Spesialis
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Spesialis by Subject "albumin"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item KORELASI KADAR ALBUMIN DAN COLON LEAKAGE SCORE (CLS) DENGAN KEJADIAN KEBOCORAN USUS PASCAOPERASI RESEKSI ANASTOMOSIS PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG(2022-12-27) NOVI CHRISTINA INDRAJAYA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenLatar belakang : Kebocoran anastomosis masih merupakan komplikasi bedah kolorektal yang paling tidak diinginkan. Dilaporkan insiden kebocoran anastomosis setelah operasi kolorektal bervariasi sekitar 1,8% sampai 15,9% karena perbedaan kriteria inklusi pasien pada beberapa studi. Dampak dari kebocoran anastomosis ini berpengaruh pada peningkatan morbiditas, mortalitas (12%-30%), lama rawat, dan biaya rawat, sehingga sedapat mungkin perlu dicegah. Status nutrisi merupakan faktor penting dalam kontribusi kebocoran anastomosis. Kadar albumin yang rendah telah lama diobservasi sebagai indikator malnutrisi. Beberapa penelitian menunjukkan adanya korelasi antara kadar albumin yang rendah dengan peningkatan kebocoran anastomosis. Sistem skoring Colon Leakage Score (CLS) yang sudah baku tidak terdapat item kadar albumin sebagai parameter kebocoran anastomosis, sedangkan kadar albumin merupakan faktor penting yang berkontribusi dalam kebocoran anastomosis. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti korelasi antara kadar albumin dan CLS dengan kejadian kebocoran usus pascaoperasi reseksi anastomosis pada pasien Kanker Kolorektal (KKR) di RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS). Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif dengan desain penelitian cross-sectional. Data diambil dari rekam medis pasien KKR yang berusia diatas 18 tahun yang menjalani operasi reseksi anastomosis usus tahun 2016 – 2020. Penelitian ini akan menganalisis korelasi kadar albumin dan CLS dengan kejadian kebocoran usus pascaoperasi reseksi anastomosis pada pasien KKR. Hasil : Didapatkan 32 pasien kanker kolorektal yang dilakukan reseksi anastomosis, terdiri dari 30 pasien yang tidak mengalami kebocoran dan 2 pasien mengalami kebocoran pascaoperasi. Pada penelitian ini pasien dengan kebocoran anastomosis dengan albumin < 3,5 sebanyak 2 pasien (10,5%). Didapatkan p value 0,227 yang berarti secara statistik tidak bermakna antara kadar albumin dengan kebocoran anastomosis. Untuk skor CLS pada penelitian ini pasien dengan kebocoran anastomosis dengan CLS risiko rendah sebanyak 2 pasien (7,4%). Didapatkan P value 0,530 yang berarti tidak bermakna secara statistik antara nilai CLS dengan kebocoran anastomosis. Korelasi antara kadar albumin dengan kebocoran anastomosis mempunyai nilai koefisien korelasi 0,209 dengan arah positif. Besar korelasi hubungan ini lemah dan secara statistik tidak bermakna yang berarti tidak ada korelasi antara kadar albumin dengan kebocoran anastomosis. Korelasi antara CLS dengan kebocoran anastomosis mempunyai nilai koefisien 0,110 dengan arah positif. Korelasi ini sangat lemah dan tidak bemakna secara statistik, yang berarti tidak ada korelasi antara CLS dengan kebocoran anastomosis. Simpulan : Tidak terdapat korelasi antara kadar albumin dan CLS dengan kejadian kebocoran usus pascaoperasi reseksi anastomosis pada pasien KKR di RSHS. Kata kunci : KKR, reseksi anastomosis, albumin, CLS.