Radiologi Kedokteran Gigi (Sp.)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Radiologi Kedokteran Gigi (Sp.) by Subject "CBCT"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS NILAI BETA-CROSSLAPS (β-CTX) DAN PARAMETER MIKROSTRUKTURAL TULANG MANDIBULA PADA RADIOGRAF CONE BEAM COMPUTED TOMOGRAPHY (CBCT) WANITA MENOPAUSE(2019-01-16) SILVIANA FARRAH DIBA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenurunan kualitas tulang pada wanita menopause dapat meningkatkan resiko fraktur sehingga diperlukan suatu pemeriksaan dini kualitas tulang yang mudah dan tidak invasif. CBCT sebagai alternatif pemeriksaan kualitas tulang secara 3 dimensi dapat digunakan untuk mengukur parameter mikrostruktural tulang berupa fraksi volume tulang (BV/TV), ketebalan trabekula (Tb.Th), dan jarak antar trabekula (Tb.Sp). Pemeriksaan laboratorium β-CTx sebagai penanda biokimia resorpsi tulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara β-CTx dengan parameter mikrostruktural tulang trabekula pada CBCT wanita menopause. Total terdapat 17 radiograf CBCT mandibula wanita menopause dengan hasil laboratorium β-CTx yang diambil sampel berupa Region of interest (ROI) pada trabekula di sisi inferior dari foramen mentale. ROI berukuran 3x3 mm diambil pada sisi kanan dan kiri mandibula sehingga total terdapat 34 ROI. Setiap ROI diperiksa 3 parameter mikrostruktural yang diteliti menggunakan BoneJ yaitu BV/TV, Tb.Th, dan Tb.Sp. Uji korelasi Pearson dengan SPSS untuk mengetahui hubungan β-CTx dengan masing-masing parameter, dilanjutkan uji korelasi ganda untuk mengetahui hubungan β-CTx dengan seluruh parameter mikrostruktural tulang sekaligus. Tidak terdapat korelasi yang signifikan (p> 0.05) antara nilai β-CTx dengan masing-masing parameter BV/TV dan Tb.Th. Keduanya menunjukkan hubungan lemah dengan BV/TV berkorelasi negatif terhadap β-CTx sedangkan Tb.Th berkorelasi positif. Parameter Tb.Sp mempunyai korelasi positif katagori sedang dan signifikan (p< 0.05). Uji statistik ketiga parameter mikrostruktural sekaligus memberikan korelasi signifikan (p< 0.05) terhadap nilai β-CTx. Parameter mikrostruktural tulang Tb.Sp berkorelasi terhadap β-CTx pada CBCT mandibula wanita menopause. Nilai β-CTx berkorelasi rendah dengan BV/TV dan Tb.Th.Item Analisis Nilai Densitas Tulang Rahang Berdasarkan Usia Menggunakan Cone Beam Computed Tomography (CBCT)(2017-01-19) INTAN FARIZKA; Fahmi Oscandar; AzhariPengetahuan mengenai densitas tulang rahang penting bagi para praktisi kedokteran gigi karena dapat mempengaruhi perawatan. Jumlah massa tulang meningkat sejak pubertas hingga mencapai puncak sekitar usia 20-35 tahun, namun nilainya belum diketahui pasti. Modalitas radiografi terpilih dalam kedokteran gigi untuk menilai densitas tulang rahang adalah CBCT karena memiliki resolusi tinggi namun dosis radiasi rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata densitas tulang rahang dan hubungan densitas tulang rahang dengan usia. Populasi penelitian ini adalah data sekunder radiograf CBCT dari 49 orang berusia 10-35 tahun, sejumlah 225.792 irisan CBCT. Sampel sejumlah 882 irisan aksial, sagittal dan koronal dengan kriteria yaitu: 4 Region of interest (ROI) posterior, 2 ROI anterior maksila dan mandibula meliputi trabekula dan kortikal. Pengukuran ROI dilakukan menggunakan software EZ Implant. Statistik deskriptif untuk menyajikan nilai rerata, minimum, maksimum densitas serta standar deviasinya, sedangkan analisis regresi linear sederhana untuk menguji hubungan antara densitas tulang rahang dengan usia. Nilai rata-rata densitas trabekula maksila 240.5 HU (usia 10-15), 317.3 HU (usia 16-20), 377.3 HU (usia 21-25), 374.4 HU (usia 26-30), dan 382.8 HU (usia 31-35), sedangkan pada kortikal maksila 632.3 HU (usia 10-15), 712.1 HU (usia 16-20), 728.8 HU(usia 21-25), 724.3 HU (usia 26-30), 720.5 HU (usia 31-35). Nilai rata-rata densitas trabekula mandibula 317.01 HU (usia 10-15), 409.07 HU (usia 16-20), 456.4 HU (usia 21-25), 468.2 HU (usia 26-30), dan 464.17 HU (usia 31-35), sedangkan pada kortikal 722.8 HU (usia 10-15), 752.4 HU (usia 16-20), 789.7 HU (usia 21-25), 794.3 HU (usia 26-30), 800.05 HU (usia 31-35). Nilai R > 0.7 dari analisis regresi linear sederhana menunjukan hubungan linear positif kuat antara densitas tulang rahang dan usia. Tren penelitian ini menunjukan densitas maksila dan mandibula meningkat sejak usia 10 tahun dan menunjukan perubahan minimal pada usia 25-35 tahun, karena pubertas merupakan fase tumbuh kembang dan usia 25-35 tahun cenderung datar karena proses kalsifikasi sudah terhenti sehingga jumlah massa tulang akan mencapai puncak. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara densitas tulang rahang dan usia. Kata Kunci: CBCT, densitas tulang rahang, usiaItem Estimasi Usia Kronologis Berdasarkan Rasio Volume Pulpa dan Gigi Pada Gigi Kaninus Rahang Atas Menggunakan CBCT(2023-07-13) KHAMILA GAYATRI ANJANI; Fahmi Oscandar; Belly SamPendahuluan: Estimasi usia manusia melalui gigi adalah salah satu metode penghitungan usia dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan penuaan gigi yang dapat diterapkan baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Odontoblast menghasilkan dentin sekunder di area dinding pulpa sehingga menyebabkan berkurangnya volume ruang pulpa, yang dapat digunakan sebagai indikator untuk estimasi usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rasio volume pulpa dan gigi pada gigi kaninus dengan menggunakan CBCT untuk mengembangkan metode estimasi umur. Metode: Rancangan penelitian ini adalah analitik dengan observasi pada sampel yang dilakukan secara cross-sectional menggunakan rasio volume pulpa dan gigi melalui radiograf CBCT dari tahun 2018-2022 dengan total gigi kaninus maksila sebanyak 79 gigi yang terdiri dari 79 gigi perempuan dan 79 gigi laki-laki, dengan rentang usia 20-50 tahun, sampel dalam keadaan sehat dan tidak memiliki kelainan secara patologis, foramen apikal tertutup dan tidak menggunakan piranti cekat maupun prostetik. File CBCT 3D dalam bentuk DICOM diproses melalui ITK-SNAP untuk pengukuran volume pulpa dan gigi. Pengukuran dilakukan dua kali, pada volume pulpa dan volume gigi. Analisis regresi linear dilakukan untuk melihat reliabilitas perhitungan rasio volume pulpa dan gigi untuk memprediksi usia manusia.Item Hubungan Densitas dan Penurunan Tulang Alveolar menggunakan CBCT serta Kadar Alkaline Phosphatase (ALP) Ginginval Crevicular Fluid (GCF) pada Pasien Periodontitis Kronis(2019-04-11) RELLYCA SOLA GRACEA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenLatar Belakang: Periodontitis kronis merupakan penyakit rongga mulut yang paling sering dijumpai di masyarakat dan didiagnosis dengan mengukur tingkat terputusnya ligamen pada gigi ke tulang alveolar dan kedalaman penurunan tulang alveolar. Biomarker diagnostik periodontitis kronis juga telah dikembangkan dari gingival crevicular fluid (GCF) seperti alkaline phosphatase (ALP). Densitas tulang alveolar terbukti mempengaruhi hasil perawatan periodontitis kronis, namun penilaian densitas tulang alveolar dengan CBCT jarang diperhatikan dalam menegakkan diagnosis dan penentuan rencana perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penurunan dan densitas tulang alveolar menggunakan CBCT serta kadar ALP dalam GCF pada pasien periodontitis kronis. Metode: Subyek penelitian 35 pasien periodontitis kronis dilakukan pengambilan radiograf CBCT dan sampel GCF. Penurunan tulang alveolar diukur pada pandangan sagittal CBCT. Densitas tulang alveolar diukur menggunakan ROI sebesar 3 x 3 mm pada pandangan koronal CBCT dengan potongan tulang alveolar sedekat mungkin dengan gigi tanpa keterlibatan laminadura. Sampel GCF diambil menggunakan PerioPaper yang kemudian dilakukan analisis kadar ALP secara kolorimetrik. Analisis korelasi Pearson digunakan untuk menilai hubungan dari masing-masing hasil pengukuran. Hasil: Nilai signifikansi (p<0,05) menunjukkan terdapat korelasi negatif antara penurunan dengan densitas tulang alveolar (-0,694). Penurunan tulang alveolar memiliki korelasi positif yang signifikan dengan kadar ALP GCF (0,659). Pengukuran densitas tulang alveolar menunjukkan nilai korelasi sedang dan negatif dengan kadar ALP GCF (-,0584). Simpulan: Terdapat hubungan antara penurunan dan densitas tulang alveolar menggunakan CBCT serta kadar ALP GCF pada pasien periodontitis kronis.Item Pengaruh Perubahan kVp dan mAs Terhadap Kualitas Radiograf CBCT Di RSGM UNPAD(2019-01-16) YOHANES HUTASOIT; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPENGARUH PERUBAHAN kVp DAN mAs TERHADAP KUALITAS RADIOGRAF CBCT DI RSGM UNPAD Yohanes Hutasoit-160821155001 ABSTRAK Latar Belakang: CBCT merupakan kemajuan teknologi yang signifikan didalam pencitraan dibidang ilmu kedokteran gigi yang digunakan untuk diagnosis jaringan keras pada daerah kepala dan wajah. Untuk memastikan kualitas gambar CBCT diperlukan pemeriksaan Quality Assurance (QA test) untuk menjamin bahwa gambar yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dan keakuratan untuk tujuan diagnostik dengan dosis radiasi sesuai dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achiveble). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan kVp dan mAs terhadap keseragaman, kehomogenan, dan kontras gambar radiograf CBCT. Material dan Metoda: Phantom PMMA dan kranium dilakukan pemotretan dengan menggunakan CBCT Vatech Picasso-Trio 3-D Dental Imaging untuk menilai keseragaman, kehomogenan, dan kontras gambar. Gambar dianalisis dengan software imageJ. Metode penelitian adalah experimental semu dengan analisis varian untuk menguji hipotesis Hasil: Terdapat perbedaan keseragaman gambar terhadap perubahan kVp dan mA. Terdapat perbedaan kehomogenan gambar terhadap perubahan kVp dan mA melalui nilai noise, namun tidak terdapat perbedaan kehomogenan gambar dari perhitungan SNR. CNR tidak memperlihakan perbedaan terhadap perubahan kVp dan mA. Simpulan: Terdapat perbedaan kualitas gambar terhadap perubahan kVp dan mAs pada CBCT Picasso Trio 3D Dental Imaging. Keseragaman gambar meningkat seiring meningkatnya kVp dan mA, terdapat perbedaan keseragaman gambar terhadap perubahan kVp dan mA. Kehomogenan gambar memiliki perbedaan terhadap perubahan kVp dan mA berdasarkan nilai noise. Sedangkan kehomogenan gambar melalui SNR tidak terdapat perbedaan terhadap perubahan kVp dan mA. CNR semakin meningkat dengan peningkatan kVp dan mA namun nilai CNR tidak berbeda terhadap perubahan kVp dan mA. Kata Kunci: CBCT, keseragaman, kehomogenan, kontras gambar, kVp, mA,Item Perbedaan Densitas dan Pola Trabekula Pada Proses Osseointegrasi Implan Gigi Melalui Radiograf Panoramik dan CBCT(2022-07-12) IKA RACHMAWATI; Azhari; Lusi EpsilawatiTujuan : Untuk mengevaluasi perbedaan radiograf panoramik dan CBCT dalam penilaian osseointegrasi implan gigi melalui parameter analisis densitas, trabecular thicknes (Tb.Th), trabecular number (Tb.N) dan trabecular separation (Tb.Sp). Metode : Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan sampel yang diambil secara total sampling, dengan menggunakan data primer berupa 15 data radiograf panoramik dan 15 data radiograf CBCT berasal dari preparat tulang tibia kelinci New Zealand White (Oryctolagus cuniculus) yang sudah dilakukan pemasangan implan gigi berbahan titanium alloy dengan ukuran 4x7cm, selama 28 hari, berbentuk tapered, coating SA (Sunblasted with Alumina Acid). Penilaian proses osseointegrasi secara radiografi didapatkan dengan hasil segmentasi region of interest (ROI). Setiap ROI dilakukan analisis densitas dan morfometri mikrostruktur trabekula menggunakan perangkat open software ImageJ (Version 1.53c, Java1.8.0_72,64-bit) dengan Plugin BoneJ. Hasil : Analisis perbedaan nilai osseointegrasi implan gigi pada modalitas panoramik dan CBCT menghasilkan perbedaan yang signifikan (p0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Simpulan : Terdapat perbedaan antara modalitas panoramik dan CBCT pada penilaian osseointegrasi implan gigi. Pengukuran osseointegrasi dengan parameter densitas, trabecular thicknes (Tb.Th), trabecular number (Tb.N) pada modalitas CBCT memberikah hasil yang lebih detail dan interpreatif dibandingkan dengan panoramik.