Fakultas Pertanian
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Fakultas Pertanian by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 3670
Results Per Page
Sort Options
Item Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk hayati dan Pati Limbah Cucian Beras pada Media Tanam Subsoil terhadap Pertumbuhan Nilam Aceh (Pogostemon cablin Benth.) Klon Sidikalang(2006) DEWI SARTIKA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh kombinasi dosis pupuk hayati EMAS dan pati limbah cucian beras pada media tanam subsoil yang pengaruhnya paling baik terhadap pertumbuhan tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) klon Sidikalang. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Ketinggian tempat ±750 m dpl, jenis tanah Inceptisol dan tipe curah hujan C menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson. Percobaan berlangsung dari bulan Juni 2011 sampai September 2011. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari sebelas perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan tersebut adalah topsoil, subsoil + pupuk anorganik N 1,75 g, subsoil + 25 g pati beras, subsoil + 50 g pati beras, subsoil + 75 g pati beras, subsoil + pupuk hayati EMAS 2,5 g + 25 g pati beras, subsoil + pupuk hayati EMAS 2,5 g + 50 g pati beras, subsoil + pupuk hayati EMAS 2,5 g + 75 g pati beras, subsoil + pupuk hayati EMAS 5 g + 25 g pati beras, subsoil + pupuk hayati EMAS 5 g + 50 g pati beras, subsoil + pupuk hayati EMAS 5 g + 75 g pati beras. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi pupuk hayati EMAS 2,5 g dan 25 g pati limbah cucian beras pada media tanam subsoil memberikan hasil yang menyamai dan lebih baik dari media tanam topsoil sehingga subsoil yang diperkaya dengan pupuk hayati EMAS dan pati limbah cucian beras bisa dimanfaatkan sebagai pengganti fungsi topsoil.Item SELEKSI KETAHANAN TIGA KULTIVAR NILAM (Pogostemon cablin Benth.) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI Ralstonia solanacearum PADA TAHAP AKLIMATISASI(2007) ALDI KHAIRUNNAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Aldi Khairunnas. 2013. Seleksi Ketahanan Tiga Kultivar Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Hasil Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Penyakit Layu Bakteri Ralstonia solanacearum Pada Tahap Aklimatisasi. Dibimbing oleh Suseno Amien, Citra Bakti dan Luciana Djaya. Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan penghasil minyak atsiri. Penyakit layu bakteri Ralstonia solanacearum adalah salah satu kendala dalam produksi tanaman nilam. Metode pemuliaan nilam yang dapat dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki ketahanan terhadap penyakit tersebut adalah dengan kombinasi antara teknik kultur jaringan dengan pemberian mutagen fisik iradiasi sinar gamma. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kultivar tanaman nilam yang tahan terhadap penyakit layu bakteri R. solanacearum. Percobaan dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Kultur Jaringan Tanaman, Rumah Kasa Hidroponik D3 Agribisnis dan Laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Bahan yang digunakan adalah tiga kultivar nilam hasil iradiasi sinar gamma dan isolat bakteri R. solanacearum. Rancangan percobaan menggunakan analisis deskriptif. Tanaman nilam diinokulasi bakteri R. solanacearum pada umur enam bulan dan muncul gejala layu pada 11 HSI. Hasil penelitian menunjukkan dengan iradiasi sinar gamma 1 krad menghasilkan tiga tanaman kultivar Sidikalang dan empat tanaman kultivar Lhokseumawe tahan terhadap bakteri R. solanacearum setelah diinokulasi. Kata kunci : Nilam, Iradiasi Sinar Gamma, Ralstonia solanacearum, AklimatisasiItem PEMANFAATAN BAKTERI ENDOFIT UNTUK MENEKAN PERKEMBANGAN POPULASI NEMATODA SISTA KENTANG (Globodera rostochiensis Wollenweber) PADA TANAMAN KENTANG(2007) SYAHRIZAL TAQWIM; Noor Istifadah; Agus SusantoSalah satu faktor pembatas yang menjadi kendala para petani kentang adalah Globodera rostochiensis. Salah satu komponen dalam pengendalian penyakit yang ramah lingkungan adalah dengan cara pengendalian biologi. Mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian biologi adalah bakteri endofit. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi isolat bakteri endofit asal ubi dan akar kentang dalam menekan populasi Globodera rostochiensis pada tanaman kentang. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan laboraturium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, mulai bulan April sampai Agustus 2012. Isolat bakteri endofit yang digunakan adalah isolat yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya yaitu bakteri endofit asal ubi dan akar kentang dari daerah Cisurupan, Pasirwangi, dan Lembang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 11 perlakuan yaitu isolat bakteri endofit, control dan nematisida. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua isolat bakteri endofit perakaran dan ubi kentang dapat menekan populasi G. rostochiensis pada pertanaman kentang. Isolat bakteri endofit tersebut dapat menekan jumlah J2 G. rostochiensis dalam tanah sebesar 48,6%-86,4%, menekan jumlah betina pada akar sebesar 66,6%-86,6% serta menurunkan jumlah sista dalam tanah sebesar 51,7 – 70,6 %.Item Keragaan Agroindustri Stroberi di UKM Kindy Berry(2007) EDDY KRISTANTO; Muhammad Arief Budiman; Tidak ada Data DosenABSTRAK EDDY KRISTANTO, 2014. Keragaan Agroindustri Stroberi di UKM Kindy Berry (Studi Kasus di UKM Kindy Berry, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)”. Di bawah bimbingan MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan agroindustri stroberi mulai dari penyediaan bahan baku sampai proses pengolahan di UKM Kindy Berry dan mengetahui kendala yang dihadapi oleh UKM Kindy Berry dalam kegiatan agroindustri. Penelitian lapangan dilakukan pada Bulan Januari 2014 di UKM Kindy Berry dengan metode penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi wawancara mendalam, pengamatan secara langsung, dan studi literatur. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis desktiptif dengan desain kuantitatif dan kualitatif dan analisis sebab akibat (fishbone). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa UKM Kindy berry memiliki teknologi modern dengan menggunakan 2 (dua) mesin pengolah dodol dan bola-bola, dengan adanya mesin tersebut membantu meningkatkan volume produksi sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar, UKM Kindy Berry hanya berskala industri kecil namun memiliki tahapan dalam proses pengolahan stroberi (SOP). Adapun SOP yang diterapkan beliau yaitu pengupasan, pencucian, pengeringan, pengemasan, Perusahaan mempunyai SDM yang terampil berkat adanya pelatihan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Ketersediaan bahan baku yang melimpah di Desa Alamendah dapat di manfaatkan oleh perusahaan sehingga proses produksi tidak terhambat yang didapat dari petani dan pedagang pengumpul sekitar. Produk yang dihasilkan tanpa bahan pengawet, kemasan yang bervariasi dan tercantum masa kadaluarsa dan adanya label Halal dari MUI. Kata kunci : Keragaan, fishbone, pengolahan stroberi, agroindustriItem APLIKASI PAKET TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Alternaria solani) PADA TANAMAN TOMAT ORGANIK(2008) BOBBY APRILENDY R; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Bobby Aprilendy Ramadhan. 2014. Aplikasi Paket Teknologi Ramah Lingkungan untuk Mengendalikan Penyakit Bercak Coklat (Alternaria solani) pada Tanaman Tomat Organik. Di bawah bimbingan Noor Istifadah dan Agus Susanto. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi yang tepat dalam mengendalikan penyakit bercak coklat (Alternaria solani) pada tanaman tomat organik. Pada penelitian ini, dilakukan pengendalian dengan menggunakan kompos plus dan pestisida nabati. Percobaan dilakukan di Desa Cisondari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, dan di Laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Mei 2013. Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan di lapangan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 3 bedengan dengan 30 tanaman. Untuk percobaan di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil pengujian di lapangan menunjukkan bahwa kompos plus yang berupa formulasi agens antagonis (Trichoderma sp., Papulaspora sp., dan Paecilomyces sp.) dapat menekan penyakit bercak coklat sebesar 40.19%. Penggabungan pengendalian yaitu aplikasi kompos plus dan jamur entomopatogen Paecilomyces sp., serta kompos plus dan fungisida nabati (campuran bawang putih, lengkuas, kunyit) serta insektisida nabati (campuran kipahit, lengkuas, kunyit) dapat menghambat penyakit bercak coklat sebesar 48.94 % dan 50.81%. Pestisida nabati petani (campuran kipahit, lengkuas, kunyit dan campuran bawang putih, lengkuas, kunyit) serta B. asiatica dapat menekan pertumbuhan patogen A. solani secara in vitro sebesar 66.59 % - 73.06%.Item Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat (P) dan Kalium (K) Terhadap Kuantitas dan Kualitas Benih Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Tipe Tegak(2008) RANI SITI ROMLAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem Besarnya Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Perubahan Permintaan Cabai Rawit Merah di Pasar Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung(2009) KRISTOFER YANUAR PARLINDUNGAN SIAGIAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK KRISTOFER YANUAR. 2014. Besarnya Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Perubahan Permintaan Cabai Rawit Merah di Pasar Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Di bawah bimbingan ETI SUMINARTIKA. Peranan cabai di Indonesia sangat penting dan kegunaannya sangat bervariasi. Selain dari pada itu komoditas cabai pun beragam, meliputi cabai merah besar, cabai keriting, cabai paprika, cabai rawit hijau dan khususnya pada cabai rawit merah. Cabai rawit merah paling banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia karena cabai rawit merah memiliki rasa yang lebih pedas dibandingkan cabai lainnya. Dapat dilihat pada harga cabai rawit merah di Pasaran selalu mengalami fluktuasi. Harga fluktuasi pada cabai rawit merah di asumsikan dipengaruhi oleh jumlah permintaan konsumen. Harga cabai rawit merah mengalami fluktuasi tertinggi di Indonesia nampak pada tahun 2011 sebesar Rp. 100.000 / kilogram. Harga fluktuasi tertinggi nasional pada tahun 2011 tersebut, berikut pula dialami oleh Pasar Baleendah. Pasar Baleendah memiliki jumlah kios dan lap terbanyak di Kabupaten Bandung, hal ini diasumsikan jumlah pengunjung ke pasar tersebut. Dampak dari fluktuasi harga cabai rawit di Pasar Baleendah mempengaruhi penurunan permintaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan permintaan akan cabai rawit merah tersebut tentunya tidak hanya dikarenakan faktor harga yang meningkat, disisi lain terdapat faktor-faktor lainnya seperti selera, pendapatan konsumen, dan barang subtitusi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik konsumen, karakteristik permintaan, dan menganalisa pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan cabai rawit merah. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik konsumen cabai rawit merah mayoritas berumur 43 tahun dengan jenis kelamin rata – rata wanita. Tingkat pendidikan konsumen mayoritas pendidikan SD dan tingkat pendapatan rata –rata diatas lima juta rupiah. Jumlah anggota keluarga konsumen rata – rata memiliki anggota keluarga 4 orang. Karakteristik permintaan cabai rawit merah terkait kualitas yang dibeli adalah kualitas baik. Barang subtitusi (Cabai Rawit Hijau) digunakan sedikit oleh konsumen disaat harga cabai rawit merah mengalami harga tinggi. Selera konsumen memiliki selera suka pedas, lalu frekuensi pembelian akan cabai rawit merah sebanyak 20 kali pembelian dalam sebulan. Pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan berpengaruh signifikan dikarenakan nilai thitung lebih besar daripada ttabel (2,236 > 2,000) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Perubahan harga cabai rawit merah meningkat sebesar 1000 Rupiah maka permintaan menurun sebesar 0,191 kilogram. Kata kunci: Cabai Rawit Merah, Karakteristik Permintaan, Karakteristik KonsumenItem Dampak Penerapan Urban Farming Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus di kelompok PKK RW 11, Kelurahan Kebonlega, Kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung).(2009) DIMAS HERBOWO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK DIMAS HERBOWO, 2014. Dampak Penerapan Urban Farming Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus di kelompok PKK RW 11, Kelurahan Kebonlega, Kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung). Dibawah Bimbingan ANNE CHARINA. Urban Farming merupakan salah satu konsep pertanian secara modern dengan menerapkan metode menanam secara vertikulturdalam memanfaatkan lahan-lahan minimalis di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seperti apa kegiatan Urban Famring yang dilakukan oleh kelompok PKK RW 11, mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh kelompok PKK RW 11 dalam menerapkan kegiatan Urban Farming, mengetahui bagaimana dampak sosial ekonomi yang dirasakan oleh kelompok PKK RW 11 setelah melakukan kegiatan Urban Farming, Penelitian ini dilakukan di kelompok PKK RW 11, Kelurahan Kebonlega, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Desain yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus (case study). Sumber data diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis persentase penghematan biaya pengeluaran setiap anggota untuk membeli sayuran dalam satu minggu. Hasil Penelitian menunjukan bahwa dampak sosial yang dirasakan oleh kelompok PKK RW 11 adalah meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan dan pengembangan masyarakat baik secara individu anggota kelompok maupun secara berkelompok terlihat dari keterampilan, informasi dan kondisi organisasi yang lebih baik. Perubahan secara ekonomi yang dirasakan oleh Kelompok PKK RW 11 adalah akses mendapatkan sayuran lebih mudah dibandingkan sebelum menerapkan konsep Urban Farming dan setiap anggota mampu menghemat biaya pengeluaran dalam membeli sayuran setiap minggunya dengan kisaran dari yang terendah sebesar 50% sampai dengan yang tertinggi sebesar 86 %. Kendala yang dihadapi oleh kelompok PKK RW 11 dalam menerapkan kegiatan Urban Farmingadalah modal, informasi teknik budidaya dan sumber daya manusia. Kata Kunci : Dampak, Sosial Ekonomi, Urban Farming.Item Efektivitas Pembiayaan Pola Qardhul Hasan pada Gapoktan Al Ikhwan Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.(2009) AN NISAA GETTAR S S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK AN NISAA GETTAR S. S. 2014. Efektivitas Pembiayaan Pola Qardhul Hasan pada Gapoktan Al Ikhwan Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Di bawah bimbingan TUTI KARYANI. Sulitnya permodalan menjadi salah satu permasalahan yang terjadi pada sektor pertanian. Di sisi lain, islam memiliki instrumen berupa dana zakat yang salah satu pendistribusiannya dilakukan melalui pembiayaan pola qardhul hasan. Gapoktan Al Ikhwan di Kabupaten Cianjur adalah gapoktan yang telah menerapkan pembiayaan pola qardhul hasan sebagai sistem permodalan untuk petani anggotanya. Penulis telah melakukan penelitian mengenai efektivitas pembiayaan pola qardhul hasan di Gapoktan Al Ikhwan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan alat Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari segi keuangan dan pelaksanaan penyaluran dana, pembiayaan pola qardhul hasan di Gapoktan Al Ikhwan berlangsung efektif. Kemudian, melalui AHP menunjukkan ada tiga aspek yang mendukung efektivitas pembiayaan antara lain faktor yang paling berpengaruh yaitu Tidak Ada Jaminan/Agunan, aktor yang paling berperan yaitu Ketua Gapoktan, serta strategi terbaik yang telah dilakukan yaitu Mekanisme Pertemuan Bulanan. Kata kunci: efektivitas, permodalan, pembiayaan pola qardhul hasan, gapoktanItem Sistem Produksi Pasca Landreform (Studi Kasus Dusun Kulon Bambang Desa Sumberhurip Kecamatan Doko Kabupaten Blitar)(2009) HAIDAR ADI MULYA; M. Gunardi Judawinata; Tidak ada Data DosenABSTRAK Haidar Adi Mulya, 2014. Sistem Produksi Pasca Landreform (Studi Kasus Dusun Kulon Bambang Desa Sumberurip Kecamatan Doko Kabupaten Blitar). Dibawah bimbingan M. Gunardi Judawinata. Ir. D.E.A Penelitian ini merupakan studi kasus dari fenomena keberhasilan Landreformdilakukan oleh Petani yang tergabung di Organisasi Petani Lokal Pawartaku dengan melakukan reklaming lahan seluas 280 Ha yang dibagikan kepada 531 Kepala Keluarga.Landreform melalui redistribusi tanah kini memasuki masa pasca pembagian tanah dengan fokus mengelola tanah dan meningkatkan pendapatan.Penelitian ini memiliki tujuan mendekripsikan dan menganalisa sosial ekonomi petani, usaha petani dalam mengelola tanahnya dan kontribusi pendapatan petani pasca redistibusi tanah. Penelitian ini dilakukan di Dusun Kulon Bambang Desa Sumberhurip Kecamatan Doko selama bulan Januari-Febuari 2014. Dengan menggunakan desain penelitian Kulitatif dengan teknik penelitian studi kasus. Teknik Triangulasi pengumpulan data berupa Observasi partisipatif, Wawancara secara mendalam, dan Studi literartur. Informan penelitian ini ditentukan dengan teknik Purposive. Hasil Penelitian menunjukan (i) Dari kriteria pembagian tanah A sampai D dilihat berdasarkan demografi pada usia A sampai D termasuk dalam usia produktif perbedaan pada tingkat pendidikan Kriteria B dan C yang mayoritas anggota berasal pawartaku beranggotakan orang persil yaitu orang kelas terendah dalam sistem agraria perkebunan merupakan para pemetik teh dan cengkeh memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan A merupakan pemimpin petani dan D kader muda yang dipersiapkan untuk regenerasi petani Kulon Bambang. (ii) Secara individu petani mengupayakan terpenuhinya usaha tani meliputi modal, tenaga kerja, cara menanam dan pemasaran sedangkan untuk meningkat produktivitas organisasi tani memfokuskan sarana-sarana pendukung seperti membuat pusat pendidikan, sistem simpan pinjam petani (Credit Union) yang dikelola secara kolektif. (iii) Petani yang memiliki lahan 1- 2 Hektar pendapatan terbesar bersumber usaha tani sedangkan kurang dari 0.3 Hektar pendapatan terbesar bersumber non usaha tani. Kata Kunci :Petani, Landreform, Pengelolaan Tanah, PendapatanItem Pengaruh MPF dan Pupuk P terhadap Populasi MPF, Aktivitas Enzim Fosfatase, P Tersedia, Pertumbuhan, dan Bobot Kering Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Ultisol asal Jatinangor(2009) FARAH SAUFIKA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Farah Saufika. 2014. Pengaruh MPF dan Pupuk P terhadap Populasi MPF, Aktivitas Enzim Fosfatase, P Tersedia, Pertumbuhan, dan Bobot Kering Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Ultisol asal Jatinangor. Dibimbing oleh: Tualar Simarmata dan Betty Natalie Fitriatin. Penelitian untuk mengetahui pengaruh MPF dan dosis pupuk P terhadap populasi MPF, aktivitas enzim fosfatase, P tersedia, pertumbuhan, dan bobot kering tanaman jagung (Zea mays L.) pada Ultisol asal Jatinangor dilakukan dari bulan Mei 2013 sampai Juli 2013 di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah inokulan MPF yang terdiri dari empat taraf yaitu : tanpa inokulan, inokulan BPF (Pseudomonas mallei dan Pseudomonas cepacea), inokulan FPF (Penicillium sp. dan Aspergillus sp.), serta inokulan campuran BPF dan FPF. Faktor kedua adalah dosis pupuk P yang terdiri dari lima taraf yaitu : 0 kg ha-1, 9 kg ha-1, 18 kg ha-1, 27 kg ha-1, dan 36 kg ha-1 P2O5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara inokulan MPF dan pupuk P berpengaruh nyata terhadap populasi BPF dan diameter batang tanaman jagung pada umur 6 MST, tetapi memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap populasi FPF, aktivitas enzim fosfatase, P tersedia, diameter batang pada 2, 4, dan 8 MST, serta bobot kering tanaman. Efek mandiri pemberian inokulan MPF dibandingkan kontrol mampu meningkatkan diameter batang tanaman jagung pada umur 4 MST (13,8%) dan 6 MST (8,3%). Efek mandiri pemberian pupuk 18 kg ha-1 P2O5 mampu meningkatkan populasi FPF (27%) dan bobot kering tanaman jagung (27,6%) dibandingkan kontrol. Bobot kering tanaman jagung berkorelasi positif dengan tinggi tanaman (R2 = 18,4 %). Kata kunci : mikroba pelarut fosfat, pupuk P, Ultisol, P tersedia, fosfatase, Zea mays.Item Pengaruh Pemberin ZPT dan Naungan Vegetasi Tanaman Jagung (Zea mays L) pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) Kultivar Atlantik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil di Dataran Medium(2009) SUNANDAR SYAFAATTULLOH; Jajang Sauman Hamdani; Wawan SutariABSTRAK Sunandar Syafaattulloh 2014. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Naungan Vegetasi Tanaman Jagung Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) Kultivar Atlantik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Di Dataran Medium. Di bawah bimbingan Jajang Sauman Hamdani dan Wawan Sutari. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis sayuran dataran tinggi yang mendapat prioritas untuk dikembangkan di Indonesia. Produktivitas kentang di Indonesia masih tergolong rendah sehingga perlu dilakukan perluasan areal yaitu di dataran rendah dan medium. Hambatan utama dalam pengembangan kentang di dataran medium adalah suhu lingkungan yang tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kentang di dataran medium yaitu dengan pemberian kombinasi ZPT tumbuh BAP (Benzylaminopurine), Paclobutrazol dan CCC (Cloro Choline Chloride) serta naungan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kentang di dataran medium yang ditumpangsarikan dengan tanaman jagung sebagai naungan vegetasi dan untuk mendapatkan kombinasi pemberian berbagai jenis ZPT yang dapat meningkatkan hasil dan kualitas hasil. Percobaan dilakukan mulai bulan Juni sampai Agustus 2013 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unpad Ciparanje, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) pola faktorial. Penggunaan naungan dijadikan sebagai petak utama (main-plot) yang terdiri dari 2 taraf yaitu tanpa naungan dan naungan vegetasi, dan kombinasi ZPT sebagai anak petak (sub-plot) yang terdiri dari 5 taraf yaitu paclobutrazol + BAP, BAP + CCC, BAP, paclobutrazol and CCC. Hasil percobaan menunjukkan terjadi interaksi antara pemberian BAP dan naungan jagung terhadap luas daun. Pemberian kombinasi Paclobutrazol dapat menekan tinggi tanaman. Hasil kentang lebih tinggi yaitu 717,20 g dan meningkatkan kualitas ubi kentang kelas A, sedangkan aplikasi BAP meningkatkan NPA dan berat kering tanaman. Kata kunci : Kentang, zat pengatur tumbuh BAP (Benzylaminopurine), Paclobutrazol dan CCC (Cloro Choline Chloride).Item IDENTIFIKASI KUTUKEBUL Bemisia tabaci DAN PEMBUATAN KUNCI IDENTIFIKASI DALAM BENTUK PORTABLE DOCUMENT FORMAT (PDF)(2009) ISTIA SITI AMALIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem POPULASI, MORTALITAS Sitophilus oryzae Linn. DAN INTENSITAS KERUSAKAN VARIETAS BERAS YANG BERASAL DARI DAERAH TERCEMAR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL(2010) YOGI AHMAD M P; Sudarjat; Rika MeliansyahABSTRAK Yogi Ahmad MP. 2015. Populasi, Mortalitas Sitophilus Oryzae Linn. dan Intensitas Kerusakan Varietas Beras yang Berasal dari Daerah Tercemar Limbah Industri Tekstil. Dibimbing oleh Sudarjat dan Rika Meliansyah. Sitophilus oryzae Linn. merupakan salah satu hama bahan pangan yang dapat merusak beras. Populasi, mortalitas dan Intensitas kerusakan sangat dipengaruhi oleh kualitas beras. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas beras adalah pencemaran tanaman padi oleh limbah industri tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total populasi, persen mortalitas Sitophilus oryzae Linn. dan Intensitas kerusakan varietas beras yang berasal dari daerah yang tercemar limbah industri tekstil. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor dari bulan Januari 2015 sampai dengan Maret 2015. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan terdiri dari tiga varietas beras, yaitu Ciherang, IR64 dan Situ Patenggang yang berasal dari daerah yang tercemar limbah industri tekstil dan tiga varietas beras yang sama yang berasal dari daerah yang tidak terkontaminasi limbah industri tekstil. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Ciherang yang tercemar limbah Industri tekstil menghasilkan populasi Sitophilus oryzae Linn. sebanyak 186,25 ekor imago paling sedikit sedangkan populasi paling banyak yaitu varietas beras Ciherang sebanyak 261,75 ekor imago Sitophilus oryzae Linn. Persen mortalitas Sitophilus oryzae Linn. pada beras tercemar limbah tekstil dan tidak tercemar masing masing varietas tidak menunjukan beda nyata secara statistik. Intensitas kerusakan berdasarkan persen biji berlubang terdapat pada varietas Ciherang yang paling disukai Sitophilus oryzae Linn. Kata Kunci : Populasi, Mortalitas, Intensitas kerusakan, Limbah Industri tekstilItem Pengaruh Dosis Aplikasi Campuran Formula Bionematisida dengan Kompos Terhadap Pengendalian Meloidogyne spp. pada Tanaman Kentang di Lapangan(2010) CICI FIDA FAUZIYYAH; Nenet Susniahti; Toto SunartoNematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) merupakan salah satu nematoda parasit pada tanaman famili Solanaceae diantaranya tanaman kentang. Salah satu alternatif dalam mengendalikan Meloidogyne spp. dengan menggunakan mikroba antagonis dan kompos. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan dosis aplikasi campuran formula bionematisida dengan kompos yang efektif dalam menekan Meloidogyne spp. pada tanaman kentang di lapangan. Percobaan dilakukan di Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tujuh perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah dosis campuran formula dengan kompos : A (50 g/tanaman), B (75 g/tanaman), C (100 g/tanaman), D (125 g/tanaman), E (150 g/tanaman), F Kontrol (0 g/tanaman), G (Karbofuran 3% 2 g/tanaman). Hasil percobaan aplikasi campuran formula bionematisida dengan kompos pada dosis 50 g dan 150 g menunjukkan persentase penekanan jumlah gall sebesar70% dan 71%, cenderung lebih tinggi dari dosis aplikasi lainnya. Dosis 150 g juga dapat menekan J2 Meloidogyne spp. sebesar 88%, serta cenderung dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kentang di lapangan.Item Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur(2010) MELGIANA SUFIA MEDAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Melgiana S. Medah (2012). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur. Di bimbing oleh Prof.Dr.Ir.H.Maman H.K., M.Sc)dan Dr.Ir.Lies Sulistyowati,MS). Faktor–faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani di kecamatan Kupang Timur cukup beragam, diantaranya kurang tersedianya lahan bagi petani, sempitnya lahan, penggunaan teknologi yang masih semi tradisional, berpengaruh pada produktivitas lahan dan pendapatan petani yang rendah akhirnya memicu kemiskinan pada keluarga tani. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan karakteristik petani miskin di Kecamatan Kupang Timur. 2) Mengidentifikasi faktor-faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 160 orang petani di kecamatan Kupang Timur dan metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani miskin di Kecamatan Kupang Timur dapat dilihat dari rendahnya tingkat pendidikan, dimana 62,50 persen petani berlatar belakang pendidikan setingkat SD, dan 66 persen petani memiliki modal usaha tani yang rendah. Demikian juga penggunaan teknologi pertanian yang semi tradisional, masih sebanyak 65.63 persen, sementara 91 persen petani belum menggunakan akses kredit untuk usaha taninya dan selanjutnya curahan waktu kerja petani di sektor pertanian yang cukup tinggi yakni berkisar antara 5-8 jam/hari sebanyak 73,75 persen dan 43.75 persen petani cukup sering mengadakan 5 (lima) kali pesta dalam kurun waktu 6 (enam) bulan . Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani di Kecamatan Kupang Timur adalah faktor geografi dan lingkungan mempengaruhi kemiskinan petani sebesar 82,5 persen terhadap petani di pedesaan, diikuti oleh faktor ekonomi sebesar 5,1 persen serta faktor sosial dan budaya mempengaruhi kemiskinan sebesar 3,2 persen. Pendapatan memberikan pengaruh sebesar 34.4 persen terhadap kemiskinan di kecamatan Kupang Timur. Rata-rata pendapatan petani di kecamatan Kupang Timur adalah kurang dari 3 (tiga) juta rupiah, sehingga berdasarkan standar ukuran kemiskinan Sajogyo maupun Bank Dunia, maka keluarga tani di Kecamatan Kupang Timur berada pada standar ukuran garis kemiskinan yang ditetapkan. Kata Kunci : kemiskinan, faktor personal dan fisik, faktor ekonomi, faktor sosial dan budaya, faktor geografi dan lingkunganItem MODEL KEMITRAAN KLASTER AGRIBISNIS CABAI MERAH UNTUK MENGELOLA RISIKO(2011) SRI AYU ANDAYANI; Tomy Perdana; Lies SulistyowatiKolaborasi diantara pelaku dan pendukung seharusnya dapat menunjang program pengembangan klaster cabai merah di Kabupaten Garut, namun sampai sejauh ini dari hasil kerjasama yang sudah berjalan sejak tahun 2011 belum dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak yang terlibat. Dalam klaster cabai merah masih terdapat permasalahan yang mengindikasikan berbagai risiko. Fenomena permasalahan di atas memunculkan pertanyaan penelitian yaitu kolaborasi kemitraan yang bagaimana yang dapat mengelola risiko yang terjadi pada klaster yang dapat meningkatkan pendapatan petani cabai merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dari risiko yang terjadi dan keterkaitan dari risiko-risiko itu, selain itu penelitian ini juga menghasilkan suatu model kemitraan yang mampu mengelola risiko yang terjadi. Dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penelitian ini menggunakan soft system dynamics methodology (SSDM) yang merupakan pendekatan pemodelan berpikir sistemik yang dapat memahami situasi yang belum terstruktur dan memuat berbagai komponen dan hubungan diantaranya yang menggunakan hubungan sebab akibat (causal) sebagai dasar dalam memahami perilaku yang dinamis dari sebuah sistem yang kompleks dalam mengkaji risiko yang terjadi pada klaster cabai merah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa risiko produksi masih terjadi yang dapat mempengaruhi pada pasokan cabai merah ke industri yang tidak sesuai dengan kontrak perjanjian juga kualitas cabai merah yang belum sesuai dengan harapan. Hal ini memicu pada terjadinya risiko pasar dan kelembagaan karena saling terkait dalam suatu sistem juga akibat dengan terbatasnya sumber daya petani cabai merah dan kurangnya dukungan dari berbagai pihak yang terlibat dalam klaster. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa klaster cabai merah terindikasi adanya risiko produksi, risiko pasar, dan risiko kelembagaan yang terakumulasi dalam risiko keuangan. Dalam upaya pengelolaan risiko yang terjadi, penelitian ini mengajukan tiga kebijakan/skenario yaitu: (1) kebijakan teknologi naungan rainshelter, (2) kebijakan pengalihan piutang melalui perusahaan anjak piutang, dan (3) kebijakan Asuransi kerugian pertanian. Dalam mengelola risiko produksi yang terjadi, penggunaan teknologi naungan rainshelter secara efektif memberikan dampak positif dari segi kuantitas juga dapat meningkatkan kualitas on grade. Dengan skenario kebijakan pengalihan piutang melalui anjak piutang (factoring), dan menghilangkan struktur piutang, kas petani meningkat sehingga likuiditas petani semakin baik dalam melaksanakan usahatani cabai merah. Dengan skenario asuransi pertanian sebagai salah satu komponen penting dalam manajemen risiko, likuiditas petani cabai merah cenderung meningkat dalam jangka panjang sehingga keberlanjutan usahatani cabai merah terus berlangsung. Dalam upaya mengembangkan klaster cabai merah, model kemitraan yang dapat diterapkan untuk mengelola risiko adalah model inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan secara efisien dan berkelanjutan. Penerapan model tersebut seyogyanya didukung dengan penguatan kelembagaan didalamnya serta kolaborasi yang lebih baik dari berbagai pihak yang terkait dalam klaster cabai merah. KataItem Respon Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Asal Somatic Embryogenesis Terhadap Komposisi Media Tanam Yang Berbeda(2011) WULAN KUMALA SARI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen1 RESPONS BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) ASAL SOMATIC EMBRYOGENESIS TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM YANG BERBEDA Wulan Kumala Sari Program Magister Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran e-mail : wulan_kumala@yahoo.com ABSTRACT One of the critical success cocoa cultivation was used of quality plant materials. Cocoa plant material obtained through propagation techniques Somatic Embryogenesis (SE) was the latest method that can produce planlet that are the same with parents, have a taproot and a branched structure similar with plant from seeds. Another advantage of this SE technique can be massproduced seedlings, pest-disease free, growth is more uniform, more vigor, high yield and drought resistant. The objective of the experiment was to know the growth media composition which gave the best effect on growth cacao seedling (Theobroma cacao L.) from Somatic Embryogenesis (SE). The experiment was conducted at The Agricultural Experiment Station of Agriculture Faculty, Padjadjaran University, Jatinangor, altitude ±700 m above sea level with soil type is Inceptisols. The experiment was conducted from June until October 2013, used Randomized Block Design (RBD), consisted of nine treatments combinations and replicated three times. The treatments were topsoil : casting (2 : 1) + urea 0,5 g application-1, topsoil : cattle dung (2 : 1) + urea 0,5 g application-1, topsoil : cacao pods compost (2 : 1) + urea 0,5 g application-1, topsoil : casting (2 : 1) + urea 0,75 g application-1, topsoil : cattle dung (2 : 1) + urea 0,75 g application-1, topsoil : cacao pods compost (2 : 1) + urea 0,75 g application-1, topsoil : casting (2 : 1) + urea 1 g application-1, topsoil : cattle dung (2 : 1) + urea 1 g application-1, topsoil : cacao pods compost (2 : 1) + urea 1 g application-1. The result of the experiment showed that the growth media composition consist of topsoil : casting (2 : 1) + urea 0,75 g application-1 gave better effect on vegetative growth of cacao seedling from SE compared to other treatment combinations, increased stem diameter, leaves number, shoot dry weight and total plant dry weight at 16 WAP is 17,54 g. Keywords : cacao seedling, Somatic Embryogenesis, growth media composition, nitrogenItem Karakterisasi Eks-Situ Dan Pengaruh Fosfor Terhadap Komponen Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jawawut (Setarianitalica L. Beauv)(2011) MISWARTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen1 KARAKTERISASI DAN KEKERABATAN 42 AKSESI TANAMAN JAWAWUT (Setaria italica L. Beauv) Miswarti1, Tati Nurmala2 dan Anas2 1). Mahasiswa Pasca sarjana/BPTP Bengkuu 2) Fakultas Pertanian Universitas Padjdjaran, Bandung 2) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung Koresponden : (misbachza@yahoo.co.id), Hp.085315328468 ABSTRACT Characterization and identification of foxtail millet germplasm resources was important Information for genetic distance and phylogenetic study. Field experiment was conducted in Agricultural Faculty from February to July 2013. The objective was to determine characteristic of morphological and agronomic of foxtail millet. Forty Two accession was arranged in Augmented Experimental Design with three accession from West Java as control for characterization study. Analysis of genetic diversity based on data of morphological characters and data was than analysis converted into binary for scoring using Xlstat 2012. There were differences for morphological and agronomic character among 42 accessions. Bengkulu Accession (accession 21) and Papua accession (accession 40) showed better performance that the other accession. The population devided into three group based on cluster analysis. Keywords : characterization, kinship, foxtail millet ABSTRAK Karakterisasi dan identifikasi sumber plasma nutfah tanaman jawawut sangat perlu dilakukan. Informasi jarak genetik dan hubungan kekerabatan sangat diperlukan dalam merakit varietas unggul. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan Juli 2013 bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi dan agronomi tanaman jawawut yang diperoleh hasil eksplorasi di Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Papua secara eks-situ. Analisis keragaman genetik dilakukan berdasarkan karakter morfologi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, selanjutnya data tersebut diubah menjadi data biner dengan skoring data berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan pada setiap peubah. Data biner morfologi dianalisis dengan menggunakan Xlstat 2012. Terdapat perbedaan karakter morfologi dan agronomi dari 42 aksesi. Aksesi yang mempunyai penampilan terbaik adalah aksesi 21 (asal Bengkulu) dan aksesi 40 (asal Papua). Hubungan kekerabatan membentuk tiga kelompok/klaster berbeda. Kata kunci :karakterisasi,kekerabatan, jawawutItem KARAKTERISASI JAWAWUT (Setaria italica L. Beauve) DI LAHAN SAWAH DAN PENGARUH PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAWAWUT(2011) DOMINGGUS M D TATUHEY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenDominggus M. D. Tatuhey, 2014. Karakterisasi Jawawut (Setaria italica L. Beauve) Di Lahan Sawah dan Pengaruh Pemupukan Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jawawut. Dibawah bimbingan Tati Nurmala dan Warid Ali Qosim. Jawawut (Setaria italica L. Beauve) merupakan jenis tanaman serealia berbiji kecil yang berpotensi sebagai sumber pangan substitusi. Jawawut dapat tumbuh pada lahan semi kering dan kering, tetapi tidak toleran pada lahan tergenang. Informasi tentang karakter jawawut hasil eksplorasi dari empat provinsi (Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat dan Papua) belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter 48 aksesi jawawut yang ditanam pada lahan sawah dan mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil. Penelitian dilakukan dalam dua percobaan yaitu (1) percobaan karakterisasi yang dirancang menurut rancangan Augmented, terdiri dari 45 aksesi yang diuji (new entries) dan 3 aksesi pembanding (Checks), (2) percobaan pemupukan yang dirancang menurut Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design), dan terdiri dari dua faktor yaitu ; faktor aksesi (main plot); V1 = aksesi Papua, V2 = aksesi Jawa Barat dan V3 = aksesi Bengkulu, dan faktor dosis pemupukan nitrogen (subplot); N0= 0 kg N/ha, N1= 45 kg N/ha, N2 = 90 kg N/ha, dan N3 = 135 kg N/ha. Percobaan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor pada ketinggian 720 m dpl dan 770 m dpl, dan berlangsung sejak Januari – November 2013. Pengamatan pada percobaan pertama dilakukan terhadap 26 karakter kualitatif dan kuantitatif berdasarkan panduan UPOV. Pengamatan pada percobaan kedua dilakukan terhadap komponen pertumbuhan dan hasil ; tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, indeks luas daun, laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih, serapan N, panjang malai, bobot malai, bobot biji, bobot 1000 biji, indeks panen, kadar lemak dan kadar gluten. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa terdapat variasi pada karakter kualitatif dan juga kuantitatif. Hubungan kekerabatan yang sangat dekat terdapat pada 9 aksesi yaitu acc 7 dan acc 20, acc 9 dan acc 19, acc 3 dan acc 24, acc 11, acc 12 dan acc14. Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa aksesi (V) dan dosis pemupukan nitrogen (N) berpengaruh terhadap semua komponen pertumbuhan dan hasil, kecuali pada serapan N, kadar lemak dan gluten. Kadar lemak pada ketiga aksesi jawawut berkisar antara 3,32-4.01%. Hasil analisis gluten tidak menemukan adanya kadar gluten pada biji jawawut. Kata kunci : karakterisasi, jawawut, nitrogen