Peternakan (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Peternakan (S1) by Subject "abnormalitas"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP VIABILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMA SAPI PASUNDAN(2019-04-03) ADINDYA NOVITA RAUF; Raden Siti Darodjah; Rini WidyastutiFaktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam Inseminasi Buatan adalah kualitas sperma yang akan di inseminasikan. Kualitas sperma yang baik dapat ditunjang dengan pemberian bahan pengencer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pengencer yang baik digunakan untuk mempertahankan viabilitas dan menekan angka abnormalitas pada sperma Sapi Pasundan. Sperma ditampung menggunakan vagina buatan dari 6 ekor pejantan Sapi Pasundan yang berumur 3-5 tahun. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2018 di BPPT Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dilanjutkan dengan Uji Duncan. Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan jenis pengencer P1 (Tris Kuning Telur), P2 (Sitrat Kuning Telur), P3 (Skim Kuning Telur). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa viabilitas dan abnormalitas sperma Sapi Pasundan menggunakan ketiga bahan pengencer tersebut tidak berpengaruh nyata (p>0,05), dengan hasil P1, P2, dan P3 secara berturut-turut (4.16; 4.16; 3.83 dan 1.3; 1.41; 1.58). Kesimpulan dari peneltian ini adalah tidak ada perbedaan secara nyata dari ketiga perlakuan tersebut terhadap viabilitas dan abnormalitas.Item PENGARUH KOMBINASI KONSENTRASI BOVINE SERUM ALBUMIN (BSA) TERHADAP ABNORMALITAS DAN FRAGMENTASI DNA SPERMA PADA CHILLED SEMEN DOMBA(2019-06-17) EKA ELFRIDA MARBUN; Nurcholidah Solihati; Raden Siti DarodjahTeknologi sexing sperma dapat meningkatkan nilai efisiensi usaha peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi konsentrasi Bovine Serum Albumin (BSA) terhadap abnormalitas dan fragmentasi DNA sperma pada chilled semen domba. Penelitian ini dilaksanakan pada 14 Januari – 27 Februari 2019 dengan objek penelitian berupa semen dari seekor pejantan Domba Priangan berumur 3 tahun. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan kombinasi konsentrasi BSA pada fraksi atas dan fraksi bawah masing-masing yaitu P1=3%;6%, P2=4%;8%, P3=5%;10%, P4=6%;12%, dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Uji Sidik Ragam dan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi BSA berpengaruh nyata lebih rendah (P<0,05) terhadap abnormalitas dan fragmentasi DNA sperma. Nilai rataan abnormalitas sperma fraksi atas dan fraksi bawah terendah dihasilkan pada P3 (3,20±0,27%; 3,20±0,27%). Nilai rataan fragmentasi DNA fraksi atas dan fraksi bawah terendah juga dihasilkan oleh P3 (16,90±1,95%; 17,70±0,97%). Disimpulkan bahwa kombinasi konsentrasi BSA berpengaruh terhadap abnormalitas dan fragmentasi DNA sperma pada chilled semen, dan konsentrasi BSA 5%;10% menghasilkan abnormalitas dan fragmentasi DNA sperma terendah.Item PENGARUH LEVEL GLUTATHIONE DALAM PENGENCER TRIS-SITRAT KUNING TELUR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING(2016-10-11) LEVANA PUTRI ADINDA; Rangga Setiawan; Raden Siti DarodjahGlutathione merupakan salah satu antioksidan yang mampu mempertahankan kualitas semen beku. Namun, glutathione pada level yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keracunan pada semen sehingga menurunkan motilitas. Motilitas dan abnormalitas merupakan parameter penting dalam penilaian kualitas semen. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan glutathione terhadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah post thawing. Semen ditampung dengan menggunakan bantuan vagina buatan dari 5 ekor kambing PE jantan yang berumur 2 – 3 tahun. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 5 perlakuan dan 5 kelompok sebagai ulangan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil analisis statistik menunjukan penambahan glutathione 6 mM memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap motilitas namun tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap abnormalitas dengan nilai 44,36% dan 2,9% dibandingkan dengan penambahan 0; 4; 8; dan 10 mM glutathione yang hasilnya secara berturut-turut (34,68; 40,49; 46,18; 36,88% dan 3,3; 3,0; 2,6; 3,2%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah level glutathione berpengaruh terhadap motilitas dan memberikan pengaruh yang sama terhadap abnormalitas sperma kambing PE post thawing. Level glutathione 6 mM merupakan dosis yang optimal dalam menghasilkan motilitas dan abnormalitas sperma kambing PE post thawing yang baik.