Peternakan (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item Standar Performa Itik Rambon Jantan Periode Starter(2013-07-23) HUSNUL KHOTIMAH; Tuti Widjastuti; Dedi RahmatPenelitian mengenai “Standar Performa Itik Rambon Jantan Periode Starter” telah dilaksanakan di Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas (BPPTU), Jatiwangi, Majalengka dari bulan Maret sampai bulan Mei 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kurva pertumbuhan dan standar performa itik rambon jantan periode starter. Penelitian ini menggunakan 44 ekor itik rambon jantan periode starter. Variabel yang diamati ialah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kurva pertumbuhan dan standar performa diperoleh berdasarkan persamaan Quadratic. Persamaan Quadratic yang didapatkan yaitu konsumsi ransum yaitu Y = -98,64 + 176,05 X – 6,71 X2 dengan rataan nilai simpangan 4,29%, pertambahan bobot badan yaitu Y = 20,61+ 35,22 X – 3,19 X2 dengan rataan nilai simpangan 12,31% dan nilai koefisien determinasi (R2) 66,5%, dan nilai koefisien determinasi (R2) 99.6%, dan konversi ransum yaitu Y = 0,75 + 0,93 X + 0,006 X2 dengan rataan nilai simpangan 11,16% dan nilai koefisien determinasi (R2) 92%.Item Pengaruh Penggunaan Larutan Elektrolit Alami Terhadap Penyusutan Bobot Badan dan Status Hematologis Pada Domba Ekor Gemuk Selama Transportasi(2013-07-22) ADE VICTORIO NUGROHO S; An An Yulianti; Ronnie PermanaPenelitian tentang Pengaruh Penggunaan Larutan Elektrolit Alami terhadap Penyusutan Bobot badan dan Status Hematologis Pada Domba ekor Gemuk Selama Transportasi telah dilaksanakan dari tanggal 1 Mei sampai 27 Juni 2013. Transportasi dilakukan dari PT Agro Jaya Mulya, Probolinggo, Jawa Timur ke Bekasi Timur, Jawa Barat , analisis darah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan 20 ekor domba ekor gemuk jantan umur 1,5 tahun dengan bobot badann 25-33 Kg. Transportasi menggunakan truk diesel. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), empat perlakuan yaitu R0 = Domba tidak diberikan larutan elektrolit, R1= Domba diberikan larutan elektrolit pada saat sebelum keberangkatan, R2= Domba diberikan larutan elektrolit pada istirahat pertama,dan R3= Domba diberikan larutan elektrolit pada istirahat pertama dan istirahat kedua, masing-masing diulang lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan R3 memberikan pengaruh nyata terhadap pengurangan penyusutan bobot badan pada domba ekor gemuk dengan penyusutan 0,7 kg (2,28%) namun tidak berpengaruh nyata terhadap status Hematologis selama transportasi. Kata kunci : Elektrolit alami, Domba Ekor Gemuk, Transportasi, Penyusutan Bobot Badan, HematologisItem PENGARUH PENGGUNAAN BIFIDOBACTERIUM LONGUM SEBAGAI BAKTERI STARTER TERHADAP KADAR PROTEIN TERLARUT, PEROMBAKAN LAKTOSA, DAN VISKOSITAS FLAVORED YOGURT KOLOSTRUM(2013-10-02) M PRIHANDINI BINAR R; Hartati Chairunnisa; Eka WulandariPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Bifidobacterium longum sebagai bakteri starter terhadap kadar protein terlarut, perombakan laktosa, dan viskositas flavored yogurt kolostrum, serta menentukan jumlah penggunaan Bifidobacterium longum dalam bakteri starter yang menghasilkan produk flavored yogurt kolostrum dengan kadar protein terlarut, perombakan laktosa, dan viskositas flavored yang dikehendaki. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu bakteri starter dengan penggunaan L. bulgaricus dan S.thermophilus, tanpa penggunaan Bifidobacterium longum 1:4 (P1 = tanpa penggunaan B.longum); 1:4:1 (P2); 1:4:2 (P3), 1:4:3 (P4), dan 1:4:4 (P5) masing - masing perlakuan dilakukan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bakteri starter L. bulgaricus, S. thermophilus, dan B. longum pada perlakuan 1:4:4 menghasilkan flavored yogurt kolostrum yang dikehendaki, dengan kadar protein terlarut 50,40%, perombakan laktosa 37,34%, dan viskositas 35.213,25 cP.Item IDENTIFIKASI PERSENTASE, KEEMPUKAN DAN WARNA DAGING PRIMAL CUT CARCASS DOMBA LOKAL (Ovis aries) JANTAN YEARLING(2013-07-23) ACHMAD SEPTIAN F; Andiana Sarwestri; Siti NurachmaPenelitian mengenai “Identifikasi Persentase, Keempukan dan Warna Daging Primal Cut Carcass Domba Lokal (Ovis aries) Jantan Yearling” telah dilaksanakan pada April 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui presentase, keempukan dan warna daging primal cut carcass domba jantan yearling. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif untuk 5 ekor domba jantan yearling. Hasil penelitian diperoleh bahwa rataan persentase primal cut carcass domba jantan yearling masing-masing dengan nilai rata-rata leg sebesar 27,88%, shoulder 27,01%, rack 6,82% dan loin 9,14%. Keempukan primal cut carcass rata-rata hasilnya adalah leg sebesar 51,47 mm/det, shoulder 56,40 mm/det, rack 58,73 mm/det dan loin 78,80 mm/det. Warna daging primal cut carcass berwarna merah kecoklatan dengan nilai rata-rata leg 4, shoulder 4, rack 4 dan loin 4.Item Manfaat Sosial dan Ekonomi Program Kredit Sapi Perah Bergulir Mandiri(2013-07-16) DIAN AGUSTA; Lilis Nurlina; Nugraha SetiawanPenelitian mengenai “Manfaat Sosial dan Ekonomi Program Kredit Sapi Perah Bergulir Mandiri”,telah dilaksanakan di 19 TPK wilayah KPSBU JABAR mulai dari tanggal 2 April sampai dengan 16 April 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat sosial dan ekonomi program kredit sapi bergulir mandiri bagi peternak. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Sasaran yang menjadi informan pada penelitian ini yaitu anggota koperasi penerima program sapi bergulir mandiri tahun 2009. Informan terdiri dari karyawan KPSBU 2 orang dan peternak sapi perah penerima kredit sapi bergulir mandiri tahun 2009 sebanyak 19 orang yang mewakili 19 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) sehingga informan berjumlah 21 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Kredit Sapi Bergulir Mandiri memberikan manfaat yakni dalam aspek sosial dan aspek ekonomi. Manfaat dari aspek sosial yaitu meningkatnya tanggung jawab, alokasi waktu dan tenaga, mengarahkan dan membatasi perilaku peternak penerima kredit agar selalu terjalin kerukunan antara peternak penerima sapi bergulir mandiri dengan peternak lain maupun dengan koperasi sebagai pemberi kredit, serta memudahkan dalam mendapatkan informasi. Aspek ekonomi yaitu peningkatan populasi ternak, peningkatan produksi susu, dan peningkatan pendapatan.Item PENGARUH PEMBERIAN LENGKUAS (Alpinia galanga) TERHADAP KADAR NEUTROFIL DAN LIMFOSIT AYAM BROILER(2013-04-23) HENDRO; Diding Latipudin; Lovita AdrianiPenelitian tentang “Pengaruh Pemberian Lengkuas (Alpinia galanga) Terhadap Kadar Neutrofil dan Limfosit Ayam Broiler” telah dilaksanakan dari 03 Januari hingga 07 Februari 2013 di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Sumedang. Tujuan penelitian untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh pemberian perasan lengkuas terhadap kadar neutrofil dan limfosit ayam broiler. Metode yang digunakan secara eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan empat macam perlakuan (P0= 0%, P1= 0,01%, P2= 0,02%, dan P3= 0,03%) dengan lima kali ulangan. Setiap unit perlakuan terdapat 3 ekor ternak percobaan, sehingga total broiler yang digunakan berjumlah 60 ekor pada umur 2 minggu. Berdasarkan hasil perhitungan analisis statistik, bahwa pengaruh pemberian perasan lengkuas tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar leukosit, neutrofil, limfosit, dan rasio neutrofil/limfosit. Kesimpulan penelitian bahwa pemberian perasan lengkuas sampai 0,03% tidak memberikan pengaruh terhadap kadar neutrofil, limfosit dan rasio neutrofil/limfosit.Item Identifikasi Risiko Usaha Ternak Sapi Potong Rakyat(2013-04-22) LENKA STELLA A K; Hasni Arief; Sri RahayuPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai risiko-risiko yang ada dalam usaha ternak sapi potong rakyat. Penelitian ini telah dilaksanakan 15 Februari 2013 sampai dengan 28 Februari 2013, bertempat di Desa Mekarlaksana Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung. Metode penelitian menggunakan metode sensus terhadap seluruh peternak sapi potong pada kelompok Mekarlaksana 1 dan Mekarlaksana 2. Untuk mendapatkan angka tingkat risiko, penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis deskriptif dan analisis risiko dengan menggunakan koefisien variasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa risiko-risiko yang ada dalam usaha ternak sapi potong pada kelompok I dan II diantaranya adalah risiko kemarau panjang, risiko penyakit, risiko harga input, risiko gagal IB, risiko kematian dan risiko kehilangan. Sumber risiko yang paling besar dihadapi oleh para peternak ialah risiko kemarau panjang yang merupakan risiko yang berkaitan dengan klimatologi. Hasil penelitian menunjukkan besaran risiko pada kelompok I (CV=1,42) lebih besar dari kelompok II (CV=1,31).Item KERAGAAN DAN EFISIENSI MANAJEMEN LOGISTIK TELUR AYAM RAS DI PASAR INDUK GEDEBAGE(2013-01-21) JOYCE ANSADA S; Anita Fitriani; Rochadi TawafPenelitian ini dilaksanakan di Pasar Induk Gedebage, Bandung pada bulan November - Desember 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaan dan efisiensi manajemen logistik telur ayam ras di Pasar Induk Gedebage. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan sistem wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 6 orang pelaku pemasaran telur ayam ras di Pasar Induk Gedebage yang memiliki peran masing-masing. Keragaan manajemen logistik yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada setiap pelaku pemasaran secara umum sudah berjalan baik. Kegiatan yang ada pada perencanaan dapat terlaksana dan dievaluasi dengan baik, namun ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Dilihat dari nilai efisiensi, kesepuluh bentuk rantai manajemen logistik telah efisien karena memiliki nilai dibawah 5% yakni masing-masing 3.5%, 4.4%, 3.4%, 4.1%, 1.7%, 1.7%, 2.0%, 2.1%, 2.0%, 2.0%.Item RESPON SELEKSI SIFAT BERKORELASI ANTARA BOBOT LAHIR DENGAN BOBOT SAPIH PADA BERBAGAI TINGKAT INTENSITAS SELEKSI PADA DOMBA GARUT DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT(2014-07-04) OBY ARYADI; Sri Bandiati Komar; Deni AndrianPenelitian mengenai respon seleksi sifat berkorelasi antara bobot lahir dengan bobot sapih pada berbagai tingkat intensitas seleksi pada domba garut telah dilaksanakan pada bulan November 2013 di UPTD BPPTD Margawati Garut. Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai respon seleksi sifat berkorelasi antara bobot lahir dengan bobot sapih Domba Garut pada berbagai tingkat intensitas seleksi. Data yang dianalisis terdiri dari 341 data bobot lahir dan 341 bobot sapih terkoreksi 100 hari yang berasal dari 40 ekor pejantan dan 295 ekor betina. Data dianalisis menggunakan metode REML (restricted Maximum Likelihood) dan perangkat lunak yang digunakan adalah program VCE 6. Efek tetap yang digunakan adalah jenis kelamin dan tipe kelahiran. Nilai Heritabilitas untuk bobot lahir dan bobot sapih umur 100 hari masing-masing adalah 0,221 ± 0,258 dan 0,342 ± 0,203. Nilai intensitas tertinggi pada penggunaan 1 ekor pejantan 10 ekor betina yaitu 2,320. Nilai respon seleksi sifat berkorelasi tertinggi adalah pada tingkat intensitas seleksi 0,41 % (1 ekor) untuk pejantan dan 6,85 % (10 ekor) untuk betina yaitu 1,211 kg, maka diduga bobot sapih pada generasi berikutnya adalah sebesar 11,556 (rata-rata bobot sapih umur 100 hari) ± 1,211 kg = 12,767 kg.Item INDEKS KUMULATIF UKURAN-UKURAN TUBUH DAN BOBOT BADAN DOMBA KOMPOSIT BETINA DEWASA (Study Kasus di Kandang Percobaan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran)(2013-01-21) AI NURFARIDAH; Siti Nurachma; Sri Bandiati KomarPenelitian mengenai “Indeks Kumulatif Ukuran-Ukuran Tubuh Dan Bobot Badan Domba Komposit Betina Dewasa Sebagai Domba Pedaging (Study Kasus Di Kandang Percobaan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran)” telah dilaksanakan pada 27-30 November 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa nilai indeks kumulatif ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan domba komposit yang ada di Kandang Percobaan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif untuk 17 ekor domba betina dewasa yang berumur 1-3 tahun. Hasil penelitian diperoleh rataan bobot badan 35 ± 9,22 kg, panjang badan 69 ± 6,72 cm, lebar pinggul 20 ± 2,45 cm, lebar dada 20 ± 1,96 cm, tinggi pundak 68 ± 3,5 cm, tinggi pinggang 66 ± 2,98 cm, dalam dada 32 ± 3,18 cm, dan panjang pinggang 21 ± 2,16 cm. Untuk nilai index, rataan weight 49539,94; height slope 1,82; length index 1,02; width slope 1,01; depth index 0,47; foreleg index 35,76; balance 0,67; cumulative index 2,7dan indeks tertinggi 3,27 yang diperoleh dari domba yang berumur 1,5 tahun.Item Pengaruh Ransum Mengandung Limbah Ikan Patin Fermentasi terhadap Aktivitas Enzim Protease dan Lipase pada Duodenum Ayam Kampung Super(2023-09-06) ILHAM AHMAD KHALIF; Nyimas Popi Indriani; AbunPenelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Limbah Ikan Patin Fermentasi (LIPF) oleh L. paracasei, B. subtilis, dan S. cerevisiae (LBS) dalam ransum terhadap aktivitas enzim protease dan lipase serta mendapatkan tingkat penggunaan yang menghasilkan aktivitas enzim protease dan lipase terbaik pada duodenum ayam kampung super. Penelitian dilaksanakan pada Maret-April 2023 di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak; Mini Feedmill; dan Laboratorium Uji dan Riset Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian menggunakan ayam kampung super berumur 14 minggu sebanyak 24 ekor yang dipelihara selama 14 hari. Metode yang digunakan yaitu analisis eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 perlakuan dan 4 ulangan. R0 = Ransum kontrol bawah tanpa penggunaan LIPF; R1 = Ransum mengandung 5% LIPF; R2 = Ransum mengandung 10% LIPF; R3 = Ransum mengandung 15% LIPF; R4 = Ransum mengandung 20% LIPF; dan RS = Ransum kontrol atas tanpa penggunaan LIPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan LIPF oleh mikroba LBS berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap aktivitas enzim protease dan lipase. Penggunaan LIPF sebanyak 10% dalam formula ransum, memberikan nilai aktivitas enzim protease dan lipase terbaik pada ayam kampung super.Item EVALUASI KEPEMILIKAN INDUK, PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN MILIK ANGGOTA KPBS PANGALENGAN DI TPK YANG TELAH DIMODERNISASI(2023-08-26) ALDILA PUTRI LUTHFIYYAH; Dwi Suharwanto; HermawanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemilikan induk, produksi susu, dan kualitas susu sapi perah FH meliputi kadar lemak, protein, solid non-fat, dan grade resazurin milik peternak anggota KPBS Pangalengan di TPK yang telah dimodernisasi (MCP) selama bulan Desember 2022-Februari 2023. Metode penelitian menggunakan metode survey dan data diambil dengan teknik sensus, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tiga bulan rata-rata kepemilikan sapi induk 2,756±1,981 ekor/peternak dengan 4,27% peternak memiliki sapi perah induk lebih dari enam ekor dan peningkatan peternak dengan sapi perah induk lebih dari enam ekor di Januari, rata-rata produksi susu menurun dengan rata-rata 10,697±5,236 kg/sapi laktasi/hari serta 15,83% peternak menghasilkan susu ≥15 kg/sapi laktasi/hari. Kualitas susu sudah di atas SNI Susu Segar dan Standar Kualitas Susu KPBS Pangalengan sebagai penentu harga susu, kecuali kadar protein yang masih di bawah Standar Kualitas Susu KPBS Pangalengan.Item Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik In Vitro Beberapa Spesies Legum Yang Tumbuh Di Desa Ujungjaya, Sumedang(2023-09-08) MARSYA ESSA ALMAEDA; Heryawan Kemal Mustafa; Budi AyuningsihTanaman legum merupakan salah satu hijauan pakan yang berpotensi tinggi sebagai pakan berkualitas khususnya ruminansia karena memiliki kandungan nutrien yang cukup lengkap. Tanaman legum yang memiliki nilai kecernaan paling tinggi menandakan bahwa legum tersebut berpotensi dijadikan sebagai pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik in vitro beberapa spesies legum yang tumbuh di Desa Ujungjaya, Sumedang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental semu atau eksperimental quasi menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat macam perlakuan sebagai berikut: P1 = Calliandra calothyrsus, P2 = Calopogonium mucunoides, P3 = Indigofera zolingeriana, dan P4 = Gliricidia sepium. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Data yang diperoleh diuji menggunakan metode uji Anova yang dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan untuk membandingkan perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indigofera menghasilkan kecernaan bahan kering (69,32%) dan bahan organik (78,12%) tertinggi. Sedangkan, Kaliandra menghasilkan kecernaan bahan kering (46,60%) dan bahan organik (51,62%) terendah.Item Pengaruh Pemberian Tepung Kunyit (Curcuma domestica) dan Betain dalam Ransum terhadap Performa Kelinci Lepas Sapih(2023-10-12) FARHAN ABDILLAH; Sauland Sinaga; Ken Ratu Gharizah AlhuurPenelitian mengenai pengaruh pemberian tepung kunyit (Curcuma domestica) dan betain dalam ransum terhadap performa kelinci lepas sapih telah dilaksanakan di Kandang Kelinci Laboratorium Ternak Potong Ciparanje, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juni sampai dengan 27 Juli 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung kunyit (Curcuma domestica) dan betain dalam ransum terhadap performa kelinci lepas sapih yang terdiri dari tingkat konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum pada kelinci lepas sapih. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 4 macam perlakuan pada ransum, yaitu ransum tanpa tepung kunyit dan betain (P0); ransum yang mengandung tepung kunyit 0,4% (P1); ransum yang mengandung tepung kunyit 0,4% dan betain 0,15% (P2) dan ransum yang mengandung tepung kunyit 0,4% dan betain 0,2% (P3). Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung kunyit (Curcuma domestica) dengan dosis 0,4% dan betain 0,2% dalam ransum menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan kelinci lepas sapih tetapi tidak berpengaruh terhadap konversi ransum (P<0,05).Item PENGARUH PENAMBAHAN PREMIX MINERAL PADA ENSILASE UMBI SINGKONG (Manihot sp.) TERHADAP SERAT KASAR DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN(2023-07-11) ABDUL AZIZ SALEH; Atun Budiman; Tidi DhalikaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian premix mineral pada ensilase umbi singkong (Manihot sp.) terhadap serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan terdiri atas: P0 (Ensilase umbi singkong + 3% molases + 0,5% urea + 0% premix mineral), P1 (Ensilase umbi singkong + 3% molases + 0,5% urea + 1% premix mineral), P2 (Ensilase umbi singkong + 3% molases + 0,5% urea + 2% premix mineral), P3 (Ensilase umbi singkong + 3% molases + 0,5% urea + 3% premix mineral), P4 (Ensilase umbi singkong + 3% molases + 0,5% urea + 4% premix mineral). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian premix mineral pada ensilase umbi singkong berpengaruh nyata (P≤0,05) terhadap kandungan serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Perlakuan P4, ensilase umbi singkong dengan penambahan 3% molases, 0,5% urea, dan 4% premix mineral menghasilkan serat kasar terendah sebesar 1,35% dan bahan ekstrak tanpa nitrogen tertinggi sebesar 88,99%.Item KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK IN VITRO PADA SORGUM, RUMPUT ODOT, DAN SETARIA YANG DITANAM DI DESA UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG(2023-07-12) MUHAMMAD KHANZA LABIB; Budi Ayuningsih; Ronnie PermanaTujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui nilai kecernaan bahan kering (KcBK), dan nilai kecernaan bahan organik (KcBO) dan pakan yang memiliki nilai KcBK dan KcBO tertinggi pada sorgum, rumput odot, dan rumput setaria yang ditanam di Desa Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu (Quasy Experimental) dengan rancangan penelitian yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak enam6kali sehingga didapatkan 18 unit percobaan. Perlakuan terdiri atas P1= Rumput Odot, P2= Rumput Setaria, P3= Sorgum. Peubah yang diamati ialah nilai KcBK dan KcBO. Data penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan analisis jarak berganda Duncan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa macam hijauan memberikan pengaruh terhadap nilai KcBK namun tidak memberikan pengaruh terhadap nilai KcBO. Nilai KcBK tertinggi dihasilkan oleh sorgum (59,10%). Nilai Kecernaan Bahan Kering (KcBK) pada sorgum 59,10%, rumput odot 53,04%, dan rumput setaria 52,16%. Nilai Kecernaan Bahan Organik (KcBO) pada sorgum 66,36%, rumput odot 65,51%, dan rumput setaria 61,44%. Kecernaan Bahan Kering (KcBK) tertinggi dihasilkan oleh sorgum yaitu 59,10±3,10% dengan Nilai Kecernaan Bahan Organik (KcBO) sebesar 66,36±3,42 %.Item PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN TANAMAN JAGUNG DAN LEGUM GAMAL TERHADAP KUALITAS FISIK WAFER PAKAN(2023-09-27) FAISHAL ALI ZHAFRAN; Nyimas Popi Indriani; Romi Zamhir IslamiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tanaman jagung dan legum gamal terhadap kualitas fisik wafer pakan. Bahan yang dipakai yaitu tanaman jagung, legum gamal, dedak padi, molases, dan air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2023 di Laboratorium Tanaman Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Sumedang. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 macam perlakuan dan 6 pengulangan, sehingga didapat 24 unit percobaan, dengan susunan perlakuan sebagai berikut P1 = Tanaman Jagung 100% dan Legum Gamal 0% P2 =Tanaman Jagung 90% dan Legum Gamal 10%, P3= Tanaman Jagung 80% dan Legum Gamal 20%, dan P4= Tanaman Jagung 70% dan Legum Gamal 30%. Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah kadar air, berat jenis, kerapatan, dan daya serap air. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilakukan uji lanjut dengan uji jarak berganda duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan komposisi campuran tanaman jagung dan legum gamal tidak memberikan pengaruh nyata pada kadar air (non siginifikan) sedangkan pada berat jenis, kerapatan, dan daya serap air memberikan pengaruh nyata (signifikan). Perlakuan P1 menghasilkan kadar air dan daya serap paling tinggi namun menghasilkan kerapatan dan berat jenis yang paling rendah, sedangkan P4 menghasilkan kerapatan dan berat jenis yang paling tinggi, untuk P3 menghasilkan kadar air dan daya serap air yang paling rendah. Komposisi campuran tanaman jagung dan legum gamal yang paling baik untuk wafer pakan adalah P4 dengan 70% tanaman jagung dan 30% legum gamal.Item Pengaruh Penambahan Chicory (Cichorium intybus)pada Ransum Domba terhadap Populasi Baktri dan Protozoa Cairan Rumen (In Vitro)(2023-07-11) AULIA MEGA AGUSTIN; Rahmat Hidayat; Iman HernamanPenelitian mengenai pengaruh level Chicory (Cichorium intybus) dalam ransum domba terhadap jumlah populasi bakteri dan protozoa (In Vitro) telah dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadaran pada bulan Februari – Maret 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level Chicory dalam ransum domba terhadap populasi bakteri dan protozoa rumen secara In Vitro serta untuk mengetahui taraf optimal level Chicory dalam ransum domba yang tidak menganggu populasi bakteri dan protozoa rumen. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat empat perlakuan level Chicory, yaitu 0%, 15%, 30%, dan 45% dengan 5 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam, dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Chicory dalam ransum domba sampai taraf 45% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi bakteri protozoa. Kesimpulan dari penelitian ini, Chicory dapat digunakan dalam ransum domba sampai taraf 45% tanpa mengganggu mikroba rumen.Item Pengaruh Metode Thawing Terhadap Motilitas dan Recovery Rate Semen Beku Sapi Pasundan(2023-08-29) DEWI FORTUNA MUSLIM; Nurcholidah Solihati; Nena HilmiaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode thawing terhadap motilitas dan recovery rate semen beku Sapi Pasundan. Objek penelitian yang digunakan yaitu semen beku Sapi Pasundan dalam straw berukuran 0,25 ml yang berasal dari 7 ekor Sapi Pasundan yang dipelihara di Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Potong Ciamis. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri atas perlakuan P0 = thawing dengan menggunakan air bersuhu 37℃ selama 30 detik sebagai perlakuan kontrol, P1 = thawing dengan menggosokan pada telapak tangan bersarung kain selama 30 detik, dan P2 = thawing dengan mengusap menggunakan kain lalu menggosokan pada telapak tangan tanpa sarung selama 30 detik. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dan uji Dunnett. Hasil penelitian menunjukkan metode thawing mempengaruhi motilitas dan recovery rate semen beku Sapi Pasundan. Metode thawing dengan menggosokan pada telapak tangan bersarung selama 30 detik dan thawing dengan mengusap menggunakan kain lalu menggosokan pada telapak tangan tanpa sarung selama 30 detik tidak menghasilkan motilitas dan recovery rate semen beku Sapi Pasundan yang lebih baik dari nilai motilitas dan recovery rate hasil thawing sesuai SNI 4869.1:2021.Item FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI SUSU SEGAR PADA RUMAH TANGGA PETERNAK SAPI PERAH (Survei di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)(2023-09-12) MUHAMMAD RIJAL RAFIF; Muhammad Hasan Hadiana; Andre Rivianda DaudTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah rata – rata konsumsi susu pada rumah tangga peternak sapi perah anggota KPSBU Lembang dan mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi konsumsi susu segar pada rumah tangga peternak sapi perah anggota KPSBU Lembang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2023 pada peternak sapi perah anggota KPSBU Lembang di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode proportional random sampling untuk mendapatkan 70 sampel rumah tangga peternak sapi perah. Analisis data untuk menjelaskan adanya pengaruh variabel bebas terhadap rasio peluang suatu rumah tangga mengonsumsi susu segar dengan tidak mengonsumsi susu segar, menggunakan regresi logistik biner. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga peternak yang mongonsumsi susu sebanyak 66%, dengan rata – rata konsumsi susu segar sebanyak 1,69 liter/bulan/rumah tangga. Secara statistik model regresi logistik dapat memprediksi konsumsi susu segar pada rumah tangga peternak sapi perah sebesar 77,1%. Terdapat dua faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi susu segar yaitu persepsi terhadap kebersihan pemerahan dan persepsi terhadap manfaat susu.