PENGARUH VARIASI DOSIS EKSTRAK DAUN KELOR TERHADAP AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG, ROS, NO, IFN-γ, DAN IL-10 PADA PBMC PENDERITA TB PARU DEWASA YANG DIINDUKSI ESAT-6 SECARA IN-VITRO

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang hidup intraseluler. MTB mampu menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit dieliminasi, yang diprediksi karena adanya Early Secreted Antigenic Target-6 (ESAT-6)/Culture Filtrate Protein-10 (CFP-10). Adanya gangguan pada sistem imun akibat penyakit TB, meningkatnya resistensi obat, menyebabkan penyakit TB menjadi semakin sulit dieliminasi. Diperlukan suatu imunomodulator untuk meningkatkan sistem imun, terutama yang berasal dari bahan alam. Salah satu bahan alam di Indonesia, yaitu tanaman kelor memiliki sifat imunomodulator karena mengandung senyawa organik, anorganik dan fitokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun kelor (EDK) terhadap aktivitas fagositosis makrofag, ROS/NO, IFN-&#947;, IL-10 yang diinduksi ESAT-6 secara in-vitro pada PMBC penderita TB paru. Metode: Metode Penelitian ini adalah uji eksperimental laboratorium dengan Post test only control group design dengan PBMC secara in-vitro. Terdapat 3 kelompok: kelompok kontrol negatif/KN (tanpa induksi) dan kelompok kontrol positif/KP (diinduksi ESAT-6), serta kelompok intervensi (diinduksi ESAT-6/EDK, dengan dosis EDK=1 &micro;g/mL (K1); 2,5 &micro;g/mL (K2);10 &micro;g/mL (K3); 25 &micro;g/mL (K4)). Analisis statistik menggunakan One Way Anova serta Post-Hoc (Tukey) Test. Sampel berasal dari RSU Pindad Bandung, dan penelitian dilakukan di Laboratorium Aretha Medika Utama Bandung. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FK UNPAD/RSHS Bandung. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p<0,05). Kelompok kontrol positif yang diinduksi ESAT-6, mengalami penurunan aktivitas fagositosis makrofag, ROS/NO, dan IFN-&#947;, tetapi meningkatkan kadar IL-10 dibandingkan kelompok intervensi. Pemberian EDK dosis rendah 1 &micro;g/mL pada K1 meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag, ROS/NO, dan IFN-&#947;, tetapi menurunkan kadar IL-10. Pemberian EDK mulai dosis &#8805; 2,5 &micro;g/mL menurunkan aktivitas fagositosis makrofag, ROS/NO, dan IFN-&#947;, tetapi meningkatkan kadar IL-10. Simpulan: Virulensi dan patogenitas MTB yang memproduksi ESAT-6 menyebabkan penurunan aktivitas fagositosis makrofag, penurunan kadar ROS/NO intraseluler, penurunan kadar IFN-&#947;, serta kenaikan kadar IL-10 pada sel PBMC penderita TB paru aktif secara in-vitro. EDK bersifat imunostimulasi pada dosis rendah 1 &micro;g/mL, imunosupresi dan anti inflamasi mulai dosis &#8805; 2,5 &micro;g/mL. Kandungan fitokimia, vitamin, dan mineral dalam EDK yang berperan sebagai aktivator imunostimulasi, imunosupresi, dan anti inflamasi tergantung dari dosis EDK.

Description

Keywords

Mycobacterium tuberculosis, ESAT-6, Ekstrak Daun kelor

Citation