Fakultas Pertanian
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Fakultas Pertanian by Title
Now showing 1 - 20 of 3670
Results Per Page
Sort Options
Item 15 Aksesi Kentang Hitam (Solenostemon rotundifolius (Poir) J. K. Moert) Berdasarkan Karakter Morfologi dan Agronomi(2013-10-18) LYLA FITRIANI MAULANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem ABSTRAK KARTIKA RIZKI NURJAMAN. 2016. Pengendalian Risiko Produksi dan Pemasaran Manggis (Garcinia mangostana L.) (Studi Kasus di Gabungan Kelompok Tani Arta Mukti, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Ta(2016-07-19) KARTIKA RIZKI N; Dini Rochdiani; Tidak ada Data DosenABSTRAK KARTIKA RIZKI NURJAMAN. 2016. Pengendalian Risiko Produksi dan Pemasaran Manggis (Garcinia mangostana L.) (Studi Kasus di Gabungan Kelompok Tani Arta Mukti, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya). Di bawah bimbingan DINI ROCHDIANI. Manggis merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi buah manggis terus meningkat setiap tahunnya. Namun walaupun produksi manggis meningkat tidak semua manggis tersebut dapat di ekspor ke luar negeri dan berdampak kepada berkurangnya pendapatan petani Gapoktan Arta Mukti. Hal tersebut disebabkan oleh adanya risiko di dalam proses produksi dan pemasaran manggis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengendalian risiko produksi dan pemasaran manggis yang dilakukan oleh Gapoktan Arta Mukti. Penelitian ini dilakukan dengan desain deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus. Hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab risiko dengan menggunakan diagram sebab akibat (fish bone). Kemudan risiko dianalisis dengan menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk mengetahui nilai RPN (Risk Priority Number) dan RSV (Risk Score Number) yang menunjukan risiko mana yang terlebih dahulu harus ditangani. Berdasarkan hasil penelitian risiko yang memiliki RPN dan RSV tinggi atau yang berada di dalam kuadran I adalah iklim dan cuaca ekstrem, tidak terdapatnya sumber air, dan ditolaknya produk untuk pasar ekspor. Bagi kelompok risiko yang termasuk ke dalam kuadran I perlu dilakukan upaya Prevent at source. Upaya preventif yang dilakukan adalah dengan cara membangun tampungan air yang dikhususkan untuk mengairi pohon manggis di saat musim kemarau panjang.. Kata Kunci: Risiko, Produksi, Pemasaran, ManggisItem ABSTRAK SINTA KHARISMAWARDANI, 2013. ANALISIS BAURAN PEMASARAN, KUALITAS PELAYANAN DAN KINERJA PENJUALAN (Analisis Internal Pada Karyawan Perusahaan Siomay Geulis, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat) di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Tuhpawana P. Sendjaja. Siomay merupakan jajanan yang cukup dikenal, diminati oleh masyarakat Indonesia, dan terbuat dari tepung tapioka. Salah satu usaha yang memproduksi siomay adalah Siomay Geulis. Siomay Geulis memproduksi siomay dalam berbagai varian rasa, yaitu siomay ra(2013-09-25) SINTA KHARISMA WARDANI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK SINTA KHARISMAWARDANI, 2013. ANALISIS BAURAN PEMASARAN, KUALITAS PELAYANAN DAN KINERJA PENJUALAN (Analisis Internal Pada Karyawan Perusahaan Siomay Geulis, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat) di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Tuhpawana P. Sendjaja. Siomay merupakan jajanan yang cukup dikenal, diminati oleh masyarakat Indonesia, dan terbuat dari tepung tapioka. Salah satu usaha yang memproduksi siomay adalah Siomay Geulis. Siomay Geulis memproduksi siomay dalam berbagai varian rasa, yaitu siomay rasa ikan tenggiri, ikan tuna, udang, ayam, dan jamur. Siomay Geulis mengalami fluktuasi (naik turun) dari tahun ke tahun baik dari produksi maupun nilai penjualan. Untuk mengatasi fluktuasi tersbut maka perlu diciptakan kinerja penjualan yang tinggi, dan dibutuhkan adanya peran serta karyawan dalam bauran pemasaran dan kualitas pelayanan pada Siomay Geulis secara optimal guna menciptakan tujuan pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan bauran pemasaran, kualitas pelayanan, dan kinerja penjualan di Siomay Geulis. Penelitian ini dilakukan di Siomay Geulis yang beralamatkan di Jalan Mahoni Raya No 1, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi lapangan dengan alat bantu kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa faktor internal dengan menggunakan matriks IFE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran pemasaran, kualitas pelayanan, dan kinerja penjualan di Siomay Geulis telah berlangsung secara efektif ditandai dengan banyaknya kekuatan pada bauran pemasaran, kualitas pelayanan, dan kinerja penjualan. Kata Kunci: Bauran Pemasaran, Kualitas Pelayanan, Kinerja Penjualan, Siomay GeulisItem ADAPTABILITAS 36 KLON UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TIPE BARU PADA DUA LOKASI PENANAMAN DI JAWA BARAT(2016-10-14) MUHAMMAD DIVO N; Agung Karuniawan; Noladhi WicaksanaM. Divo Nugroho. 2016. Adaptabilitas 36 Klon Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) Tipe Baru pada Dua Lokasi Penanaman di Jawa Barat. Di bawah bimbingan Agung Karuniawan dan Noladhi Wicaksana. Uji adaptasi merupakan persyaratan untuk melepas suatu klon sebagai varietas unggul. Pada penelitian ini dilakukan uji adaptabilitas 36 Klon Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) Tipe Baru pada Dua Lokasi Penanaman di Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi pengaruh interaksi genotip x lingkungan terhadap penampilan karakter hasil dan komponen hasil 36 klon ubi jalar tipe baru dan mendapatkan klon yang memiliki adaptasi luas atau spesifik wilayah. Percobaan dilakukan di dua lokasi penanaman yaitu di Desa Wonoharjo Kabupaten Pangandaran dan Desa Ciawitali Kabupaten Sukabumi dari bulan Juli 2015 sampai dengan bulan Desember 2015. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Perbesaran (Augmented Design) dengan 36 klon ubi jalar tipe baru dan empat varietas cek yaitu rancing, ayamurasaki, beta-2, dan ac putih. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat interaksi antara genotip dengan lingkungan yang mempengaruhi karakter hasil dan komponen hasil ubi jalar. Berdasarkan pada karakter hasil bobot per plot ubi jalar terdapat satu klon ubi jalar tipe baru yaitu klon nomor 48(162) yang memiliki adaptabilitas luas di semua lokasi penelitian berdasarkan pada analisis stabilitas Wricke dan analisis LSI. Untuk klon yang memiliki sifat spesifik wilayah di Kabupaten Pangandaran adalah klon nomor 52(108) dan spesifik wilayah di Kabupaten Sukabumi adalah klon nomor 14(73). Klon yang terpilih dapat direkomendasikan untuk dilakukan uji stabilitas sebelum dilepas sebagai varietas unggul baru. Kata kunci : adaptabilitas, augmented desain, ubi jalar, uji adaptasi, stabilitas, metode wricke.Item ADAPTASI DAN KUALITAS BIJI ENAM GENOTIP HANJELI (Coix lacryma-jobi L.) ANDALAN DI TIGA LOKASI SENTRA PRODUKSI(2012) ASEP HIDAYAT; Anni Yuniarti; Tati NurmalaABSTRAK Adaptasi dan Kualitas Biji Enam Genotip Hanjeli (Coix lacryma jobi L.) Andalan di Tiga Lokasi Sentra Produksi. di Bimbing oleh : Tati Nurmala, Anne Nuraini dan Anni Yuniarti. Hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) merupakan tanaman serealia dari family Gramineae yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan pakan. Keragaman plasma nutfah perlu dijaga kelestariannya, salah satu upaya dengan membudidayakan hanjeli pulut terseleksi mempergunakan 6 genotip dan memanfaatkan biji hanjeli sebagai pangan bergizi. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan genotip hanjeli pulut yang berdaya hasil tinggi, berdaptasi luas atau spesifik, pengaruh interaksi genotip dengan ZPT dan sebagai informasi genotip yang unggul. Percobaan dilaksanakan dari bulan Juni 2014-Mei 2015 di tiga lahan kering petani sebagai sentra produksi yaitu di lokasi Punclut Bandung Barat, Cilayung Jatinangor dan Rancakalong Sumedang, dengan ketinggian tempat masing-masing 900 m, 850 m dan 850 m dari atas permukaan laut dan ordo tanah di tiga lokasi adalah Andisol, Ultisol dan Inceptisols. Rancangan percobaan yang digunakan dalam adaptasi adalah Rancangan Acak Kelompok dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yaitu genotip (G9, G26, G37, G38, G44, G45). Uji homogenitas ragam galat semua lokasi menggunakan metode Bartlett dengan prinsip uji kecocokan Chi-Square dan uji model analisis AMMI. Rancangan percobaan yang digunakan dalam pengaruh ZPT di Punclut, Cilayung dan Rancakalong yaitu rancangan petak terbagi (Split-plot design) dengan dua faktor perlakuan yang terdiri dari 6 taraf perlakuan genotip hanjeli pulut dan 3 taraf perlakuan giberelin dan paklobutrazol dengan empat kali ulangan. Berdasarkan hasil karakterisasi kimia biji genotip 9 memiliki kandungan karbohidrat (61,91%). G37 memiliki kandungan kadar air (12,22%) serta kadar protein (13,43%), G44 memiliki kadar abu (1,86%) dan kadar lemak (4,96%). Berdasarkan hasil penelitian pengaruh ZPT menunjukkan terjadi interaksi antara pemberian giberelin dan 6 genotip hanjeli terhadap bobot biji per rumpun, bobot biji per plot, bobot biji per hektar, jumlah srisip per batang, biomasa, bobot akar, volume akar dan indeks panen. Hasil terbaik di Punclut pada perlakuan genotip 38 (5,85) ton/ha pada konsentrasi giberelin 12 mL/L, di Cilayung terbaik pada perlakuan genotip 38 (3,08) ton/ha pada konsentrasi paklobutrazol dan 4,09 ton/ha pada konsentrasi giberelin dan paklobutrazol 12 mL/L. karena menunjukkan bobot biji per rumpun, per plot tertinggi.Item ADAPTASI MASYARAKAT DI WILAYAH YANG MENGALAMI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN(2016-10-18) MUHAMMAD YUDHISTIRA S; Yayat Sukayat; Tidak ada Data DosenAlih fungsi lahan merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi dalam kasus pertanian saat ini. Secara langsung maupun tidak langsung, petani yang terkena dampak alih fungsi lahan harus beradaptasi dengan kejadian tersebut. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan petani mengalihfungsikan lahannya dan bagaimana cara mereka beradaptasi. Dalam penelitian ini akan melakukan wawancara langsung kepada informan. Di Desa Cibolang dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir ini telah dibangun perumahan oleh developer atau pengembang tepatnya di Kp Pasir badak yaitu perumahan Kenari Indah Mangkalaya dan sebuah Pabrik Industri Garmen (tekstil) di Kp Cipicung yang masih dalam tahap pembangunan kontruksi. Terdapat 4 (empat) orang petani yang menjual lahannya untuk perumahan Kenari Indah Mangkalaya seluas 4700 m2 dan untuk Pabrik Industri Garmen (tekstil) seluas 5000 m2 dari 1 (satu) orang Petani. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa sebagian besar petani yang mengalihfungsikan lahannya karena tertarik dengan harga yang ditawarkan. Pemerintah seharusnya dapat mengawasi dalam hal alih fungsi lahan ini dan memperketat proses regulasi tentang alih fungsi lahan tersebut, serta memberikan pelatihan untuk petani yang telah kehilangan lahan nya karena beralih fungsi agar bisa memiliki keahlian lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnyaItem ADAPTASI PERILAKU PETANI PADI DAERAH PINGGIRAN KOTA DI ERA COVID-19 SERTA PENGARUHNYA TERHADAP USAHATANI(2021-04-05) YOMITHA FARADINA; Yayat Sukayat; Tidak ada Data DosenSektor pertanian merupakan sektor yang penting dan berpengaruh terkait pada penyediaan kebutuhan pangan pokok khususnya pada komoditas padi sebagai komoditas pangan utama. Covid-19 berdampak terhadap sektor pertanian dan petani sehingga berpengaruh terhadap proses budidaya, pemasaran serta pendapatan petani, sehingga mengubah perilaku petani untuk tetap bertahan hidup dan mempertahankan ketersediaan pangan pokok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik petani padi dan menganalisis adaptasi perilaku petani daerah pinggiran kota serta pengaruhnya terhadap usahatani selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di Desa Sukabakti, Kabupaten Bekasi. Penentuan informan dilakukan menggunakan metode snowball sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan pandemi covid-19 memberikan pengaruh terhadap petani padi daerah pinggiran kota Bekasi dan Jakarta. Dalam usahatani padi petani mengalami pengaruh cukup besar pada penjualan gabah, tenaga kerja dan penyaluran pupuk subsidi, yang disebabkan kurangnya pengetahuan petani dalam memasarkan gabah sehingga petani kesulitan dan sering mengalami kerugian akibat gabah yang dihargai cukup rendah. Berdasarkan pengaruh tersebut petani melakukan beberapa adaptasi sehingga dapat terus bertahan hidup selama Covid-19. Adaptasi yang dilakukan yaitu pengurangan tenaga kerja buruh menjadi tenaga kerja keluarga, pengurangan penjualan pada gabah padi, melakukan pekerjaan sampingan sebagai pedagang, pengurangan pemberian dosis pupuk, menerima bantuan dari pemerintah.Item ADAPTASI PETANI DALAM MENGHADAPI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (Studi Kasus : Pada Petani Padi yang Terkena Alih Fungsi Lahan di Desa Kondang Jaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang)(2017-07-10) NURUL UTAMI; Yayat Sukayat; Tidak ada Data DosenDesa Kondang Jaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Karawang Timur yang mengalami alih fungsi lahan pertanian. Alih fungsi lahan pertanian tersebut diakibatkan dari mudahnya akses dari Desa Kondang Jaya ke pusat kota. Selain itu alih fungsi terjadi akibat meningkatnya jumlah penduduk Desa Kondang Jaya sehingga banyak pembangunan perumahan yang terjadi di Desa Kondang Jaya. Alih fungsi lahan menjadikan lahan pertanian semakin menyusut dan berdampak pada matapencaharian petani serta lingkungannya. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat setiap tahunnya menjadikan petani perlu adaptasi dengan lingkungan barunya. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana adaptasi petani terhadap alih fungsi lahan pertanian dan mendeskripsikan faktor sosial ekonomi pendorong dan penarik petani beralih fungsi lahan pertanian. Metode penelitian ini menggunakan desain kualitatif deskriptif dengan teknik studi kasus, sumber data yang digunakan data primer dan data sekunder, cara menentukan sumber data dengan teknik purposive sampling dan kriteria informan pilihan peneliti. Berdasarkan hasil penelitian, adaptasi yang dilakukan petani yaitu adaptasi cara perilaku yang dibagi menjadi dua kategori, pertama petani melakukan adaptasi dengan memilih bertahan di sektor pertanian dan kedua petani melakukan adaptasi dengan memilih bermatapencaharian di sektor non pertanian. Selain itu faktor pendorong dan penarik petani beralih fungsi lahan pertanian dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor eksternal dan faktor internal. faktor pendorong yang berpengaruh pada faktor internal yaitu kebutuhan keluarga dan faktor penariknya harga jual tanah. Faktor pendorong yang berpengaruh pada faktor eksternal yaitu perizinan penggunaan lahan dari pemerintah, penjadwalan pengairan lahan pertanian dan lingkungan petani, sedangkan untuk faktor penariknya tidak ada.Item Adopsi Inovasi Lokal Budidaya Kentang (Studi Kasus di Desa Karamatwangi Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut)(2022-09-08) SHALSABILAH FERBIANSARI; Ahmad Choibar Tridakusumah; Tidak ada Data DosenShalsabilah Ferbiansari. 2022. Adopsi Inovasi Lokal Budidaya Kentang (Studi Kasus Di Desa Karamatwangi Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut). Di bawah bimbingan Ahmad Choibar Tridakusumah Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan munculnya masalah-masalah umum yang terjadi di lahan ataupun masalah teknis lain karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh petani pedesaan. Tujuan penelitian ini yaitu, Mengetahui karakteristik budidaya kentang, Mendeskripsikan inovasi lokal budidaya kentang, serta Menganalisis adopsi inovasi lokal budidaya kentang di Desa Karamatwangi Cisurupan Kabupaten Garut. Informan dipilih dengan teknik Snowball sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam dengan instrumen kuisioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar petani tergolong umur 41-60 tahun yang mempengaruhi akses lahannya. Mayoritas petani memiliki pengalaman diantara 10-20 tahun dengan menggarap lahan seluas kurang dari 30 patok. Petani kentang di Desa Karamatwangi mempunyai inovasi lokal pada proses budidaya nya seperti penggunaan bahan alami sebagai penyubur lahan dan obat pembasmi hama penyakit, pemeliharaan bibit unggul, pemilihan pola tanam yang sesuai dengan kondisi lahan di Desa Karamatwangi, dan lain-lain. Petani kentang di Desa Karamatwangi sudah mengadopsi inovasi lokal dengan baik. Pengaruh adanya adopsi inovasi lokal adalah penekanan pada biaya sarana produksi.Item ADOPSI INOVASI USAHATANI PADI SISTEM ORGANIK (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Saung Daun Di Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)(2014-04-22) AMI HADAINA FITRIYAH; Yayat Sukayat; Tidak ada Data DosenAMI HADAINA FITRIYAH, 2014. Adopsi Inovasi Usahatani Padi Sistem Organik (Studi Kasus pada Kelompok Tani Saung Daun di Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat). Di bawah bimbingan Ir. Yayat Sukayat, M.Si. Salah satu daerah di Kabupaten Garut yang sudah dikenal sebagai penghasil beras organik di Kecamatan Bayongbong, yaitu di Desa Salakuray pada kelompok tani Saung Daun. Kelompok tani Saung Daun berdiri pada tahun 2011. Petani di kelompok tani Saung Daun Desa Salakuray membudidayakan padi organik melalui sebuah kelompok tani yang telah mendapat pendampingan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu kelompok tani Saung Daun. Petani kelompok tani saung daun banyak yang membudidayakan varietas Sarinah, sintanur, Mekongga, Ampar, dan Lokcan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses adopsi inovasi usahatani padi dengan sistem organik dan bagaimana gambaran usahatani padi sistem organik di kelompok tani Saung Daun. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses adopsi inovasi usahatani padi sistem organik yaitu menerima inovasi padi sistem organik. Gambaran usahatani padi sistem organik masih tergolong kategori rendah dari segi luas lahan, produktivitas lahan, harga jual, dan biaya yang dikeluarkan petani. Kata Kunci: Adopsi Inovasi, Usahatani Padi, Padi Sistem OrganikItem AGRIBISNIS JAMBU KRISTAL: PROSPEK DAN KEMITRAANNYA (STUDI KASUS PT. PURNAWANGI MAJU JAYA, DESA CIPTAHARJA, KECAMATAN CIPATAT, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT)(2013-07-23) JUWITA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenAgribisnis Jambu Kristal: Prospek dan Kemitraannya. Studi kasus PT. Purnawangi Maju Jaya, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dibawah bimbingan ELLY RASMIKAYATI. Jambu kristal merupakan jenis jambu biji unggul kaya akan vitamin, berbiji sedikit, dan produktifitasnya cukup tinggi dibandingkan buah jambu biji pada umumnya. Kenyataannya pengembangan jambu kristal di Indonesia masih belum banyak dilakukan sehingga pasokan dipasaran terbatas. Tujuan penelitian untuk mengetahui seluruh kegiatan agribisnis, kemitraan, dan prospek usaha jambu kristal. Penelitian dilakukan di PT. Purnawangi Maju Jaya dari bulan Februari–Maret 2013. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik penelitian studi kasus dan desain penelitian kualitatif. Hasil Penelitian menunjukan bahwa kegiatan agribisnis dari luas lahan 4,28 Ha membutuhkan 1712 bibit jambu berasal yang dari Kota Bogor dan Jawa Tengah. Pemakaian plastik bening, jaring sterofoam sangat penting untuk pemeliharaan buah, dan produktifitas hasil panen mencapai 25 Kg/pohon pertahun. Hasil produksi jambu kristal PT. Purnawangi Maju Jaya ditahun pengembangan hanya mencapai empat kwintal. Pemasaran buah dilakukan secara eceran dan menjalin sistem kemitraan keagenan dengan PT. Ekspand Semesta Jaya. Hasil analisis Net Present value (NPV) bernilai Rp. 137.964.870,28 , Internal Rate of Return (IRR) adalah 9%, Pay Back Periode (PBP) selama empat tahun dua bulan 14 hari, dan Break Even Point (BEP) di umur ke delapan, bulan ke lima, hari ke 26. Penilaian selama sembilan tahun menunjukan usaha jambu kristal PT. Purnawangi Maju Jaya menguntungkan serta layak untuk dilanjutkan apabila patokan harga jual terendah jambu kristal adalah Rp. 10.000/kilogram tanpa penyusutan hasil. Secara keseluruhan, prospek usaha jambu kristal cukup menguntungkan untuk dikembangkan dalam skala usaha perkebunan.Item AGRIBISNIS KOPI LUWAK ARABIKA ( Studi Kasus Asosiasi Petani Kopi Luwak Three Mountain, Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung )(2012-08-08) NURUL AENI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK NURUL AENI. 2012. Agribisnis Kopi Luwak Arabika (Studi Kasus Asosiasi Petani Kopi Luwak Three Mountain, Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung). Dibawah bimbingan GANJAR KURNIA Asosiasi Petani Kopi Luwak Three Mountain merupakan sebuah asosiasi petani kopi yang mengusahakan kopi luwak arabika. Sampai dengan saat ini Three Mountain telah memiliki anggota lebih dari 28 petani yang tersebar pada tiga kabupaten yaitu Bandung, Garut dan Cianjur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi agribisnis tanaman Kopi Luwak yang terdapat di Asosiasi Petani Kopi Luwak Three Mountain dan langkah strategis apa yang dapat diambil oleh Asosiasi Petani Kopi Luwak Three Mountain Civet Coffee dalam pengembangan agribisnis kopi luwak dilihat dari kondisi internal (kelebihan, kekurangan) dan eksternalnya (peluang, ancaman). Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara tentang informasi tentang agribisnis kopi luwak arabika. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Asosiasi Petani Kopi Luwak Three Mountain menjalankan secara runtun agribisnis sebagai sistem dimulai dari subsistem pengadaan sarana produksi pertanian (agroinput) sampai subsistem kelembagaan penunjang kegiaatan pertanian (agro supporting). Dari hasil penelitian juga dapat diketahui aliran bisnis kopi luwak Three Mountain terbagi menjadi dua yaitu aliran produk dan aliran uang. Dari perhitungan analisis usahatani dapat diketahui perbandingan analisis usahatani olahan green bean kopi arabika reguler, kopi luwak arabika di tingkat anggota dan pada Three Mountain. Hasil dari perhitungan tersebut NPV ketiganya menunjukan hasil yang positif. Strategi pengembangan yang tepat digunakan oleh usaha kopi luwak arabika Three Mountain berdasarkan matriks SWOT adalah strategi intensif, dalam bentuk penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.Item Agribisnis Mangga: Studi Pola dan Derajat Kemitraan Dikaitkan Dengan Pendapatan Petaninya(2015) YUDISTIRA HAIKAL ARISYI; Elly Rasmikayati; Tidak ada Data DosenYUDISTIRA HAIKAL ARISYI. 2019. Agribisnis Mangga: Studi Pola dan Derajat Kemitraan Dikaitkan dengan Pendapatan Petaninya. Di bawah bimbingan ELLY RASMIKAYATI. Tujuan kemitraan adalah untuk menyejahterakan petani, namun masih banyak kemitraan yang secara kontrak dan pelaksanaannya belum berfungsi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan derajat kemitraan petani mangga dengan mitra, menganalisis keterkaitan kemitraan, karakteristik petani mangga dan pendapatan petani mangga, juga mengetahui kendala dan potensi dalam pelaksanaan kemitraan petani mangga di Sindang Kasih. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian survey. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan crosstabulation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pola kemitraan yang diterapkan oleh UD Wulan Jaya dengan petani mitra adalah pola Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA) dengan derajat kemitraan berada pada tingkat Madya (Cukup Baik), 2) Aspek-aspek kemitraan yang cenderung berhubungan dengan pendapatan petani mangga adalah kelengkapan perencanaan, ketergantungan penentuan harga, peningkatan pendapatan, jaminan harga, mutu hasil produksi dan penguasaan teknologi. Karakteristik petani yang berhubungan dengan pendapatan petani adalah usia, lama pengalaman bertani mangga, luas lahan dan produktivitas per pohon, 3) Kendala yang dialami diantaranya adalah bantuan ketersediaan sarana transportasi, sumber air yang tercemar, keringnya lahan, biaya untuk pengendalian OPT terutama untuk off-season dan biaya penyewaan pohon. Sedangkan untuk potensinya adalah kualitas buah yang baik untuk ekspor dan pengetahuan petani yang cukup baik terkait budidaya dan penggunaan teknologi off-season. Kata kunci: petani, pola kemitraan, derajat kemitraanItem Agribisnis Padi Organik(2015-07-15) HIDIA HASNALINA; Ganjar Kurnia; Tidak ada Data DosenPengembangan usahatani padi organik sekarang ini sudah banyak diusahakan di Indonesia terutama di Jawa Barat, salah satu lokasinya adalah di Kabupaten Tasikmalaya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Karakteristik petani padi organik pada Gapoktan Simpatik (2) Sistem agribisnis padi organik pada Gapoktan Simpatik (3) Pendapatan petani padi organik anggota Gapoktan Simpatik. Desain penelitian menggunakan desain kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus serta lokasi penelitian di Gapoktan Simpatik. Narasumber dan informan yaitu pengurus Gapoktan Simpatik dan Ketua Kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Simpatik. Hasil penelitian adalah (1) Karakteristik personal petani padi organik yaitu 53 persen petani berada di usia produktif, 60% berpendidikan Sekolah dasar (SD) dengan pengalaman usahatani terbanyak antara 2-10 tahun (73 persen). Luas lahan garapan petani 80% berkategori lahan sempit (< 0,5 ha) dengan status kepemilikan lahan 67 persen merupakan petani pemilik penggarap. (2) Sistem agribisnis padi organik yang dilakukan oleh petani sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari keberhasilan petani memperoleh sertifikasi internasional dari IMO sehingga beras yang dihasilkan petani dapat menembus pasar ekspor. (3) Usahatani padi organik yang dilakukan oleh petani secara ekonomi menguntungkan dengan hasil R/C 2,71 untuk luas lahan 1 ha per satu musim tanam.Item Agroindustrialisasi Jamur Tiram di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat(2014-05-25) FADEL SEPDIKA PUTRA; Trisna Insan Noor; Tidak ada Data DosenABSTRAK Fadel Sepdika Putra. 2014. Analisis Agroindustrialisasi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) (Studi Kasus di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh Trisna Insan Noor. Jamur Tiram merupakan salah satu komoditas hortikultura yang potensial untuk dikembangkan, karena jamur tiram memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan salah satu jenis jamur yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Permintaan Jamur Tiram terus meningkat di pasar lokal. Sentra Jamur Tiram di Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung Barat, khususnya Kecamatan Cisarua. Maka dari itu, saya meneliti di Kecamatan Cisarua. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui proses agroindustrialisasi Jamur tiram di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. 2) Mengetahui besarnya pendapatan petani yang terlibat dalam proses agroindustrialisasi jamur tiram di kecamatan Cisarua. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan teknik penelitian studi kasus. Data primer diperoleh dari petani jamur tiram individu, perusahaan-perusahaan, anggota masing-masing perusahaan, dan perintis utama jamur tiram sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku yang relevan, penelusuran internet, pemerintah Kecamatan Cisarua dan berbagai instansi ataupun lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung, wawancara, dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan analisis agroindustrialisasi dan analisis usaha tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses agroindustrialisasi jamur tiram di Kecamatan Cisarua dapat dikatakan sudah berjalan cukup baik dengan terbukti adanya perkembangan dan perubahan pada beberapa aspek seperti komposisi produk, penyediaan sarana produksi, tenaga kerja, teknologi, kelembagaan, koordinasi vertikal, struktur pasar, perwilayahan dan sumber permodalan. 2) Pada Kajian pendapatan petani jamur tiram hasil rata-rata petani semakin menurun dari tahun 2011–2013. Pada tahun 2011 rata-rata pendapatan petani sebesar Rp 10.557.625, tahun 2012 rata-rata pendapatan petani Rp 9.248.000, dan pada tahun 2013 rata-rata pendapatan petani Rp 8.747.500. Kata kunci: Jamur Tiram, Agroindustrialisasi, dan Pendapatan PetaniItem AGROINDUSTRIALISASI MANGGIS (Garcinia mangostana L.) (Studi Kasus di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat)(2014-07-18) DESY ALFA IRIANTI; Trisna Insan Noor; Tidak ada Data DosenDESY ALFA IRIANTI. 2014. Agroindustrialisasi Manggis (Garcinia mangostana L.) (Studi Kasus di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh TRISNA INSAN NOOR. Manggis merupakan tanaman tropis asli Indonesia yang berpotensial untuk dikembangkan karena memiliki prospek ekspor yang sangat tinggi. Manggis mendapat julukan “Ratu Buah” karena bentuknya eksotik yang menjadikan suatu daya tarik tersendiri. Salah satu sentra manggis di Jawa Barat adalah Kabupaten Sukabumi, khususnya di Kecamatan Cicantayan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji proses agroindustrialisasi pada komoditas manggis di Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan teknik penelitian studi historis. Data primer diperoleh dari petani manggis individu, Kelompok Tani Mega Fruit (Mustika Lestari XI), Kelompok Tani Hegarmanah, Kelompok Tani Longkewang (Mekar Abadi), Asosiasi Petani Manggis Sukabumi (APMI), Dinas Pertanian, dan Ketua BP3K, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku yang relevan, penelusuran internet, pemerintah Kecamatan Cicantayan, dan berbagai instansi ataupun lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung, wawancara, dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan analisis agroindustrialisasi dengan teori dari Wilkinson. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2014. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa proses agroindustrialisasi manggis di Kecamatan Cicantayan ini sudah berjalan baik dengan terbukti adanya peningkatan yang terjadi pada aspek agroinput, distribusi pemasaran, kelembagaan, komposisi produk, teknologi, dan perwilayahan. Walaupun pada kelembagaan mengalami peningkatan, terdapat beberapa kelompok tani yang sudah tidak aktif lagi tetapi hal tersebut tidak menghambat proses agroindustrialisasi ini karena banyak anggota dari kelompok tani tersebut tetap aktif dan berkontribusi terhadap perkembangan usahatani manggis di Kecamatan Cicantayan. Pada aspek permodalan, tenaga kerja, dan koordinasi vertikal masih sama seperti awal usahatani manggis.Item Agroindustrialisasi Padi Organik (Oryza sativa) (Studi Kasus di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat)(2014-07-21) HILDA PASARIBU; Trisna Insan Noor; Tidak ada Data DosenHilda Pasaribu. 2014. Agroindustrialisasi Padi Organik (Oryza sativa) (Studi Kasus di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh Trisna Insan Noor. Padi merupakan bahan makanan pokok utama di Indonesia. Padi organik belakangan ini digemari oleh pasar karena masyarakat semakin menyadari pentingnya kesehatan. Salah satu penghasil padi organik di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Tasikmalaya, khususnya Kecamatan Cisayong. Penelitian ini dilakukan pada petani padi organik di Kecamatan Cisayong. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui proses agroindustrialisasi padi organik 2) Mengetahui besar pendapatan petani padi organik. Desain penelitian adalah desain kualitatif. Metode penelitian yaitu metode deskriptif, dengan teknik penelitian studi kasus. Data primer diperoleh dari petani padi organik, petani padi non organik, pengurus Kelompok Tani Cidahu dan pengurus Gapoktan Simpatik, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, internet, dan instansi yang berkaitan dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian. Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung, wawancara, dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan analisis agroindustrialisasi dan analisis usaha tani. Hasil penelitian ini yaitu : 1) Proses agroindustrialisasi padi organik di Kecamatan Cisayong sudah berjalan baik terbukti adanya perubahan yang terjadi dalam tiga hal yaitu (1) Pertumbuhan dari pengolahan hasil pertanian, distribusi, dan agroinput sebagai pelengkap off-farm. (2) Perubahan kelembagaan dan keorganisasian dan peningkatan koordinasi vertikal. (3) Perubahan yang terjadi pada sektor pertanian, seperti perubahan komposisi produk, teknologi, perwilayahaan dan struktur pasar. Terdapat kekurangan di beberapa aspek seperti kelembagaan dan perwilayahan. 2) Rata-rata pendapatan petani dari tahun 2012-2014 mengalami penurunan. Pendapatan rata-rata petani menurun sebanyak Rp 4.981.447/Ha. Penurunan pendapatan petani disebabkan oleh penurunan produksi, perubahan iklim dan serangan hama dan penyakit.Item Agroindustrialisasi Ubi Cilembu (Ipomea Batatas L.Lam) di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat(2016-04-18) DEVI MAYASARI; Trisna Insan Noor; Tidak ada Data DosenDEVI MAYASARI. 2016. Agroindustrialisasi Ubi Cilembu (Ipomea batatas L. Lam) di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh TRISNA INSAN NOOR. Ubi jalar merupakan salah satu tanaman palawija yang menghasilkan karbohidrat sehingga sering digunakan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras. Salah satu varietas unggul ubi jalar dari Jawa Barat adalah ubi cilembu. Varietas ini hanya dapat dibudidayakan di kawasan Sumedang, oleh karena itu varietas ini termasuk dalam salah satu produk Indikasi Geografis dengan nama Ubi Cilembu Sumedang. Penelitian ini dilakukan pada pelaku agroindustrialisasi ubi cilembu di Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses agroindustrialisasi ubi cilembu di Kabupaten Sumedang. Desain penelitian adalah desain kualitatif. Metode penelitian yaitu metode deskriptif, dengan teknik penelitian studi kasus. Data primer diperoleh dari petani ubi cilembu, pedagang ubi cilembu dan pengurus Asosiasi Agrobisnis Ubi Cilembu, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, internet, dan instansi yang berkaitan dengan penelitian ini seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sumedang dan Badan Pusat Statistik. Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung, wawancara, dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan analisis agroindustrialisasi. Hasil penelitian ini adalah proses agroindustrialisasi ubi cilembu di Kabupaten Sumedang sudah berjalan dengan baik terbukti adanya perubahan yang terjadi dalam tiga hal yaitu (1) Pertumbuhan dari pelaku pengolahan hasil pertanian, distribusi dan input pertanian, (2) Perubahan kelembagaan dan keorganisasian dalam hubungan dengan perusahaan melalui peningkatan koordinasi vertikal, (3) Perubahan dalam sektor pertanian, seperti perubahan dalam komposisi produk, teknologi, perwilayahan dan struktur pasar. Terdapat beberapa kekurangan di aspek kelembagaan dan sumber permodalan. Kata kunci: Agroindustrialisasi, Ubi cilembuItem AGROWISATA PTPN 8 RANCABALI DALAM PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DAN FISIK LINGKUNGAN MASYARAKAT (Studi Kasus di Kampung Rancawalini, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali)(2020-11-16) PRAWESTI CENDRIA DHENIAR; Yayat Sukayat; Tidak ada Data DosenAgrowisata PTPN 8 Rancabali merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi tempat tujuan pariwisata di Kabupaten Bandung. Agrowisata PTPN 8 Rancabali secara langsung dan tidak langsung akan memberikan pengaruh bagi masyarakat sekitar. Masyarakat Kampung Rancawalini adalah masyarakat yang berada di sekitar Agrowisata PTPN 8 Rancabali. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan yang terjadi dengan adanya Agrowisata PTPN 8 Rancabali terhadap aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek fisik lingkungan. Desain yang digunakan di penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan secara aspek sosial seperti meningkatnya kesempatan kerja, perubahan bentuk interaksi masyarakat menjadi saling bersaing, dan perubahan terhadap gaya hidup melalui cara berkomunikasi dan cara berpakaian. Perubahan secara aspek ekonomi seperti berubahnya lapangan pekerjaan, terciptanya peluang usaha baru, dan meningkatnya pendapatan. Perubahan secara fisik lingkungan seperti peningkatan pada kondisi sarana dan infrastruktur.Item Akses Masyarakat Desa Pinggiran Hutan Terhadap Kawasan Konservasi Taman Buru Masigit Kareumbi Wilayah Kabupaten Bandung (Studi Kasus Masyarakat Dusun Leuwiliang, Desa Tanjungwangi, Kabupaten Bandung)(2022-06-07) DENA ARTI DEANDRA; Ahmad Choibar Tridakusumah; Tidak ada Data DosenAkses merupakan kedayaan pengguna atau masyarakat dalam memperoleh kegunaan dari sesuatu. Akses berdasarkan mekanismenya dibedakan menjadi mekanisme akses berbasis hak dan mekanisme akses struktural-relasional. Dalam penetapan Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK), peraturan yang berlaku melarang segala macam kegiatan-kegiatan pemanfaatan hutan. Namun demikian, ketergantungan masyarakat pada sumber daya hutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari memotivasi masyarakat untuk terus mengakses Taman Berburu Masigit Kareumbi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi mekanisme akses petani terhadap kawasan TBMK. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat dusun memiliki mekanisme akses bersifat struktural dan relasional terhadap TBMK dengan tipe akses berupa teknologi, tenaga kerja, identitas sosial, relasi sosial, dan otoritas.