Browsing by Author "Emma Rachmawati"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item Gambaran Mandibula pada Anak Malnutrisi Energi Protein: Rapid Review(2021-07-09) KHALISHA HERUDITA KARTOWISASTRO; Emma Rachmawati; Nani MurniatiPendahuluan: Penyakit malnutrisi energi protein dapat memengaruhi pertumbuhan tulang khususnya pada bentuk, struktur, dan panjang tulang serta memperlambat proses osifikasi pada pusat pertumbuhan tulang. Malnutrisi juga akan mengganggu pertumbuhan mandibula khususnya dalam ukuran lebar dan panjang rahang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mandibula pada anak malnutrisi energi protein. Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Rapid Review, yaitu suatu metode dengan mensintesis bukti dalam waktu singkat, umumnya dilakukan di bawah 5 minggu. Metode sintesis Rapid Review mengacu pada pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analysis (PRISMA). Pencarian artikel dilakukan menggunakan database Pubmed, ScienceDirect, dan Google Scholar dari bulan Februari 2021 hingga Mei 2021 dengan kriteria inklusi artikel berbahasa Inggris, diterbitkan dari tahun 2010 hingga 2021, dan membahas pengaruh malnutrisi energi protein terhadap pertumbuhan tulang mandibula. Hasil: Sebanyak lima artikel dari jumlah total 97 artikel teridentifikasi dengan desain studi cross sectional, dianalisis dalam penelitian ini. Ukuran mandibula pada individu penderita malnutrisi energi protein lebih kecil dibandingkan dengan ukuran mandibula individu dengan gizi cukup. Simpulan: Mandibula pada anak dengan malnutrisi energi protein lebih kecil dibandingkan mandibula anak gizi normal.Item Pengaruh Bernapas Melalui Mulut Terhadap Pertumbuhan Maksilofasial pada Anak-Anak dan Remaja Penderita Hipertrofi Adenoid (Scoping Review)(2023-01-12) ANETIYA ADEELA; Nani Murniati; Emma RachmawatiPendahuluan: Bernapas melalui mulut, atau mouth breathing, merupakan cara bernapas yang menggantikan pernapasan normal melalui hidung, yang umumnya disebabkan oleh adanya obstruksi saluran pernapasan. Kebiasaan bernapas melalui mulut dapat menyebabkan perubahan morfologi maksilofasial. Scoping review ini bertujuan mengkaji hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai peran bernapas melalui mulut terhadap pertumbuhan dan perkembangan maksilofasial. Metode: Pencarian artikel dilakukan pada database elektronik PubMed, EBSCO Essentials, dan Google Scholar. Kriteria inklusi mencakup subjek penelitian anak-anak usia 3-18 tahun yang memiliki kebiasaan bernapas melalui mulut akibat hipertrofi adenoid. Artikel yang ditelaah dipublikasikan dari tahun 2017 hingga Oktober 2022. Hasil: Dengan total 1107 artikel, sebanyak 2 artikel teridentifikasi melalui PubMed, 663 artikel teridentifikasi melalui EBSCO Essentials, 424 artikel teridentifikasi melalui Google Scholar, dan 18 artikel teridentifikasi melalui handsearching. Setelah proses seleksi menggunakan diagram alur PRISMA-ScR, sebanyak 13 artikel diambil untuk ditelaah. Simpulan: Anak-anak dan remaja penderita hipertrofi adenoid mengalami beberapa perubahan struktur maksilofasial akibat kebiasaan bernapas melalui mulut.Item Peran Entamoeba gingivalis pada Penyakit Periodontal(2021-07-09) RIZKY FARIDA BERLIAN; Emma Rachmawati; Ina HendianiPendahuluan: Penyakit periodontal dapat memengaruhi struktur pendukung gigi sehingga dapat menyebabkan kehilangan gigi. Penyebab utama penyakit periodontal adalah bakteri pada plak gigi, namun ditemukan juga protozoa pada poket yang dalam. Protozoa yang paling banyak ditemukan pada penyakit periodontal adalah Entamoeba gingivalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran E. gingivalis pada penyakit periodontal. Metode: Penelitian ini merupakan literature review dengan menggunakan metode rapid review yaitu metode menyintesis temuan dan menilai penelitian yang sudah ada. Pencarian artikel dilakukan menggunakan database PubMed pada bulan Februari 2021 hingga April 2021 dengan kriteria inklusi berbahasa inggris dari tahun 2010 hingga 2020 yang membahas keberadaan E. gingivalis pada penyakit periodontal Hasil: Artikel yang memenuhi kriteria inklusi penelitian ini berjumlah sebelas artikel. Desain studi yang digunakan pada artikel terdiri dari case control, cross sectional, kohort, dan case series. Semua artikel menyimpulkan bahwa E. gingivalis banyak ditemukan pada pasien dengan penyakit periodontal. Kesimpulan: Keberadaan E. gingivalis dalam jumlah yang banyak pada jaringan periodontal terinflamasi menunjukkan bahwa E. gingivalis memiliki peran pada perkembangan penyakit periodontal.Item Peranan Trichomonas tenax pada Penyakit Periodontal: Studi literatur(2023-07-11) NADIA NABIILAH RAHMAH RAYUGI; Emma Rachmawati; Ina HendianiPendahuluan: Rongga mulut merupakan habitat bagi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa. Salah satu protozoa yang paling banyak ditemukan di dalam rongga mulut adalah Trichomonas tenax. Ketidakseimbangan antara mikroorganisme dan inang di dalam rongga mulut dapat menyebabkan penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan T. tenax pada penyakit periodontal. Metode: Penelitian ini literature review menggunakan metode rapid review yaitu menyintesis dan menelaah penelitian yang sudah ada. Pencarian artikel dilakukan menggunakan database PubMed, ScienceDirect, dan EBSCOhost pada bulan November 2022 hingga Februari 2023. Kriteria inklusi penelitian adalah jurnal internasional pada tahun 2012 hingga 2022 yang membahas peranan T. tenax dengan penyakit periodontal. Hasil: Artikel yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini sebanyak 5 artikel. Artikel yang membuktikan bahwa prevalensi T. tenax lebih tinggi pada individu dengan penyakit periodontal terdapat sebanyak 3 artikel. 1 artikel membuktikan bahwa T. tenax memiliki proteinase yang berperan dalam patogenesis penyakit periodontal. Artikel yang yang membuktikan bahwa perawatan skeling dan root planning dapat menurunkan T. tenax terdapat 1 artikel. Simpulan: T. tenax yang ditemukan pada individu yang memiliki penyakit periodontal menunjukan bahwa T. tenax memiliki peranan dalam perkembangan penyakit periodontal.Item POTENSI BAKTERI Geobacillus kaustophilus TM6T2 (a) ISOLAT KAWAH GUNUNG KAMOJANG SEBAGAI AGEN PENGHASIL ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI PATOGEN ORAL DAN GASTROINTESTINAL(2022-09-21) AKEYLA TABINA TAWANGALUN; Emma Rachmawati; Ratu SafitriGeobacillus sp. telah diketahui dapat menghasilkan zat antibakteri yaitu bakteriosin yang berpotensi menjadi antibiotik efektif untuk bakteri gram positif dan negatif. Geobacillus kaustophilus TM6T2 (a) yang diisolasi dari Kawah Kamojang merupakan bakteri gram positif, memiliki suhu pertumbuhan optimal 55-65 °C dan pH optimal 6,2 – 7,5. Penyakit umum yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies gigi yang disebabkan oleh Streptococcus, Lactobacillus sp., Klebsiella dan Pseudomonas, juga infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh Escherichia coli, Staphylococcus dan Salmonella sp. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi antibakteri G. kaustophilus TM6T2 (a) sebagai penghasil antibiotik baru untuk patogen oral dan gastrointestinal. Penelitian dilakukan secara deskriptif dan eksperimental. Data dianalisis secara deskriptif. Studi pertumbuhan dilakukan pada medium Mueller Hinton Broth yang ditambahkan CaCl2 dan MgSO4 dengan variasi pH 6,7 dan 8 selama 36 jam. Selanjutnya, dilakukan fermentasi repeated batch dengan sistem sel amobil dan sel bebas dengan berbagai pH pada suhu 55oC. Sampel diambil setiap 24 jam. Filtrat G. kaustophilus TM6T2 (a) diuji aktivitas antibakterinya terhadap patogen oral dan gastrointestinal. Hasil penelitian menunjukkan pada sel amobil, zona hambat tertinggi sebesar 13,95 mm patogen gastrointestinal E. coli pada batch ketiga pH 6. Pada patogen oral Streptococcus mutans, zona hambat tertinggi sebesar 8,96 mm pada batch keempat pH 7. Pada sel bebas, zona hambat tertinggi sebesar 10,58 mm patogen gastrointestinal Salmonella typhimurium pada batch pertama pH 6. Sedangkan pada patogen oral Streptococcus mutans, zona hambat tertinggi sebesar 8,31 mm pada batch kedua pH 8. Oleh karena itu, G. kaustophilus TM6T2 (a) berpotensi menghasilkan antibakteri dimana sistem sel amobil lebih efektif dalam menghasilkan zat antibakteri daripada sel bebasnya.Item POTENSI BAKTERI Geobacillus subterraneus TM6Sp1 ISOLAT KAWAH GUNUNG KAMOJANG SEBAGAI AGEN PENGHASIL ANTIBAKTERI TERHADAP PATOGEN ORAL DAN GASTROINTESTINAL(2022-12-05) CANDRA ARUMIMANIYAH; Emma Rachmawati; Ratu SafitriGeobacillus adalah bakteri termofilik yang mampu memanfaatkan berbagai substrat dan menghasilkan berbagai metabolit, seperti enzim termostabil, senyawa kimia, dan peptida antimikroba, khususnya bakteriosin atau BLIS. Geobacillus subterraneus TM6Sp1 diisolasi dari Kawah Gunung Kamojang, Jawa Barat, Indonesia yang berpotensi sebagai sumber antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi antibakteri dari G. subterraneus sebagai penghasil antibiotik baru untuk patogen oral dan gastrointestinal. Penelitian dilakukan secara eksperimental dan data dianalisis secara deskriptif. Studi pertumbuhan G. subterraneus dilakukan di media MHBG pada berbagai pH (6, 7, dan 8) selama 36 jam. Selanjutnya, preparasi antibakteri dengan repeated batch oleh sistem sel bebas dan amobil dilakukan pada berbagai pH pada suhu 55°C. Sampel diambil setiap 24 jam. Filtrat G. subterraneus diuji aktivitas antibakterinya terhadap patogen oral dan gastrointestinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sel bebas, zona hambat terbesar secara berturut-turut, yaitu 16,43 mm dan 10,05 mm terhadap E. coli dan S. typhimurium pada pH 6 di jam ke-20 pada batch pertama. Sedangkan, aktivitasnya terhadap patogen oral, L. acidophilus dan K. penumoniae, masing-masing sebesar 7,74 mm (pH 6, batch pertama) dan 7,52 mm (pH 7, batch kedua). Pada sel amobil, zona hambat terbesar dihasilkan oleh filtrat pada pH 8 di batch keempat secara berturut-turut sebesar 18,04 mm dan 19,75 mm terhadap E. coli dan S. typhimurium. Sedangkan, terhadap patogen oral, S. mutans, L. acidophilus, dan K. penumoniae, zona hambat masing-masing sebesar 9,26 mm, 9,09 mm, dan 9,11 mm. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa G. subterraneus pada sistem amobil menghasilkan antibakteri lebih tinggi dibandingkan pada sel bebasItem POTENSI BAKTERI Geobacillus thermoleovorans TM6T2Sp1 ISOLAT KAWAH GUNUNG KAMOJANG SEBAGAI AGEN PENGHASIL ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI PATOGEN ORAL DAN GASTROINTESTINAL(2022-08-12) HUSNUL AZZAHRA; Ratu Safitri; Emma RachmawatiGeobacillus adalah bakteri termofilik yang mampu memanfaatkan berbagai substrat untuk menghasilkan metabolit, seperti enzim termostabil dan peptide antimikroba, khususnya bakteriosin. Geobacillus thermoleovorans TM6T2Sp1 diisolasi dari kawah Gunung Kamojang, Jawa Barat, Indonesia yang berpotensi sebagai sumber antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antibakteri dari G. thermoleovorans sebagai antibiotik baru untuk patogen oral dan gastrointestinal. Penelitian dilakukan secara eksperimental dan data dianalisis secara deskriptif. Preparasi antibakteri meliputi studi pertumbuhan di media Minimal pada berbagai pH (6, 7, dan 8) selama 36 jam. Preparasi antibakteri dilakukan pada berbagai pH pada suhu 55°C dan dilakukan pengambilan sampel setiap 24 jam serta fermentasi dilakukan secara repeated batch. Preparasi antibakteri juga dilakukan dengan sistem sel bebas dan amobil. Filtrat G. thermoleovorans diuji aktivitas antibakterinya terhadap patogen oral dan gastrointestinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sel amobil, zona hambat tertinggi secara berturut-turut sebesar 19,85 mm dan 16,36 mm untuk E. coli dan S. typhimurium pada pH 7 di jam ke-26 pada batch kedua. Sedangkan, pada patogen oral, G. thermoleovorans menghasilkan zona hambat sedang terhadap S. mutans (pH 6, batch ketiga) dan K. pneumoniae (pH 8, batch kedua). Pada sel bebas, zona hambat tertinggi sebesar 10,79 mm untuk E. coli pada pH 8 di jam ke-22. Sedangkan, pada patogen oral, G. thermoleovorans menghasilkan zona hambat sedang terhadap S. aureus (pH 6, batch kedua), S. mutans (pH 6, batch kedua), dan K. pneumoniae (pH 7, batch kedua). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sel amobil G. thermoleovorans menghasilkan diameter zona hambat yang lebih besar dibandingkan dengan sel bebas G. thermoleovorans.Item PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI GEOBACILLIN CT6 PRODUKSI SEL AMOBIL Geobacillus subterraneus Tm6Sp1 SEBAGAI PEPTIDA ANTIMIKROBA TERHADAP Streptococcus mutans DAN Escherichia coli(2023-11-20) CANDRA ARUMIMANIYAH; Emma Rachmawati; Ratu SafitriSaat ini, penggunaan peptida antimikroba, seperti bakteriosin sedang dieksplorasi sebagai pengobatan alternatif atau senyawa tambahan dalam formulasi obat-obatan ataupun makanan. Namun, karakteristik bakteriosin dari bakteri termofilik, Geobacillus, masih terbatas penelitiannya. Bakteriosin dari genus ini diketahui memiliki sifat termostabil, tahan terhadap rentang pH yang luas, dan aktif melawan Gram-positif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik geobacillin CT6 yang dihasilkan oleh G. subterraneus Tm6Sp1 dan nilai MIC-nya terhadap Streptococcus mutans dan Escherichia coli. Produksi bakteriosin dilakukan dengan sistem preparasi sel amobil dan fermentasi repeated batch, sebanyak 12 batch. Ekstrak kasar bakteriosin dihasilkan melalui presipitasi amonium sulfat 80% dan dipekatkan dengan freeze-dry. Presipitat bakteriosin dimurnikan lebih lanjut dengan RP-HPLC preparatif. Hasil puncak fraksi yang mengandung geobacillin CT6 diamati pada rentang waktu retensi antara 12 hingga 15 menit. Aktivitas antibakteri geobacillin CT6 cenderung meningkat seiring dengan tahapan proses purifikasi. Diameter zona hambat terhadap bakteri E. coli dan S. mutans meningkat dari 6,20 mm dan 8,96 mm menjadi 9,77 mm dan 14,51 mm secara berturut-turut. Geobacillin CT6 juga menunjukkan sensitivitas terhadap enzim proteolitik, serta tetap stabil pada rentang suhu 55-95°C dan pH 4-10, termasuk saat ditambahkan dengan pelarut organik. Hasil pengujian MIC menunjukkan nilai sebesar 2,22 µg/ml terhadap S. mutans dan 4,25 µg/ml terhadap E. coli.Item PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI GEOBACILLIN T2A PRODUKSI SEL AMOBIL Geobacillus kaustophilus TM6T2 (a) SEBAGAI PEPTIDA ANTIMIKROBA TERHADAP Streptococcus mutans DAN Escherichia coli(2024-01-10) AKEYLA TABINA TAWANGALUN; Ratu Safitri; Emma RachmawatiPeptida atau protein antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri disebut sebagai bakteriosin. Bakteri termofilik Geobacillus sp., diketahui sebagai penghasil bakteriosin yang sangat baik. Bakteriosin dapat diaplikasikan untuk pengobatan penyakit gigi mulut yang disebabkan oleh bakteri patogen genus Streptococcus dan gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan daya hambat protein crude dan murni, karakteristik, dan nilai MIC geobacillin T2A yang dihasilkan oleh G. kaustophilus TM6T2 (a) sebagai peptida antimikroba terhadap bakteri S. mutans dan E. coli. Penelitian dilakukan secara deskriptif dan eksperimental dengan rancangan acak lengkap dua faktorial dan tiga ulangan. Penelitian deskriptif meliputi purifikasi dan karakterisasi geobacillin T2A. Penelitian eksperimental meliputi uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dengan metode broth microdilution. Produksi geobacillin T2A dilakukan dengan fermentasi repeated batch sistem sel amobil selama 10 batch. Crude bacteriocin extract (CBE) dimurnikan menggunakan presipitasi amonium sulfat 80% dan kromatografi RP-HPLC. Konsentrasi protein ditentukan dengan metode Bradford. Karakterisasi geobacillin T2A dilakukan dengan memberi perlakuan berbagai pH, suhu, enzim, dan pelarut organik. Pada uji MIC, geobacillin T2A dibuat variasi pengenceran bertingkat (1:2 - 1:32) dan diujikan terhadap S. mutans dan E. coli. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik menggunakan uji ANOVA (p=0.05). Hasil menunjukkan bahwa waktu retensi geobacillin T2A berkisar antara 11-12 menit. Konsentrasi geobacillin murni T2A yang didapatkan adalah 24 ppm. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan daya hambat pada protein geobacillin T2A crude dan murni yang diujikan pada S. mutans dan E. coli. Geobacillin T2A tahan terhadap perubahan pH 4-10, suhu 55-95 oC, sensitif terhadap proteinase K dan mengalami penurunan fungsi bila digabungkan dengan EDTA. Nilai MIC geobacillin T2A hasil purifikasi sebagai peptida antimikroba terhadap S. mutans adalah 3 ppm dengan hasil statistik tidak signifikan dan 12 ppm terhadap E. coli, dengan hasil statistik signifikan.