Agribisnis (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Agribisnis (S1) by Subject "Adopsi Inovasi"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item ADOPSI INOVASI USAHATANI PADI SISTEM ORGANIK (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Saung Daun Di Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)(2014-04-22) AMI HADAINA FITRIYAH; Yayat Sukayat; Tidak ada Data DosenAMI HADAINA FITRIYAH, 2014. Adopsi Inovasi Usahatani Padi Sistem Organik (Studi Kasus pada Kelompok Tani Saung Daun di Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat). Di bawah bimbingan Ir. Yayat Sukayat, M.Si. Salah satu daerah di Kabupaten Garut yang sudah dikenal sebagai penghasil beras organik di Kecamatan Bayongbong, yaitu di Desa Salakuray pada kelompok tani Saung Daun. Kelompok tani Saung Daun berdiri pada tahun 2011. Petani di kelompok tani Saung Daun Desa Salakuray membudidayakan padi organik melalui sebuah kelompok tani yang telah mendapat pendampingan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu kelompok tani Saung Daun. Petani kelompok tani saung daun banyak yang membudidayakan varietas Sarinah, sintanur, Mekongga, Ampar, dan Lokcan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses adopsi inovasi usahatani padi dengan sistem organik dan bagaimana gambaran usahatani padi sistem organik di kelompok tani Saung Daun. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses adopsi inovasi usahatani padi sistem organik yaitu menerima inovasi padi sistem organik. Gambaran usahatani padi sistem organik masih tergolong kategori rendah dari segi luas lahan, produktivitas lahan, harga jual, dan biaya yang dikeluarkan petani. Kata Kunci: Adopsi Inovasi, Usahatani Padi, Padi Sistem OrganikItem Analisis Perilaku Anggota Kelompok Tani Katata terhadap Program Pengembangan Pasar dengan Pendekatan Outcome Mapping(2017-07-14) GHERHANA NOVYANY; Mahra Arari Heryanto; Tidak ada Data DosenGHERHANA NOVYANY. 2017. Analisis Perilaku Anggota Kelompok Tani Katata terhadap Program Pengembangan Pasar dengan Pendeketan Outcome Mapping. Dibawah Bimbingan MAHRA ARARI HERYANTO Kelompok Tani Katata merupakan binaan Universitas Padjadjaran (UNPAD). UNPAD memiliki beberapa program, salah satunya program pengembangan pasar yang dilaksanakan oleh Tim Padjadjaran Agrologistika. Program tersebut merupakan program yang bertujuan untuk menyederhanakan rantai pemasaran Kelompok Tani Katata, dan membuat kelompok tani harus menginovasi budidaya pertaniannya. Oleh karena itu, terdapat perubahan perilaku sosial yang terjadi setelah program diterapkan. Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis mendalam, dan alat analisis yang digunakan Outcome mapping. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menjelaskan, terjadi perubahan rantai pemasaran Kelompok Tani Katata yang sebelumnya harus memasok hasil produksinya ke pemasok ritel modern, saat ini Kelompok Tani Katata dapat memasok produknya secara langsung ke Hero Group (Giant). Terdapat perubahan perilaku pada Kelompok Tani Katata setelah diterapkannya program, seperti interkasi tiap aktor yang terkait dalam program terlihat lebih kompleks dibandingkan sebelumnya. Inovasi pada proses budidaya pertanian membuat anggota kelompok lebih terbuka dalam menggunakan teknologi. Program juga berdampak positif pada perubahan perilaku Kelompok Tani Katata, dimana kelompok lebih berkembang dalam melakukan usahataninya dan terbuka pada teknologi baru yang dapat menunjang usatahi mereka.Item HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI BERUSAHATANI PADI ORGANIK(2017-09-12) HANI CINTIA RATNASARI; Anne Charina; Tidak ada Data DosenHANI CINTIA RATNASARI. Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Petani Terhadap Tingkat Pengambilan Keputusan Inovasi Berusahatani Padi Organik (Suatu Kasus Di Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat). Dibawah bimbingan ANNE CHARINA. Desa Bumiwangi memiliki kelompok tani Organik salah satunya yaitu Kelompok tani Organik Sarinah. Kelompok Tani Organik Sarinah dibentuk pada tahun 2007 dengan 8 orang anggota. Sampai sekarang jumlah anggota berjumlah 36 orang. Sebelum bergabung menjadi anggota kelompok tani Sarinah petani menanam padi non-organik. Berpindahnya petani konvensional menjadi petani organik didasarkan pada hamparan tanah sawah yang sudah tidak subur dan tidak sehat lagi akibat pemupukan kimia yang terus menerus sehingga tanahnya menjadi lengket dan sulit diolah. Hal ini berakibat pada hasil produksi yang semakin rendah. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dalam pengambilan keputusan petani untuk bertani secara organik dan kendala yang dihadapi petani organik dalam menerapkan padi organik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan suatu kasus di Desa Bumiwangi. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis berupa deskripsi dan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian ini adalah faktor internal yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan padi organik yaitu luas lahan dan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan padi organik yaitu dukungan penyuluhan, persepsi petani dan dukungan lingkungan. Sedangkan kendala yang di hadapi petani organik di Desa Bumiwangi yaitu Serangan Hawar Daun Bakteri (HDB) pada tanaman padi, Masih adanya sampah plastik yang masuk ke lahan padi organik, alat perontok padi yang masih tradisional, Sumber Daya manusia yang kurang dan Eceng Gondok yang tidak terawat. Kata kunci: Adopsi Inovasi, Petani OrganikItem Peran Penyuluh dan Kontak Tani dalam Peningkatan Daya Adopsi Inovasi Pertanian Model SRI di Kelompok Tani Silih Asih I dan Silih Asih II, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor(2012-08-15) RAMADHAN SAEPULLOH KENEDY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Ramadhan Saepulloh Kenedy. 2012. Peran Penyuluh dan Kontak Tani dalam Peningkatan Daya Adopsi Inovasi Pertanian Model SRI di Kelompok Tani Silih Asih I dan Silih Asih II, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Dibawah bimbingan Hepi Hapsari Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya.Tugas mengembangkan petani tidak hanya dilakukan oleh penyuluh namun dilakukan pula oleh Kontak Tani. Kondisi sebagian besar petani kita yang masih menggunakan sistem pertanian konvensional memerlukan pembinaan yang lebih intensif terutama dalam alih inovasi teknologi. System of Rice Intensification adalah salah satu model pertanian yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran penyuluh dan kontak tani dalam meningkatkan daya adopsi inovasi pertanian model System of Rice Intensification Desain penelitian yang digunakan adalah desain kualitatif deskritif. Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study) dan informan dalam penelitian diantaranya Penyuluh, Kontak Tani dan anggota kelompok tani Silih Asih I dan Silih Asih II. Jumlah responden yang diwawancarai berjumlah 40 orang. Analisis data dalam penelitian ini antara lain dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Untuk adopsi yang dilakukan oleh petani disajikan dalam bentuk deskripsi persamaan antara pertanian yang dilakukan di kelompok Silih Asih I dan Silih Asih II.Hasil penelitian menunjukan bahwa peran penyuluh sebagai Edukator dan Organisator petani. Penguatan kelembagaan terutama koprasi yang dilakukan memberikan dampak yang baik untuk petani, selain itu penyuluh dapat menumbuhkan pemahaman petani tentang pertanian ramah lingkungan. Peran kontak tani di Silih Asih telah terlaksana dalam fungsi sebagai kelompok sebagai wahana produksi dan kelas belajar mengajar dengan baik. Pemilihan petani muzahik yang tepat dan hasil beras SAE yang menjadi komoditas unggulan di Lembaga Pertanian Sehat merupakan salah satu keberhasilan kontak tani. Dalam hal Adopsi Inovasi model SRI, anggota Kelompok Silih Asih I dan Silih Asih II sudah mengadopsi komponen model inovasi SRI sebanyak 65,8 %, adopsi yang masih sulit dilakukan oleh para responden adalah penerapan tanam satu lubang satu pohon dan tanam usia 7-10 hari, hal ini dikarenakan sulit diberantasnya hama keong mas. Keberhasilan adopsi tersebut tidak terlepas dari peran penyuluh dan kontak tani yang memperkenalkan dan menerapkan suatu inovasi terlebih dahulu.Item RESPON PETANI TERHADAP PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN (Studi Kasus di Desa Karangbungur, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang)(2016-07-21) ASHIFA ZAHRA AFIFAH; Lies Sulistyowati; Tidak ada Data DosenPadi merupakan komoditas pangan utama di Indonesia. Permintaan padi semakin lama semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan permintaan perlu diseimbangi dengan adanya peningkatan produksi padi. Salah satu upaya dalam pembangunan pertanian untuk menunjang peningkatan produksi adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan sebaiknya dapat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan petani, sehingga kegiatan penyuluhan memberikan dampak positif sehingga mampu memberikan rekomendasi perubahan kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan penyuluhan di Desa Karangbungur, respon petani terhadap penerapan teknologi PTT padi sawah melalui kegiatan penyuluhan, dan tingkat adopsi petani. Desain yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus. Analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan bantuan panduan wawancara. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa kegiatan penyuluhan di Desa Karangbungur sudah cukup baik, akan tetapi harus ada perubahan yang lebih baik dalam melakukan pendekatan kepada petani yang belum tertarik untuk mengikuti penyuluhan. Respon kognasi petani yaitu 69,16 % mengetahui dan 30,84 % tidak mengetahui. Respon afeksi yaitu 58,75 % mendukung dengan mengikuti dan 41,25 % tidak mengikuti. Respon psikomotorik yaitu 48.3 % menerapkan dan 50.2 % tidak menerapkan. Capaian yang diraih sebesar 48.3 % dengan penerapan terbaik ada pada panen dan yang kurang pada pengairan. Dalam adopsi inovasi sebanyak 5 % petani informan penolak, 25 % petani informan the late majority, 25 % petani informan the early majority, 35 % petani informan early adopters, dan 10 % petani informan innovators. Terdapat hubungan antara karakteristik petani (luas lahan dan umur) dengan tingkat adopsi inovasi dan respon.