Anestesiologi dan Terapi Intensif (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Anestesiologi dan Terapi Intensif (Sp.) by Subject "APACHE II"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item GAMBARAN ACUTE PHYSIOLOGIC AND CHRONIC HEALTH EVALUATION (APACHE) II, LAMA PERAWATAN, DAN LUARAN PASIEN DI RUANG INTENSIF RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PADA TAHUN 2017(2012) BRAMANTYO PAMUGAR; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkor acute physiologic and chronic health evaluation (APACHE) II, lama perawatan, dan luaran pasien merupakan indikator penting di Intensive Care Unit (ICU). Ketiga indikator ini dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Ketiga indikator ini dapat dibandingkan di tempat lain dalam rangka peningkatan pelayanan ICU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran skor APACHE II, lama perawatan, dan luaran pasien yang dirawat di ICU RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2017. Metode yang digunakan adalah deskriptif observasional yang dilakukan secara retrospektif terhadap 303 obyek penelitian. Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medis pada bulan April 2018. Penelitian ini memperoleh hasil skor APACHE II berkisar antara 0−56 dengan rerata 16,68, angka mortalitas sebesar 130 (42,3%), dan lama perawatan berkisar antara 2−79 hari dengan rerata 9,89 hari. Data lain yang diperoleh mengemukakan ketidaksesuaian angka mortalitas aktual yang dapat dikarenakan perbedaan acuan prediksi mortalitas, derangement pada pasien cedera kepala, bias yang disebabkan karena penatalaksanaan pasien pre-ICU, dan satu waktu pemeriksaan skor APACHE II. Skor APACHE II pada pasien yang dirawat di ruang intensif membentuk gambaran grafik bell-shaped terhadap lama perawatan.Item Perbandingan Sistem Skoring Acute Physiology And ChronicHealth Evaluation (APACHE) II dan INCNS Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien Bedah Saraf di ICU(Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, 2024-01-12) Monika Widiastuti; Dewi Yulianti Bisri; Iwan Abdul RachmanSistem skoring INCNS (Inflammation-Nutrition-Consciousness-Neurologic Function-Systemic Condition) adalah suatu sistem skoring baru yang dikembangkan dengan menilai kondisi inflamasi, nutrisi, kesadaran, fungsi neurologi dan kondisi sistemik pada pasien bedah saraf yang dirawat di ICU. Evaluasi kondisi neurologi yang lebih komprehensif dapat membantu untuk memprediksi luaran fungsional, morbiditas dan mortalitas yang lebih baik pada pasien bedah saraf yang dirawat di ICU, dibandingkan dengan sistem skoring APACHE II yang hanya menilai GCS. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sistem skoring INCNS dengan sistem skoring APACHE II dalam memprediksi mortalitas pada pasien bedah saraf yang dirawat di ICU. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang prospektif yang melibatkan 77 pasien bedah saraf yang dirawat di ICU. Luaran utama dari penelitian ini adalah mortalitas pasien yang didefinisikan sebagai pasien yang meninggal selama perawatan di ICU. Usia rata-rata pasien adalah 50,87 tahun, 37 (48,1%) adalah laki-laki dan 40 (51,9%) adalah perempuan. Nilai cut-off untuk sistem skoring APACHE II adalah 23 dengan sensitivitas 66,7%, spesifisitas 93,6%, nilai prediksi positif 80%, dan nilai prediksi negatif 93,6%. Sistem skoring INCNS memiliki nilai cut-off 17 dengan sensitivitas 77,8% dan spesifisitas 97,1%, nilai prediksi positif 97,1% dan nilai prediksi negatif 77,8%. Analsis lanjutan dengan Hosmer-Lemeshow menunjukkan sistem skoring INCNS (statistik H-L 45,207, p value < 0,001) lebih memiliki kecocokan daripada sistem skoring APACHE II (statistik H-L 3,753, p value = 0,053). Menurut hasil regresi logistik, INCNS memilki korelasi yang signifikan secara statistik dalam memprediksi kematian (RR 4.749 [95% CI 2.64 - 6.858]; p <0.001), sedangkan APACHE II tidak berkorelasi signifikan secara statistik (RR 0.319 [95% CI 0.086 -1.18]; p = 0.084) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem skoring INCNS merupakan satu penilaian yang bermakna yang dapat membantu memprediksi luaran pasien dan mengoptimalisasi strategi penanganan pasien bedah saraf di ICU. Penelitian validasi lainnya diperlukan untuk menentukan reliabilitas dan penggunaan sistem skoring INCNS yang lebih luas pada perawatan pasien bedah saraf di ICU.