 (agak masam) menjadi 6,79 (netral) serta meningkatkan KTK tanah sebesar 8,73%, sedangkan kombinasi perlakuan terbaik untuk parameter kadar air yaitu kombinasi 5% dan 0 cm yang dapat meningkatkan 334,5% kadar air tanah dibandingkan dengan kontrol. Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi hidrogel organik ke dalam media tanam Inceptisols dapat meningkatkan beberapa parameter tanah secara signifikan.