Manajemen (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Manajemen (S2) by Subject "Analisis ABC - VED"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis ABC - VED dan EOQ dalam Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat BPJS dalam Daftar e-Katalog (Studi Kasus Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung)(2016-02-23) HANINA FUADAH NURAZMINA; Ina Primiana Febri Mustika Soeharsono; Yudi AzisDi rumah sakit, sekitar sepertiga dari anggaran belanja tahunan dihabiskan untuk persediaan, termasuk obat-obatan. Untuk meminimalkan investasi persediaan, rumah sakit dapat menjaga persediaan obat-obatan dengan rendah, namun di sisi lain, pelayanan yang maksimal kepada pasien tidak dapat disediakan. Seiring dengan meningkatnya keikutsertaan masyarakat menjadi peserta BPJS, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) sebagai penyedia kebutuhan obat dan alat kesehatan diharapkan mampu menyediakan kebutuhan obat sesuai dengan yang dibutuhkan. Jenis penelitian adaah penelitian deskriptif dengan objek penelitian pengendalian persediaan obat BPJS dalam daftar e-katalog di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 294 item obat BPJS dalam daftar e-katalog. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis ABC – VED dengan hasilnya berupa kelompok obat prioritas I yang akan dilakukan peramalan untuk mengetahui kebutuhan obat tahun 2015 dan 2016. Hasil penelitian dengan analisis ABC menunjukkan bahwa terdapat obat kelompok A sebanyak 38 item obat (12,93%), kelompok B sebanyak 52 item obat (17,69%) dan kelompok C sebanyak 204 item obat (69,39%). Hasil penelitian dengan analisis VED menunjukkan bahwa terdapat obat kelompok vital sebanyak 17 item obat (5,8%), obat kelompok essential sebanyak 65 item obat (22,1%), dan obat kelompok desirable sebanyak 212 item obat (72,1%). Pengelompokkan obat dengan matrix ABC – VED diperoleh obat prioritas I (AV, BV, CV, AE, AD) sebanyak 50 item obat (17,01%). Penggunaan model EOQ serta perhitungan ROP menunjukkan penurunan total biaya persediaan obat dibandingan dengan cara pemesanan IFRS. Besarnya penghematan biaya persediaan yang terjadi antara cara pemesanan IFRS dengan perhitungan EOQ adalah sebesar Rp. 26.045.127,- untuk tahun 2015 dan Rp. 24.339.248,- untuk tahun 2016. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam pengendalian persediaan obat, pihak IFRS sebaiknya melakukan pemberian prioritas terhadap obat dalam perencanaan dan pengendaliannya dengan menggunakan analisis ABC – VED. Metode ini tidak hanya berfokus pada kelompok obat yang bernilai tinggi namun juga memperhatikan obat – obat bernilai rendah yang termasuk ke dalam obat vital dalam pemberian kepada pasien sehingga tidak mengabaikan obat – obat bernilai rendah secara keseluruhan. Untuk menentukan jumlah obat yang akan dipesan serta waktu pemesanan yang tepat diperlukan perhitungan EOQ dan ROP yang terbukti menurunkan total biaya persediaan obat.