Anti Aging dan Aesthetic Medicine (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Anti Aging dan Aesthetic Medicine (S2) by Title
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item EFEK PEMBERIAN EKSTRAK CIPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP EKSPRESI mRNA Mmp8 DAN FAS PADA MENCIT MODEL FIBROSIS PARU YANG DIINDUKSI BLEOMYCIN(2023-10-21) UMMUL KHAIR IMADUDDIN; Enny Rohmawaty; Afiat BerbudiLatar Belakang: Idiopathic Pulmonary Fibrosis adalah penyakit paru yang ditandai dengan pembentukan jaringan paru, tidak dapat disembuhkan, dengan ekspektasi hidup pendek, terkait dengan penuaan dan perubahan seluler, yang hingga saat ini memiliki terapi terbatas. IPF melibatkan proses peradangan yang tidak terselesaikan dan perubahan respons seluler yang mengarah pada produksi berlebihan matriks ekstraseluler, khususnya kolagen, yang menyebabkan jaringan parut kronis dan progresif pada paru. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai mekanisme, termasuk aktivasi matrix metalloproteinase-8 (MMP8), sebuah enzim yang memainkan peran penting dalam degradasi matriks ekstraseluler, dan FAS, yang terlibat dalam apoptosis seluler. Eksplorasi terkait terapi dalam mengelola IPF menjadi penting, terutama dalam konteks penggunaan ekstrak tanaman seperti Physalis angulata L. (ciplukan) yang mengandung senyawa antioksidan seperti quercetin, yang telah terbukti memiliki potensi anti fibrotik dan pengaruh pada ekspresi gen yang terkait dengan jalur fibrosis serta stres oksidatif. Mekanisme kerja ciplukaan sebagai agen anti fibrotik belum diketahui, diduga ciplukan berpotensi dalam degradasi matriks ekstraselular serta menginduksi proses apoptosis seluler. Penelitian ini menguji pengaruh ciplukan terhadap ekspresi gen yang berhubungan dengan proses tersebut terutama Mmp8 dan Fas pada jaringan paru mencit yang diinduksi bleomycin. Metode: BBT dari model mencit yang diinduksi bleomycin dibagi menjadi 7 kelompok untuk menginvestigasi efek ekstrak ciplukan (Physalis angulata L.) pada ekspresi gen terkait fibrosis. Mencit model fibrosis paru diinduksi dengan bleomycin secara subkutan sebanyak 0,5 mg/ekor selama 4 minggu dan diberikan dosis ekstrak ciplukan dosis 1(750mg/kgBB) dan dosis 2(1500mg/kgBB) selama empat minggu. Ekspresi mRNA fibrosis paru dianalisis dengan PCR semi-kuantitatif untuk Mmp8 dan Fas. Hasil: Pemberian ekstrak ciplukan menurunkan ekspresi gen Mmp8 secara signifikan dengan nilai p=0,002 yang menunjukkan terjadinya degradasi ECM, tetapi ekspresi Fas tetap tidak berubah (nilai p=0,127). Kesimpulan: Ekstrak ciplukan menunjukkan efek yang menjanjikan pada ekspresi gen terkait fibrosis terutama Mmp8. Ekstrak ini berpotensi dalam mengintervensi perkembangan fibrosis dan berpotensi sebagai strategi terapeutik pada fibrosis paru yang diinduksi bleomycin.Item Efek Pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Pada Mencit (Mus Musculus) Model Luka(2022-07-16) FIDI BHAWANA JAYA; Edhyana Kusumastuti Sahiratmadja; Mas Rizky Anggun Adipurna SyamsunarnoPendahuluan: Daun Moringa oleifera Lam. (Kelor) memiliki efek anti inflamasi dan regenerasi sel yang dapat mempercepat penyembuhan luka. TGF-Beta dan VEGF terlibat dalam berbagai proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun kelor meningkatkan proses penyembuhan luka secara makroskopis dan meningkatkan kadar serum TGF-Beta dan VEGF mencit. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental, menggunakan 30 ekor mencit Swiss Webster yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu mencit yang tidak dilukai, mencit yang dilukai dan diberi ekstrak etanol daun kelor (280 dan 560 mg/kgBB/hari) yang dimulai pada hari ke 3 setelah luka. Kelompok mencit luka yang lain juga diberi masing-masing Na CMC dan sirup zink per oral sebagai kontrol negatif dan kontrol positif. Area luka diukur pada hari ke-0 (H0) menggunakan software ImageJ, dan diikuti perkembangan lukanya setelah 1, 3 dan 6 hari. Pada hari ke-6 darah mencit diambil untuk dilakukan pengukuran kadar serum TGF-Beta dan VEGF (ELISA). Hasil kemudian dibandingkan dan dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dan Kruskal Wallis. Hasil: Persentase kontraksi luka pada kelompok yang diberi ekstrak daun kelor pada hari ke-6 yaitu Dosis 280 mg/kgBB/hari (13,76%) dan Dosis 560 mg/kgBB/hari sebesar (13,38%) secara signifikan lebih tinggi (p=0,005) dibandingkan kelompok kontrol negatif (21.93%), namun kadar serum TGF-Beta dan VEGF mencit yang diberi ekstrak daun kelor dengan kedua dosis tidak berbeda signifikan dibandingkan kelompok kontrol negatif (p=0,081 dan p=0,149). Kesimpulan: Ekstrak daun kelor mempercepat proses penyembuhan luka secara makroskopis, tanpa mempengaruhi kadar TGF-Beta dan VEGF serum. Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut untuk melihat perubahan TGF-Beta dan VEGF.Item EFEK PEMBERIAN PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN EKSPRESI mRNA PRDM16, PGC 1 ALPHA DAN UCP1 PADA JARINGAN LEMAK PUTIH TIKUS JANTAN WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN DIET TINGGI LEMAK(2023-08-29) TRY INTAN KARTINI; Hanna; Yuni Susanti PratiwiLatar Belakang : Hiperlipidemia merupakan faktor risiko penyakit terkait kardiovaskular yang merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Penting untuk mengembangkan strategi baru seperti modifikasi gaya hidup, penggunaan agen farmakologis, dan/atau nutraceuticals. Disisi lain penggunaan agen farmakologis menunjukkan beberapa efek samping. Oleh karena itu, diperlukan nutraceuticals dengan profil keamanan yang baik. Propolis merupakan produk turunan dari sarang lebah yang telah terbukti memiliki efek positif pada penyakit metabolik termasuk hiperlipidemia. Namun, mekanisme kerja propolis sebagai agen antihiperlipidemia belum diketahui. Kami berhipotesis bahwa propolis berpotensi menginduksi browning jaringan adiposa putih (WAT). Penelitian ini menguji pengaruh propolis terhadap ekspresi gen yang berhubungan dengan termogenesis pada jaringan lemak putih tikus jantan Wistar. Metode : Sebanyak 20 tikus wistar jantan dibagi menjadi 4 kelompok : diet Normal Chow Diet (NCD), High-Fat-Diet (HFD), propolis + NCD, dan propolis + HFD selama 12 minggu. Pemeriksaan PCR semi-kuantitatif dilakukan untuk menganalisis ekspresi mRNA dari PRDM16, PGC1-α, dan UCP-1 pada WAT. Hasil Penelitian : Pemberian propolis secara oral (300 mg/kg) selama 12 minggu secara signifikan menginduksi browning WAT yang ditunjukkan dalam ekspresi penanda biogenesis mitokondria, yaitu peningkatan ekspresi mRNA PGC1-α dan PRDM16 yang signifikan. Kesimpulan : Suplementasi propolis berpotensi menurunkan dislipidemia pada tikus HFD dengan meningkatkan ekspresi mRNA PRDM16 dan PGC1-α pada WAT melalui proses browning. Kesimpulannya, propolis bisa menjadi alternatif untuk membantu menurunkan berat badan. Kata Kunci : Propolis; Tikus; Termogenesis; Suplemen Diet; HiperlipidemiaItem PENGARUH LATIHAN FISIK BERBAGAI INTENSITAS TERHADAP PROLIFERASI JANTUNG DILIHAT DARI PARAMETER CITED4 DAN P27 PADA JANTUNG TIKUS GALUR WISTAR(2024-01-11) SHAFIRA SEPRIANA; Putri Teesa Radhiyanti Santoso; Nova SylvianaLatar Belakang : Latihan fisik telah terbukti dapat mencegah remodeling jantung patologis, mengurangi fibrosis, dan meningkatkan fungsi jantung. CITED4 diketahui memainkan peran kunci dalam jalur hipertrofi sel jantung yang diinduksi latihan yang diperlukan untuk perlindungan jantung. p27 memainkan peran penting dalam siklus sel, penghapusan p27 diketahui meningkatkan proliferasi jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengamati apakah seiring dengan peningkatan intensitas latihan fisik terdapat perbedaan pada ekspresi CITED4 dan ekspresi p27. Metode : Penelitian ini menggunakan bahan baku tersimpan (BBT) tikus jantan galur wistar berusia 8-12 minggu berjumlah dua puluh ekor. Tikus dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan intervensi olahraga yaitu kontrol, intervensi Latihan fisik ringan, sedang, dan berat selama 8 minggu, kemudian tikus diterminasi. Ekspresi mRNA CITED4, dan p27 diambil dari bahan kardiomiosit ventrikel jantung tikus yang selanjutnya diukur menggunakan PCR, lalu dihitung dengan uji stastistik. Hasil Penelitian : Dalam penelitian ini didapatkan bahwa latihan fisik intensitas berat dapat meningkatkan ekspresi mRNA CITED4 dibandingkan kontrol (p = 0.022). Sebaliknya, pada ekspresi mRNA p27 terdapat kecenderungan penurunan pada intensitas berat dibandingkan kelompok perlakuan lain walau tidak terdapat perbedaan signifikan (p = 0.059). Kesimpulan : Latihan fisik intensitas berat memiliki pengaruh terhadap peningkatan CITED4 sehingga diharapkan dapat menginduksi regenerasi dari kardiomiosit secara fisiologis untuk meningkatkan dan atau mempertahankan fungsi jantung sebagai kardioprotektif.