Magister Ilmu Keperawatan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Magister Ilmu Keperawatan by Subject "Akupresur"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item pengaruh akupresur sebagai terapi adjuvan terhadap intensitas nyeri post operasi mayor pada anak usia prasekolah diruang bedah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung(2018-02-22) MINIHARIANTI; Henny Suzana Mediani; Ikeu NurhidayahPembedahan merupakan salah satu tindakan invasif yang sering dilakukan pada anak di rumah sakit. Salah satu keluhan yang sering dirasakan setelah post operasi mayor adalah nyeri. Manajemen nyeri menjadi prioritas utama bagi semua tenaga kesehatan karena nyeri yang tidak tertangani pada anak akan menimbulkan dampak yang buruk terhadap aspek fisiologi, psikologi, dan perilaku pada anak. Strategi penatalaksanaan nyeri post operasi mayor pada anak tidak terlepas dari terapi farmakologi dan non farmakologi. Akupresur salah satu intervensi secara non farmakologi untuk mengurangi nyeri pada anak.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh akupresur sebagai terapi adjuvan terhadap intensitas nyeri post operasi mayor pada anak usia prasekolah di RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen dengan pendekatan control-group pretest and posttest design. Sampel diambil dengan consecutive sampling. Jumlah sampel yaitu 30 anak usia prasekolah dengan post operasi mayor yang terbagi menjadi kelompok kontrol dan intervensi. Kelompok intervensi 15 orang yaitu mendapatkan farmakologi dan akupresur pada titik Li4 selama 15 menit selama 3 hari. Kelompok kontrol 15 orang mendapatkan terapi farmakologi selama 3 hari. Pengukuran nyeri pre-test dilakukan pada hari pertama dan nyeri post-test dilakukan pada hari ke ketiga dengan menggunakan instrument FLACC. Data di analisis menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rerata penurunan nyeri kelompok intervensi berdasarkan nilai mean yaitu 2,80 ± 0,56 dan kelompok kontrol 1,93 ± 0,46. Terdapat perbedaan yang bermakna intesitas nyeri antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi yaitu p value = 0,001 (p value <0.05). Perawat diharapkan dapat mempertimbangkan intervensi akupresur sebagai terapi adjuvan untuk menurunkan nyeri post operasi pada anak agar menjadi lebih efektif.Item Pengaruh Akupresur Terhadap fungsi Motorik pada klien Pasca stroke di tiga Puskesmas Kabupaten Kuningan Jabar 2015(2015-11-24) MUSTOPA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Gangguan komplek yang terjadi pada klien pasca stroke membutuhkan intervensi keperawatan bukan hanya aspek fisik saja namun aspek psikologis, sosial, kultural dan spritual. Permasalahan yang paling sering terjadi pada klien pasca stroke pada aspek fisik adalah penurunan fungsi motorik yang menyebabkan ketergantungan dan permasalahan lainya. Perawat komunitas di harapkan mampu memfasilitasi klien pasca stroke untuk tetap mampu memamfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan kemandirian baik klien atau keluarga dalam merawat di rumah dan kemandirian dalam kegiatan sehari hari. Akupresur merupakan salah satu intervensi komplementari keperawatan dengan metode sentuhan dan penekanan yang belum banyak di pakai dalam keperawatan dengan cara bekerja mengaktifkan akses yang spesifik pada subkortikal dan kortikal sehingga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan selanjutnya memperbaiki abnormalitas skeletal dalam tubuh klien pasca stroke. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap fungsi motorik klien pasca Stroke di tiga puskesmas kabupaten Kuningan. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen pretest dan posttest. Populasi yang di teliti adalah pasien pasca stroke yang berada di tiga puskesmas Kabupaten kuningan. Sampel di hitung dengan mengunakan tabel Power analisis dan hasil dari perhitungan effect size -1,025 sehingga estimasi sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah 25 dan untuk mengatisipasi kemungkinan drop out maka jumlah sampel dalam penelitian ini menjadi 30 klien. uji analisis menggunakan wilcoxon dengan menggunakan Motorik Assesssment Scale untuk menilai fungsi motorik. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan p<0,05 pada tiga kemampuan fungsi motorik yaitu berjalan (p=0,000), pergerakan tangan (p=0,026) dan aktivitas tangan lanjutan (p=0,038) sedangkan pada kemampuan fungsi motorik terlentang lalu berbaring (p=1,000), terlentang lalu duduk (p=1,000), duduk seimbang (p=1,000), duduk ke berdiri (p=0,157) dan fungsi lengan atas (p=0,157) tidak menunjukan pengaruh yang signifikan. Rekomendasi berdasarkan dari hasil penelitian ini akupresur bermakna dapat meningkatkan kemampuan motorik pada klien pasca stroke dan di harapkan akupresur dapat di kembangkan pada penelitian selanjutnya sebagai terapi komplementer untuk membantu klien pasca stroke dengan outcome yang berbeda untuk meningkatkan kualitas hidup klien di rumah Kata Kunci: Akupresur, fungsi motorik, pasca stroke,Item Pengaruh Akupresur Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay(2014-12-15) YUDI ABDUL MAJID; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia tumbuh dengan cepat, bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainya. Proses degeneratif yang terjadi pada lansia menyebabkan terjadinya penurunan kondisi kesehatannya. Keluhan yang paling sering dialami lansia diantaranya adalah gangguan tidur (insomnia) yang menyebabkan terjadi penurunan kualitas tidur penderitanya. Menurunnya kualitas tidur tersebut berdampak buruk terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia. Penatalaksanaan insomnia dapat secara farmakologis dan non farmakologis. Kehawatiran akan efek samping dari penggunaan obat-obatan yang dikeluhkan penderita insomnia menjadikan terapi komplementer sebagai pilihan terapi. Salah satu terapi komplementer tersebut adalah akupresur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap kualitas tidur lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay. Rancangan penelitian adalah quasi experimen dengan pendekatan pre and post test control group. Pemilihan sampel dengan teknik concecutive sampling yang terdiri dari 36 responden, yang terbagi menjadi 18 responden kelompok perlakuan dan 18 responden kontrol. Kelompok perlakuan mendapat 6 kali intervensi akupresur (pada titik zhao hai, san yin jiao, shen men, da ling, nei guan, yintang) dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu selama 2 minggu. Sebelum dan sesudah intervensi, kualitas tidur responden diukur dengan Pitsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data menggunakan Uji t Dependen, Wilcoxon, Uji t Independen dan Uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kualitas tidur responden sebelum dan sesudah akupresur pada kelompok perlakuan (p<0,05) dan terdapat perbedaan yang bermakna kualitas tidur setelah akupresur antara kelompok perlakuan dan kontrol (p<0,05). Perbedaan tersebut terlihat dari peningkatan respon kepuasan tidur secara subyektif (subjective sleep quality), pengurangan waktu yang diperlukan untuk memulai tidur (sleep latency), peningkatan lamanya waktu tidur (sleep duration), peningkatan efisiensi tidur (habitual sleep efficiency), berkurangnya gangguan tidur pada malam hari (sleep disturbance), serta berkurangnya gangguan tidur pada siang hari (daytime disfunction). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh akupresur terhadap kualitas tidur lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay. Kata Kunci: Akupresur, Insomnia, Kualitas TidurItem PERBEDAAN ANTARA STIMULASI TAKTIL BIASA DENGAN AKUPRESUR TERHADAP PENINGKATAN NILAI GLASGOW COMA SCALE (GCS) PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI NEUROSURGICAL CRITICAL CARE UNIT (NCCU) RSUP DR. HASAN SADIKIN(2013-09-24) ANITA FAUZIA RAHMAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenurunan kesadaran merupakan salah satu permasalahan utama pada pasien cedera kepala yang membutuhkan penanganan segera. Oleh karena itu, selain pemberian terapi primer untuk cedera kepala, dibutuhkan juga terapi lain untuk membantu pasien mencapai kesadaran dengan menggunakan stimulasi sensori. Perawat memiliki peran penting dalam membantu pasien mencapai kesadarannya. Akan tetapi, banyak perawat belum melakukan stimulasi sensori yang dibutuhkan pasien. Salah satu stimulasi sensori adalah stimulasi taktil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara stimulasi taktil biasa dengan akupresur terhadap peningkatan nilai GCS. Penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan menggunakan rancangan pretest-postest design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling dengan 26 orang responden. Responden dibagi menjadi dua kelompok yang mendapatkan stimulasi taktil biasa dan kelompok yang mendapat akupresur. Data yang terkumpul dianalisa menggunakan uji Mann Whitney. Penelitian ini memberikan hasil tidak ada perbedaan peningkatan nilai GCS setelah stimulasi taktil biasa dengan akupresur (p=0.162). Hal ini membuktikan bahwa stimulasi taktil biasa dapat meningkatkan nilai GCS sama seperti akupresur. Hal ini terjadi karena adanya mekanisme dalam mengaktifkan sistem pengatur kesadaran yaitu hemisfer korteks serebri, Reticular Activating System,dan talamus. Stimulasi taktil biasa maupun akupresur dapat meningkatkan nilai GCS terutama pada komponen mata dan motorik dibandingkan verbal.