Browsing by Author "Budy Santoso"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item DELINEASI SUB-CEKUNGAN SEDIMEN DAN KONFIGURASI BATUAN DASAR BERDASARKAN FILTER UPWARD CONTINUATION SERTA PEMODELAN 2D DAN 3D DATA GAYABERAT (STUDI KASUS : DAERAH REMBANG DAN SEKITARNYA)(2018-07-23) GITA NIA MUHARINA; Budy Santoso; Eddy SupriyanaCekungan Jawa Timur diklasifikasikan sebagai cekungan klasik back-arc sehingga diindikasikan cekungan tersebut memiliki struktur dan stratigafi yang kompleks, dimana terdapat kawasan yang disebut dengan Rembang High. Rembang High merupakan istilah anomali gayaberat yang muncul pada kawasan Cekungan Jawa Timur Utara yang memiliki nilai yang lebih tinggi dari zona fisiogafi lainnya dan diduga berkaitan dengan antiklin Rembang. Hal tersebut menarik untuk dikaji konfigurasi batuan dasarnya dan dugaan adanya sub-cekungan sedimen. Anomali gayaberat merupakan superposisi dari semua sumber anomali di bawah permukaan, yaitu anomali regional dan residual. Pemisahan anomali regional dan residual ini dilakukan dengan menggunakan filter upward continuation. Ketinggian kontinuasi optimum dapat diperoleh dari korelasi silang dua ketinggian kontinuasi. Anomali residual diperoleh dari selisih antara anomali Bouguer dengan anomali regional. Selain mengunakan ketinggian kontinuasi optimum, estimasi kedalaman sumber anomali diperoleh dengan menggunakan analisis spektral. Hasil yang diperoleh baik menggunakan upward continuation maupun analisis spektral menunjukan nilai kedalaman optimal yang sama yaitu sebesar 3500 m atau 3,5 km. Pemodelan 2D dan 3D dilakukan untuk memudahkan interpretasi mengenai kondisi struktur geologi dibawah permukaan. Hasil pemodelan menunjukan adanya batuan yang terangkat (basement high) pada kedalaman 3,5 km serta deposenter cekungan pada kedalaman 5 km dengan batuan dasar yang memiliki densitas > 2,7 g/cm3 yang diduga sebagai batuan meta-sediment.Item DELINIASI CEKUNGAN DAN STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN ANALISA TURUNAN KEDUA DATA GAYA BERA(2018-10-09) HAZMAN ABDURRAHMAN H; Budy Santoso; Tidak ada Data DosenCekungan Sumatera Utara sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon dan telah memproduksi lebih dari 5 miliyar barel setara minyak (BOE). Pada Cekungan ini banyak terdapat lapangan migas yang sudah diproduksi salah satunya adalah Lapangan Minas di Pekanbaru. Lapangan Minas merupakan lapangan tua yang sudah banyak berkontribusi dalam produksi minyak di Indonesia. Salah satu metode geofisika yang dapat menduga antiklin dan sinklin adalah metode gaya berat. Metode gaya berat adalah metode yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa nya (𝜌 = 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3) dan sensitif terhadap perubahan vertikal. Analisis spektrum dilakukan untuk mengestimasi kedalaman dari batas antara batuan sedimen dan batuan dasar. Hasil analisis spektrum juga berupa lebar jendela yang akan digunakan pada filtering menggunakan metode moving average untuk memisahkan anomali regional dan residual. Hasil analisis spektrum menunjukkan kedalaman sedimen sedalam 4,3 Km. SVD dan SHD digunakan untuk melihat struktur antiklin dan sinklin pada peta nya. Hasil dari peta SVD dan SHD menunjukkan terdapat dua buah antiklin dan sinklin di Lapangan Minas. SVD juga untuk melihat jenis patahan pada bawah permukaan. Hasil forward modelling 2D menunjukkan struktur horst-grabben, horst, half grabben, perangkap (roll over) dan sub cekungan.Item INTERPRETASI GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GAYABERAT BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DAN SECOND VERTICAL DERIVATIVE (Studi Kasus Subcekungan Palembang, Sumatera Selatan)(2018-10-08) ZAYYED AKHMED; Budy Santoso; Tidak ada Data DosenPenelitian ini dilakukan untuk mengkaji struktur bawah permukaan subcekungan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan. Cekungan Sumatera Selatan termasuk kedalam 128 cekungan sedimen di Indonesia, salah satu subcekungan pada cekungan Sumatera Selatan ini adalah subcekungan Palembang yang telah terbukti terdapat prospek hidrokarbon. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk menduga sebaran subcekungan adalah metode Gayaberat. Metode Gayaberat memanfaatkan perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi akibat adanya perbedaan rapat massa (densitas) batuan. Analisis Spektral digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui estimasi kedalaman batuan dasar dan ketebalan sedimen. Filter Moving Average digunakan untuk memisahkan Anomali Regional dan Anomali Residual. Second Vertical Derivative digunakan untuk menganalisis struktur patahan. Estimasi kedalaman batuan dasar pada Subcekungan Palembang diperkirakan berada pada 2.92 Km dibawah permukaan. Anomali Residual menunjukan terdapat subcekungan lain pada subcekungan Palembang. Struktur dari subcekungan ini membentuk struktur horst block, grabben block dan antiklin yang digambarkan dari hasil Forward Modeling dan analisis Second Vertical Derivative.