POTENSI KOMBINASI EKSTRAK BIJI KAPULAGA JAWA DAN RIMPANG KUNYIT SEBAGAI ANTIBAKTERI Escherichia coli PATOGEN PADA AYAM PEDAGING
No Thumbnail Available
Date
2022-08-18
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Industri perunggasan adalah penyedia protein hewani terbesar di Indonesia, sehingga diperlukan upaya peningkatan kesehatan unggas yang aman dan mudah didapat. Kapulaga dan kunyit merupakan herbal yang kaya manfaat, efek samping minimal dan tersedia di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kombinasi minyak atsiri kapulaga (MAK) dan ekstrak ethanol kunyit (EEK) sebagai antibakteri dan antiinflamasi alami dalam saluran pencernaan ayam pedaging. Kapulaga dan kunyit diekstraksi dan diuji fitokimia serta dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan HPLC dan GC-MS. Aktivitas antibakteri dari kedua ekstrak kemudian diuji terhadap E. coli O78 dan E. coli dari kasus kolibasilosis di lapangan secara in vitro dengan menentukan zona hambat minimum, konsentrasi hambat minimum dan konsentrasi bunuh minimumnya. Pada uji in vivo, diamati gejala klinis, profil diferensial leukosit dan perubahan patologis ayam pada 8 kelompok perlakuan:1. Kontrol negatif; 2. Kontrol positif; 3. MAK 0,06 ml/kgbb + EEK 400 mg/kgbb + E. coli 10-4 CFU/ml; 4. MAK 1,0 ml + EEK 400 gr/ekor/hari + E. coli 10-4 CFU/ml; 5. MAK 0,06 ml/kgbb + E. coli 10-4 CFU/ml; 6. Diberikan MAK 1,0 ml/kgbb + E. coli 10-4 CFU/ml; 7. EEK 400 mg/kgbb + E. coli 10-4 CFU/ml; 8. Ciprofloxacin + E. coli 10-4 CFU/ml. Isolat dari usus dikonfirmasi dengan uji biokimia dan morfologi koloni pada media MacConkey, sedangkan uji patogenitas dengan media Congo Merah. Hasil analisis fitokimia EEK diketahui kandungan fenolik, flavonoid, alkaloid, tannin dan triterpenoid. Uji GC-MS MAK menunjukkan eukaliptol (39,05 %), sedangkan EEK didominasi aR-turmerone (46,6%). Kromatogram HPLC menunjukkan kandungan kurkumin pada EEK. Pada uji in vitro, MAK menunjukkan aktivitas antibakteri lebih kuat terhadap E. coli O78 dan isolat E. coli kasus lapang dibanding EEK. Uji in vivo 8 kelompok perlakuan, menunjukkan rerata limfosit tertinggi pada kelompok 3 (39,83 + 3,02). Rasio heterofil/limfosit tertinggi (0,96 + 0,05) pada kelompok sampling hari ke-7. Rerata TPC tertinggi (695 CFU/ml) ditunjukkan oleh Kelompok 7, mengindikasikan kurkumin gagal membunuh E. coli. Aktivitas bakteriostatik dan bakterisidal kombinasi kedua ekstrak menurun seiring berkurangnya dosis MAK dalam formula. Perubahan patologis kolibasilosis ditunjukkan kelompok perlakuan 2 dan 6 berupa airsakulitis, peritonitis, perikarditis, perihepatitis, dan enteritis. Pada kelompok 6, kolibasilosis diakibatkan pemberian dosis tunggal MAK yang tinggi dan mengiritasi usus sehingga tidak melindungi ayam dari infeksi. Hal ini didukung rendahnya bobot badan rata-rata ayam kelompok 6. Pada kelompok 7, pertumbuhan E. coli gagal dihambat namun tidak ditemukan gejala kolibasilosis. Kesimpulannya, kedua ekstrak efektif sebagai antikolibasilosis dan antiinflamasi sehingga berpotensi menurunkan kasus AMR dalam industri perunggasan.
Description
Keywords
E. coli, Amomum compactum Ex Maton Solan, Curcuma domestica Val