Teknik Pertanian (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknik Pertanian (S1) by Title
Now showing 1 - 20 of 969
Results Per Page
Sort Options
Item Adi Karno Wibowo(2017-04-17) ADI KARNO WIBOWO; Roni Kastaman; Roni KastamanGaya hidup masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih mengonsumsi makanan siap saji atau makan di rumah makan ketimbang mekonsumsi makanan olahan sendiri. Adanya kecenderungan orang Indonesia untuk membeli makanan dalam jumlah porsi besar mengakibatkan asupan energi dan gizi yang tidak terkontrol dan berpotensi menghasilkan limbah dari makanan tersisa akibat tidak habis dimakan. Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan perlakuan khusus guna meminimalisir kemungkinan asupan energi dan gizi yang tidak terkontrol dan potensi limbah sisa makanan. Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif, dimana hasil dari penelitian dapat menggambarkan bagaimana pola konsumsi konsumen rumah makan, khususnya konsumen rumah makan Padang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling. Guna mengetahui jumlah asupan energi dan gizi dilakukan pengolahan data penelitian dengan menggunakan software Nutrisurvey for Windows. Analisis ekonomi dilakukan guna melihat potensi pemborosan yang dihasilkan dari limbah rumah makan bila dilihat dari nilai ekonominya. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa rata-rata konsumen rumah makan Padang berpotensi kelebihan asupan gizi protein 28,95% serta kekurangan asupan serat 81,15%. Rata-rata pemborosan yang dihasilkan konsumen rumah makan Padang sebesar Rp. 713,55 per hari.Item Aktivitas Antibakteri Bacillus cereus (Gram Positif) dan Shigella dysenteriae (Gram Negatif) oleh Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis) Menggunakan Variasi Jenis Pelarut(2015-01-16) ANDITA MEGA PRIANTIWI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTeh banyak digunakan dalam industri pangan, kosmetik, dan obat herbal yang terbuat dari pucuk tanaman teh (Camellia sinensis) melalui proses pengolahan tertentu. Teh putih merupakan jenis teh pilihan yang mengandung polifenol cukup tinggi dibanding jenis teh lainnya, sehingga berpotensi sebagai antibakteri alami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak teh putih dengan variasi pelarut konsentrasi 13 % (b/v) terhadap aktivitas bakteri gram positif (Bacillus cereus) dan bakteri gram negatif (Shigella dysenteriae). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif. Perlakuan yang dilakukan dalam pengujian aktivitas antibakteri meliputi penentuan diameter daya hambat dan total pertumbuhan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak teh putih terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri, maka dari itu ekstrak teh putih dari pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol 96 % dapat dikembangkan sebagai antibakteri. Diameter daerah penghambatan terhadap bakteri Bacillus cereus ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol 13 % (b/v) berturut-turut adalah 0,6 mm ; 10,5 mm ; 12,75 mm, sedangkan untuk bakteri Shigella dysenteriae berturut-turut adalah 0,5 mm; 9,86 mm; 10,6 mm. Sedangkan total pertumbuhan bakteri Bacillus cereus ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol 13 % (b/v) berturut-turut adalah 1,3 x 107 ; 6,0 x 106 ; 1,1 x 104 CFU/ml, dan untuk bakteri Shigella dysenteriae berturut-turut adalah 1,0 x 107; 6,5 x 106: 4,6 x 106 CFU/ml. Kata kunci : Antibakteri, Bacilluc cereus, Shigella dysenteriae, Ekstrak Teh PutihItem Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922(2022-01-07) FEBRIANTI; Siti Nurhasanah; Asri WidyasantiPenggunaan bagian tanaman sebagai pengobatan tradisional memainkan peran penting dalam dunia kesehatan karena dianggap sebagai salah satu sumber yang paling menjanjikan untuk penemuan agen antimikroba baru yang minim efek samping. Bunga telang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan salah satunya sebagai antibakteri alami. Senyawa metabolit sekunder pada bunga telang diduga bertanggung jawab atas aktivitas antimikroba yang dimilikinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak bunga telang dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus ATCC 25923 dan E. coli ATCC 25922 serta mengetahui interaksi antara konsentrasi ekstrak dengan pertumbuhannya. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk uji Diameter Daya Hambat (DDH), dan metode deskriptif untuk uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Perlakuan yang diberikan yaitu variasi konsentrasi ekstrak bunga telang sebesar 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, kontrol positif meropenem dan kontrol negatif aquades. Ekstrak bunga telang juga dilakukan penapisan fitokimia untuk flavonoid, saponin, tanin, alkaloid dan fenol yang menunjukkan hasil positif terhadap lima senyawa tersebut. Hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak bunga telang dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli serta perlakuan konsentrasinya berpengaruh sangat nyata terhadap nilai DDH. Aktivitas antibakteri ekstrak bunga telang terhadap bakteri S. aureus paling efektif pada konsentrasi 100% dengan nilai DDH 8,44 ± 0,27 mm yang tergolong sedang sementara KHM dan KBMnya memiliki nilai yang sama yaitu 30%. Pengujian terhadap bakteri E. coli menunjukkan aktivitas antibakteri ekstrak pada konsentrasi 100% paling efektif dengan nilai DDH 10,00 ± 0,73 mm tergolong sedang sementara nilai KHM dan KBMnya masing-masing pada konsentrasi 15% dan 25%.Item Aktivitas Antibakteri Oleoresin Cabai Merah keriting (Capsicum annum L.) Terhadap Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif(2014-01-09) HENDINA PRATIWI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenCabai mengandung oleoresin yang sangat bermanfaat dalam industri farmasi. Oleoresin adalah salah satu produk rempah yang bersifat cairan kental dan dapat dibedakan dengan warna yang cokelat kehitaman dan mempunyai rasa dan aroma seperti rempah aslinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri oleoresin cabai merah keriting terhadap bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif. Perlakuan yang dilakukan dalam pengujian aktivitas antibakteri meliputi penentuan diameter daya hambat dan total pertumbuhan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oleoresin terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri, maka dari itu oleoresin dapat dikembangkan sebagai antibakteri. Diameter daerah penghambatan terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29213, Staphylococcus epidermis ATCC 12228, Escheria coli ATCC 25922, dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 berturut-turut adalah 18,25 ; 17 ; 2,40 ; dan 2,90 mm. Sedangkan total pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29213, Staphylococcus epidermis ATCC 12228, Escheria coli ATCC 25922, dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 berturut-turut adalah 7,0 x 105 ; 1,9 x 106 ; 2,7 x 106 ; dan 2,0 x 106 CFU/ml.Item AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK TEH PUTIH (Camellia sinensis) TERHADAP JAMUR CANDIDA ALBICANS(2015-03-10) DAVID S S MARPAUNG; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTeh putih (Camellia sinensis) merupakan jenis teh yang masih terdengar asing, terutama apabila dibandingkan dengan popularitas teh hitam dan teh hijau. Untuk itu perlu dilakukan penggalian potensi teh putih agar dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan selain minuman di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi antijamur dari ekstrak teh putih terhadap jamur Candida albicans. Teh putih didapatkan di PPTK Gambung Ciwidey Jawa Barat. Metode yang digunakan pada penilitian ini adalah eksperimental dengan analisis deksriptif. Uji potensi antijamur ekstrak teh putih dilakukan dengan metode difusi agar pada medium Potatos Dexstrose Agar (PDA) dengan menggunakan paper disc. Setiap paper disc direndam pada ekstrak teh putih dengan konsentrasi 22%, 24%, 26% dan 28% (b/v). Diameter daya hambat yang dihasilkan pada ekstrak teh putih pelarut n-heksana adalah sebesar 2,5 mm, 1,83 mm, 0,83 mm dan 2,83 mm. Diameter daya hambat yang dihasilkan pada pelarut etil asetat adalah 7,66 mm, 6,33 mm, 6,16 mm dan 11,33 mm. Diameter daya hambat yang dihasilkan pada pelarut etanol 96% adalah 11,50 mm, 10,00 mm, 10,16 mm dan 16,16 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak teh putih dengan pelarut etanol memiliki daya hambat terbaik sebesar 16,16 mm pada konsentrasi 28%. Konsentrasi hambat minimum yang diuji menggunakan ekstrak teh putih dengan pelarut n-heksana tidak ditemukan, pelarut etil asetat ditemukan pada konsentrasi 22% sebesar 11,33 mm dan pada pelarut etanol 96% ditemukan pada konsentrasi 22% sebesar 11,50 mm.Item Aktivitas Antioksidan Eksrak Teh Putih (Camellia sinensis) dengan Metode DPPH (2,2 Difenil-1-Pikrilhidrazil)(2015-01-16) NOVRIANA EKATAMA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTeh putih merupakan jenis teh dengan proses pengolahan yang minim (pelayuan dan pengeringan) diduga menyebabkan kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis teh lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak teh putih dengan menggunakan metode DPPH (2,2 Difenil -1- Pikrilhidrazil) dan korelasinya dengan kadar polifenol. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi bertingkat dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol 96%. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif. Ekstrak teh putih dibuat dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol 96%. Parameter yang diamati adalah nilai IC50 dan kandungan total polifenol beserta korelasinya. Aktivitas antioksidan tersebut diwakilkan dengan nilai IC50 atau konsentrasi yang dapat meredam 50% radikal bebas. Nilai IC50 dari ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol 96% berturut-turut adalah 203,7846 ppm; 11,207 ppm dan 5,153 ppm. Kontrol positif aktivitas antioksidan menggunakan vitamin C dengan nilai IC50 sebesar 6,285 ppm. Kadar polifenol dari ekstrak teh putih dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol 96% berturut-turut adalah 22,01 %; 57,54% dan 59,32%. Nilai korelasi dari aktivitas antioksidan (IC50) dan kadar polifenol sebesar 0,99.Item ALAT PENYARING LIMBAH CAIR DENGAN METODE SLANTED SOIL SYSTEM (STUDI KASUS: RAOZEN CORPORATION(2016-10-10) MICHAEL DANNY K; Wagiono; Boy Macklin Pareira PrawiranegaraMeningkatnya kebutuhan manusia berbanding lurus dengan pertumbuhan industri. Semakin tinggi tingkat kebutuhan manusia, semakin tinggi juga tingkat produksi industri dan dari produksi inilah dihasilkan limbah. Masih banyak industri yang tidak mengolah limbah secara baik sehingga mencemari perairan dan merusak lingkungan. Hal ini dikarenakan mahal dan sulitnya dalam mengolah limbah cair. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi yang tepat dari alat pengolah limbah cair industri makanan dengan metode slanted soil system dan dapat mengurangi kandungan BOD, TSS, pH, minyak dan lemak pada limbah cair Metode penelitian yang digunakan adalah metode perancangan. Dengan spesifikasi alat: panjang kerangka 80 cm, lebar 40 cm, tinggi 150 cm dan panjang bak 80 cm, lebar 40 cm dan tinggi 20 cm, alat slanted soil system dapat menurunkan kandungan limbah cair alat slanted soil system dapat menurunkan kandungan limbah cair. Penurunan kadar kandungan limbah cair dari kedua sampel untuk BOD dari 5018 mg/L menjadi 3621 mg/L dan 3512 mg/L; TSS dari 1850 mg/L menjadi 76 mg/L dan 77 mg/L; pH dari 7,01 menjadi 5,81 dan 6,10; minyak dan lemak dari 350 menjadi 2,0 mg/L.Item Anaisis Sistem Transprtasi Susu Segar dalam Pengendalian Total Mikroba(2023-06-09) FITRI SHABRINA ROSITA; Souvia Rahimah; Chay AsdakTransportasi dapat menyebabkan penurunan mutu susu segar, apabila tidak di tangani secara tepat. Penurunan yang dapat terjadi antara lain: peningkatan total mikroba. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis: 1). Sistem transportasi susu segar yang baik dengan menggunakan suhu dingin sehingga total mikroba dapat dikendalikan total mikroba di bawah 1,0 x 106 CFU/ml. 2). Waktu optimal pengangkutan susu dari peternak ke Industri Pengolahan Susu (IPS) sehingga total mikroba masih dapat terkontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan survei. Data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan di tiga daerah dan masing-masing daerah diambil tiga peternak sebagai responden. Pengamatan dilakukan pada waktu transportasi t0 pada saat perah, t1 penampungan, t2 cooling unit, t3 pada saat tiba di Industri Pengolahan Susu (IPS). Sampel susu diambil saat perah dan dianalisis total mikrobanya sesuai dengan waktu dan kondisi transportasi dari titik ke titik. Total Plate Count (TPC) di setiap titik pengamatan, dan pH susu. Hasil penelitian menunjukkan perah pagi dan sore hari total mikroba masih dapat terkontrol dengan waktu t1 dan t2 kurang dari 2 jam, t3 6 - 18 jam bahwa total mikroba yaitu pada waktu pagi t1 berkisar antara 1,9x104 – 1,4x106 CFU/ml. total mikroba pada waktu t2 berkisar 1,8x106 – 1,5x107 CFU/ml dan total mikroba t3 3,0x106 – 3,3x108 CFU/ml, dan untuk sore waktu t1 berkisar antara 3,5x104 – 6,2x105 CFU/ml. total mikroba pada waktu t2 berkisar 1,9x106 – 3,5x106 CFU/ml dan total mikroba t3 berkisar 2,1x107 – 2,0x108 CFU/ml. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem transportasi pada susu segar dalam pengendalian total mikroba di KPSBU pada saat proses pemerahan masih sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Susu Segar 314.1:2011. Kata Kunci: Transportasi, Susu Segar, Jumlah Total Mikroba. Fitri Shabrina Rosita. 2020. Analysis ofItem Analisis Antropometri dan Biomekanik Mesin Pemisah Serat Daun Sisal (MPSDS) TEP-1901(2023-08-12) DZAKY PERMANA YUSUF; Asep Yusuf; S. RosalindaPada pemisahan serat daun sisal menggunakan mesin dekortikator ditemukan ketidakwajaran posisi kerja pada saat operator mengoperasikan mesin tersebut. Operator mesin pemisah serat daun sisal (MPSDS) TEP-1901 berpotensi mengalami gangguan kerangka, otot, dan saraf perifer yang disebut Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh perbaikan posisi kerja terhadap operator mesin pemisah serat daun sisal (MPSDS) TEP-1901 berdasarkan antropometri dan biomekanik. Analisis antropometri dilakukan dengan cara mengukur dimensi mesin dan dimensi tubuh operator menggunakan meteran, sedangkan analisis biomekanik dilakukan dengan cara mengambil gambar posisi kerja operator pada saat mengoperasikan mesin yang selanjutnya diolah menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assessment). Beban kerja fisik diukur menggunakan alat oxymeter untuk mengetahui denyut nadi operator pada saat bekerja dan istirahat. Pengukuran tersebut dilakukan pada dua kondisi yaitu sebelum dan setelah perbaikan posisi kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi energi yang dihasilkan oleh operator sebelum perbaikan posisi kerja sebesar 16,89 kkal/menit, sedangkan setelah perbaikan posisi kerja konsumsi energi operator menurun menjadi 8,90 kkal/menit. Perbaikan posisi kerja operator mesin pemisah serat daun sisal (MPSDS) TEP-1901 juga menyebabkan peningkatan kapasitas produksi dari 1.285 batang/hari menjadi 1.404 batang/hari, sehingga menghasilkan selisih sebesar 119 batang/hari. Perbaikan posisi kerja operator mesin pemisah serat daun sisal (MPSDS) TEP-1901 berdasarkan antropometri dan biomekanik berdampak pada peningkatan daya tahan (endurance) operator dalam menyelesaikan pekerjaannya dan mengurangi kelelahan serta resiko keluhan otot atau musculokeletal disorders (MSDs).Item Analisis Kapasitas Resapan Kolam Pemanenan Air Limpasan Dengan Model Neraca Air Untuk Pertanian Lahan Kering Di Kawasan Pendidikan Jatinangor(2018-08-31) RISTI KARTIKASARI; Sophia Dwiratna Nur Perwitasari; Nurpilihan BafdalJatinangor sebagai kawasan pendidikan dengan pembangunan sarana-prasarana pendukungnya yang semakin pesat, mengakibatkan tingginya konsumsi air tanah pada kawasan ini. Pemanfaatan air yang terus menerus dapat mengakibatkan kekritisan sumber daya air pada berbagai sektor, khususnya pertanian lahan kering. Sebagai upaya konservasi air, maka dibangun suatu infrastruktur berupa kolam pemanenan air limpasan yang berfungsi menangkap dan mengumpulkan air limpasan (run off). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas resapan kolam dalam meresapkan air kedalam tanah sebagai upaya konservasi air melalui model neraca air (water balance). Metode yang digunakan analisis deskriptif, yaitu menganalisis hubungan air masuk dan air keluar yang dialami kolam dalam meresapkan air limpasan. Diketahui bahwa dari hasil analisis neraca air kolam bahwa kolam dengan volume 196,274 m3 mampu meresapkan air rata-rata 29,23 m3/hari sehingga dapat dikatakan efektif dalam mengkonservasi air limpsan menjadi air tanah.Item Analisis Aspek Ergonomi Lingkungan Kerja Penggilingan Padi (Studi Kasus di Desa Cirawa, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat)(2014-02-24) NANDANG SUKMA SOLEH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPengoperasian penggilingan padi di Desa Cirawa membutuhkan banyak kegiatan penanganan bahan secara manual, dan sangat penting untuk diperhatikan karena dapat menyebabkan cedera tulang belakang, terlebih jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan ergonomi di penggilingan padi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif meliputi pengumpulan data (melalui pengamatan, pengukuran, wawancara, dan analisis kuesioner body map) serta penilaian tingkat risiko posisi kerja dengan metode REBA. Hasil pengukuran parameter lingkungan kerja menunjukkan intensitas kebisingan 91,14 dB, intensitas getaran mesin 1,70 m/s2, suhu udara 29,3 °C, kelembaban nisbi udara 66%, intensitas penerangan 68,75 lux, dan konsumsi energi operator 7,86 kkal/menit. Hasil analisis REBA menunjukkan nilai yang berbeda pada setiap operatornya: operator 1 memiliki risiko paling tinggi, sedangkan operator 2 dan 3 memiliki tingkat risiko sedang. Hasil analisis kuesioner body map menunjukkan ketiga operator merasakan sakit pada punggung, daerah pinggang ke belakang dan pada paha kanan. Berdasarkan hasil analisis ergonomi ini, beberapa aspek ergonomi sudah baik, namun aspek lainnya perlu beberapa perbaikan.Item ANALISIS CARA PRODUKSI TAHU SKALA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS PABRIK TAHU CIBUNTU, BANDUNG, JAWA BARAT)(2013-04-22) RAHAYU DWIASTUTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenCara produksi yang terjadi pada industri kecil menengah produksi tahu diperkirakan masih belum sesuai dengan ketentuan yang ada. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang bertujuan untuk melihat efektifitas dan efisiensi produksi tersebut secara mendalam. Penelitian dilaksanakan di pabrik tahu cibuntu milik bapak aceng, Bandung, Jawa Barat. Analisa data dilakukan di Laboratorium Sistem Informasi Manajemen, Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan penekanan analisa pada hasil pengamatan sistem produksi yang terjadi di pabrik tahu tersebut. Pengamatan dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2012. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kekuatan lapang dengan pengamatan pada identifikasi kriteria dan penilaian yang mengacu pada pedoman yang ada yaitu cara produksi pangan yang baik (CPPB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara produksi tahu masih belum efektif. Masih terdapat aspek-aspek yang belum sesuai dengan CPPB. Aspek tersebut meliputi lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, fasilitas dan higieni sanitasi, kesehatan dan higien pekerja, pencatatan dan dokumentasi, dan pelatihan pekerja. Ketidaksesuaian aspek tersebut akan mempengaruhi efisiensi produksi yang kemudian dianalisis secara ekonomi. Berdasarkan analisis ekonomi yang telah dilakukan dengan perbaikan pada beberapa bagian sistem dengan pedoman yang ada, pendapatan bersih pada produksi tahu ini mengalami peningkatan sebesar 43 % yang sebelumnya hanya sebesar Rp. 63,133,961.57 setelah perbaikan mencapai Rp. 90,590,895.04 per tahun nya.Item Analisis dan Aplikasi Antropometri Pada Desain Alat Pemanen Manggis(2019-09-09) SELLA FIANA; Wahyu Kristian Sugandi; Ahmad ThoriqPemanenan manggis dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan ataupun menggunakan alat panen sederhana. Alat panen yang digunakan terbuat dari batang bambu yang memiliki panjang tidak terukur, sehingga menyulitkan petani jika akan berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya dan membuat petani kurang nyaman dalam pemakaian alat. Guna meningkatkan kenyamanan petani dalam melakukan pemanenan, perlu didesain alat panen yang sesuai dengan antropometri pemanen. Metode yang digunakan adalah rekayasa dengan melakukan pengukuran antropometri dari 30 pemanen dalam posisi berdiri serta pembuatan alat panen yang sesuai antropometri. Pembuatan alat mengacu pada data antropometri persentil 5 serta rata-rata pohon manggis setinggi 4,5 m yang berada di lahan miring. Hasil penelitian menunjukkan tinggi badan pemanen adalah 150 cm, panjang lengan 47,6 cm, jangkauan tangan keatas menggenggam 177,5 cm, jangkauan tangan kedepan menggenggam 59,4 cm, dan diameter genggaman ibu jari ke jari telunjuk 3,7 cm. Berdasarkan analisis antropometri dan tinggi rata-rata pohon manggis yang berada di lahan miring, didapatkan desain alat panen menggunakan sistem teleskopik dengan panjang 3 m yang dapat dipendekkan menjadi 1,5 m, diameter galah 1,25 inch dan bentuk penampung buah manggis menyerupai huruf “V” dengan konstruksi terbuat dari aluminium.Item ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS ANDROID DI UKM KIWARI FARMERS(2017-01-23) DAUD ABDULAH ZUBAIDI; Roni Kastaman; Irfan ArdiansahUKM Kiwari Farmers adalah salah satu UKM yang mengembangkan proses pengolahan biji kopi. UKM ini termasuk UKM baru yang memiliki berbagai permasalahan dalam proses sistem informasi manajemen di UKM tersebut. Perbedaan jarak yang jauh antar unit pengolahan hasil (UPH) dan rumah produksi menjadi salah satu kendala dalam penyampaian informasi yang ada di UKM tersebut. Penelitan ini dilakukan untuk merancangan sistem informasi manajemen yang dapat memudahkan penyampain dan pengolahan informasi di UKM Kiwari Farmers. Penelitian ini menggunakan metode rekayasa dengan pengembangan aplikasi merujuk pada metode prototype berbasis object oriented. Hasil analisis dan perancangan sistem dari penelitian ini adalah rekayasa pengerjaan pencatatan data dari pegawai yang biasa dilakukan secara manual menggunakan buku tulis, diubah menjadi penggunaan menggunakan telepon genggam berbasis android. Hasil lainnya rekayasa sistem juga dilakukan dalam pengiriman data yang biasa dilakukan dua kali seminggu secara langsung tatap muka, dapat diubah menjadi tiap hari tanpa tatap muka dan juga data dapat langsung di-upload ke dalam internet. Penggunaan Aplikasi Android ini juga dapat memudahkan direktur dalam melakukan report data hasil kerja pegawai UPH karena aplikasi dilengkapi dengan input data, tabel view, bantuan pengguna dan export data ke dalam excel.Item Analisis Dan Perancangan Sistem Kerja Proses Produksi Olahan Buah Multi Produk Pada IKM Asri Rahayu Kelurahan Cijati Kabupaten Majalengka(2015-12-23) NANDA ADIGUNA; Roni Kastaman; Boy Macklin Pareira PrawiranegaraABSTRAK Analisis rancangan sistem kerja merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas pada suatu usaha yang dilakukan. Perancangan sistem kerja memperhitungkan segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan kerja operator mulai dari fasilitas kerja yang digunakan sampai sikap kerja operator, sehingga penggunaannya dapat meningkatkan kinerja operator dan kinerja produksi. Penelitian ini dilaksanakan di industri olahan makanan ringan Asri Rahayu mulai dari bulan Agustus sampai September 2013, pada penelitian ini yang diteliti yaitu sistem kerja dan layout kerja operator, perancangan yang dilakukan meliputi sistem kerja bongkar muat bahan, gudang bahan, pencucian, pengupasan, penggorengan (dodol, kripik, oncom goreng), penirisan dan pengemasan. Setelah dilakukan pengolahan data dan pembahasan terhadap data yang dihasilkan ternyata terjadi peningkatan produktifitas kerja yang dapat dibuktikan dengan adanya pengurangan beban kerja operator pada hasil perbandingan pada kondisi awal dan kondisi setelah perancangan dilakukan. Hasil penelitian menunjukan pengurangan beban kerja operator rata-rata sebesar 44 %, yang terdiri dari stasiun kerja bongkar muat bahan 42.68%, stasiun kerja gudang bahan 49.70%, stasiun kerja pemotongan 29.93%, stasiun kerja pencucian 51.92%, pada stasiun kerja penirisan 47.18%, stasiun kerja pemblenderan 57.96%, stasiun kerja pengemasan 20.03%, stasiun kerja penggorengan kripik 41.44%, stasiun kerja penggorengan dodol 43.64%, stasiun kerja pengorengan oncom 50.51%. Kata kunci: metode kerja, produktifitas, efisiensi waktu kerja, stasiun kerjaItem Analisis dan Simulasi Perpindahan Kalor pada Alat Pengering Pisang Tipe Indirect Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)(2013-06-03) MUHAMMAD RIFQI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTerdapat beberapa masalah yang terjadi pada proses pengeringan menggunakan alat pengering pisang tipe indirect karena belum adanya informasi analisis perpindahan kalor di dalam alat pengering pisang. Sebagai akibatnya, ketercapaian suhu udara dalam ruang pengering yang sesuai kebutuhan untuk proses pengeringan belum diketahui. Penelitian ini bertujuan menganalisis perpindahan kalor dari tungku yang dapat dimanfaatkan ke ruang pengering dan melakukan simulasi pada jumlah sirip untuk mendapatkan suhu ruang pengering yang lebih baik dengan jumlah bahan bakar yang lebih hemat. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif pada perpindahan kalor dari tungku ke ruang pengering menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD). Hasil perhitungan laju kalor pada alat pengering pisang adalah 1518,95 Watt dan hasil validasi suhu pada alat pengering menunjukkan hasil simulasi mendekati hasil pengukuran. Oleh karena itu, hasil simulasi dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk analisis perpindahan kalor alternatif desain alat pengering pisang. Alternatif desain yang terbaik adalah alternatif desain 3 dengan sirip yang digunakan berjumlah 8 sirip pada tiap cerobong. Alternatif desain 3 dapat menurunkan suhu tungku dari 304 oC menjadi 265 oC dengan suhu udara rata-rata ruang pengering yang sama dengan desain awal (65,35 oC). Sehingga diasumsikan penggunaan bahan bakar lebih hemat.Item Analisis Debit Andalan Untuk Ketersediaan Air Kolam Pemanenan Limpasan Permukaan (Runoff Harvesting) di Kawasan Ciparanje Jatinangor(2018-09-13) ISTIQOMAH HAQ; Nurpilihan Bafdal; Sophia Dwiratna Nur PerwitasariLahan kering merupakan salah satu sumber daya lahan yang mempunyai potensi besar dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan ketersediaan air di lahan kering yaitu dengan menerapkan sistem pemanenan air limpasan (runoff harvesting). Penelitian dilaksanakan pada kawasan budidaya kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang. Sistem pemanenan limpasan menggunakan model floodwater diversión tipe offstream, dimana air limpasan yang dipanen bersumber dari sungai kecil yang ada. Untuk mengetahui potensi ketersediaan air yang dapat dipanen pada sistem pemanenan tersebut perlu dilakukan analisis debit andalan. Pendugaan nilai debit menggunakan metode Mock sedangkan perhitungan debit andalan menggunakan persamaan Weibull dengan probabilitas sebesar 80% untuk kebutuhan irigasi pertanian. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan data tata guna lahan, data curah hujan dan data klimatologi. Perhitungan dengan metode Mock didapatkan bahwa debit bulanan minimum sebesar 0.03 liter/detik dan maksimum sebesar 20.05 liter/detik. Debit andalan 80%, debit minimum terjadi pada bulan November dengan nilai 0.046 liter/detik dan maksimum terjadi pada bulan September dengan nilai 5.540 liter/detik. Hubungan antara curah hujan dan debit andalan memiliki nilai korelasi (R)= 0.9269 dan nilai R2 sebesar 0.8591. Besarnya debit yang paling dapat diandalkan untuk mengisi kolam pemanenan limpasan permukaan adalah pada musim hujan yaitu pada bulan November sampai dengan April.Item ANALISIS DEBIT PUNCAK AKIBAT PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI SUB DAS CIKERUH(2022-06-09) ANISA NURDIAH; Kharistya Amaru; Edy SuryadiABSTRAK Perubahan penggunaan lahan pada suatu DAS akibat adanya pengembangan aktivitas sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi kondisi hidrologi DAS seperti peningkatan debit puncak. Debit puncak yang tidak dapat dialirkan melalui saluran drainase dapat menyebabkan kelebihan air yang termanifestasikan dalam bentuk banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis debit puncak akibat perubahan penggunaan lahan tahun 2011 dan 2020 di Sub DAS Cikeruh dan menduga besarnya debit puncak dengan kala ulang 2, 5 dan 10 tahun serta menganalisis kemampuan saluran drainase dalam melewatkan debit puncak. Perubahan penggunaan lahan dianalisis menggunakan data Citra Landsat 5 tahun 2011 dan Citra Landsat 8 tahun 2020 dengan menggunakan teknik klasifikasi terbimbing. Pendugaan debit puncak dianalisis menggunakan metode rasional. Kapasitas saluran drainase dianalisis menggunakan pendekatan slope area method dan metode Manning. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun, perubahan penggunaan lahan di sub DAS Cikeruh telah meningkatkan debit puncak sebesar 0,56 m3/dt pada DTA Cikuda dan 0,75 m3/dt pada DTA Rancaekek. Pendugaan debit puncak kala ulang 2, 5 dan 10 tahun pada DTA Cikuda menghasilkan nilai Qp2: 5,37 m3/dt; Qp5:6,81 m3/dt; dan Qp10: 7,76 m3/dt dan pada DTA Rancaekek Qp2: 4,48 m3/dt; Qp5:6,13 m3/dt; dan Qp10: 6,99 m3/dt. Kapasitas saluran (Qc) DTA Cikuda adalah sebesar 161,1 m3/dt dan DTA Rancaekek 10,88 m3/dt. Hasil evaluasi menunjukan bahwa nilai debit puncak lebih kecil dari nilai kapasitas saluran (QpItem Analisis Efisiensi Daya Listrik Pompa Air untuk Pengisian Reservoir menggunakan Sistem Kontrol Pelampung Ganda (Sakelar Otomatis)(2016-01-18) SONIA MELODY C; Bambang Aris Sistanto; WagionoABSTRAK Sonia Melody Christiani. 2015. Analisis Efisiensi Daya Listrik Pompa Air untuk Pengisian Reservoir menggunakan Sistem Kontrol Pelampung Ganda (Sakelar Otomatis). Di bawah bimbingan Bambang Aris Sistanto dan Wagiono. Pengisian air ke bak penampung (reservoir) sampai saat ini, pada umumnya masih menggunakan sistem kontrol pelampung bola yang dianggap belum efektif dalam pengaturan ketinggian permukaan air dimana menggunakan katup sebagai kontrolnya. Untuk itu, perlu digunakan sistem kontrol pelampung ganda (sakelar otomatis) yang bekerja secara mekanik berdasarkan prinsip dimana apabila tuas sakelar tertarik oleh berat pelampung maka aliran listrik akan terhubung. Sebaliknya aliran listrik akan terputus apabila tuas sakelar tidak tertarik oleh berat pelampung. Proses terhubung dan terputusnya aliran listrik tersebut kemudian akan menyebabkan terjadinya ON/OFF mesin pompa air pada ketinggian permukaan air minimal dan maksimal. Melalui proses tersebut maka akan diperoleh rentang waktu yang lebih panjang serta penghematan kebutuhan daya listrik. Untuk mengetahui kinerja sistem kontrol pelampung ganda (sakelar otomatis) maka dilakukan pengujian ketinggian permukaan air minimal, berat pelampung dan efisiensi daya listrik. Percobaan dilakukan dari bulan Mei hingga Agustus 2015 berlokasi di Laboratorium Sumber Daya Air, Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dimana percobaan dilakukan secara berulang untuk mendapatkan nilai parameter rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan (1) ketinggian permukaan air minimal 18 cm untuk inlet 0,28 liter/detik pada ketinggian total 88 cm dari dasar reservoir (2) berat pelampung ganda baik bagian atas maupun bawah masing-masing 0,172 kg akan menghasilkan mesin pompa OFF pada ketinggian permukaan air maksimal dan mesin pompa ON pada ketinggian permukaan air minimal dengan tepat (3) kebutuhan daya pada penggunaan sistem kontrol pelampung ganda lebih efisien secara potensial sebesar 80,6 %. Kata kunci: bak penampung, sistem kontrol pelampung ganda (sakelar otomatis), efisiensi daya.Item Analisis Efisiensi Kinerja dan Kelayakan Finansial pada Aktivitas Pengolahan Tanah Sawah secara Manual dan Mekanis (Studi Kasus Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Sugih Mandiri,Kecamatan Cicalengka)(2020-01-27) NADIA KARIMAH; Ahmad Thoriq; Wahyu Kristian SugandiPengolahan tanah merupakan proses terberat dari keseluruhan proses budi daya padi, dimana lebih dari 1/3 energi yang digunakan untuk seluruh proses budi daya terserap pada kegiatan pengolahan tanah. Pada proses pengolahan tanah sendiri, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Sugih Mandiri Kecamatan Cicalengka telah memiliki alat mesin pertanian (alsintan) yaitu delapan unit traktor roda dua beserta implemennya. Akan tetapi kegiatan pertanian secara mekanis belum dapat diterapkan secara optimal karena beberapa kendala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi kinerja pengolahan tanah secara manual dan mekanis, serta kelayakan finansial dari sistem penyewaan alsintan dan kerbau. Metode yang digunakan adalah survei dengan melakukan pengukuran kinerja dan kelayakan finansial pengolahan tanah secara langsung. Pengolahan tanah dilakukan dengan tiga sumber tenaga yang berbeda, yaitu tenaga manusia (cangkul), tenaga kerbau, dan tenaga traktor roda dua. Hasil penelitian menunjukan efisiensi kinerja pengolahan tanah untuk sumber tenaga cangkul, kerbau, dan traktor roda dua masing-masing sebesar 45,556%, 29,977%, dan 56,21%. Efisiensi kinerja pengolahan tanah dengan traktor roda dua lebih efisien dibandingkan dengan sumber tenaga lainnya. Hasil analisis finansial pada umur penyewaan kerbau 60 musim didapatkan BC ratio sebesar 1,91, NPV sebesar Rp 113.676.208 permusim, IRR sebesar 20,4% dan PBP pada musim keenam, sedangkan untuk analisis finansial penyewaan traktor didapatkan BC ratio sebesar 1,84, NPV sebesar Rp 590.853.293 permusim, IRR sebesar 49,6% dan PBP pada musim ketiga. Hasil perhitungan kelayakan finansial menunjukan bahwa usaha penyewaan traktor roda dua memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan penyewaan kerbau berdasarkan nilai NPV yang didapat