PERBEDAAN PENGARUH ANTARA KOMBINASI ROTATOR CUFF REPAIR DAN PEMBERIAN SECRETOME HIPOKSIK SEL PUNCA MESENKIMAL DENGAN ROTATOR CUFF REPAIR TERHADAP EKSPRESI HIF-1α, bFGF, TNMD, RUNX2, DAN HISTOMORPHOME

Abstract

Aktivitas fisik yang tidak terukur dapat mengakibatkan cedera antara lain pada otot dan tendon bahu yang disebut Rotator Cuff Tear (RCT). RCT dapat menyebabkan nyeri dan menurunkan fungsi dari sendi bahu. Menurut WHO insidensi RCT sekitar 16-34%. Penatalaksanaan RCT dapat dilakukan dengan pembedahan, akan tetapi belum memuaskan karena mengalami robekan kembali (retear). Tingkat kegagalan pembedahan pada RCT masih sangat tinggi. Untuk meningkatkan kualitas penyembuhan RCT akut dapat diberikan terapi kombinasi Rotator Cuff Repair (RCR) dengan pemberian Secretome Hipoksik sel punca mesenkimal. Pemberian kombinasi tersebut kemungkinan dapat meningkatkan kualitas penyembuhan antarmuka tendon ke tulang yang lebih baik. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi RCT dengan Secretome Hipoksik sel punca mesenkimal yang dibandingkan dengan RCR terhadap ekspresi gen HIF-1&#945;, gen bFGF, protein TNMD, dan protein RUNX2 untuk perbaikan Histomorphometric penyembuhan antar muka tendon ke tulang pada tikus model RCT akut. Selain itu belum diketahui perbedaan pengaruh antara kombinasi RCT dan pemberian Secretome Hipoksik sel punca mesenkimal dengan RCR terhadap gambaran Histomorphometric penyembuhan antar muka tendon ke tulang pada tikus model RCT akut. Demikian pula halnya belum diketahui hubungan fungsional antara ekspresi gen HIF-1&#945;, gen bFGF, protein TNMD, protein RUNX2 dengan Histomorphometric penyembuhan antar muka tendon ke tulang pada tikus model RCT akut setelah dilakukan kombinasi RCR dan pemberian Secretome Hipoksik sel punca mesenkimal. Penelitian menggunakan metode interventional dengan studi eksperimental in vivo pada hewan coba dengan rancangan “Double Blind Randomized Controlled Trial with Animal Study” di Laboratorium Stem Cell and Cancer Research (SCCR) Indonesia. 20 Tikus jantan Galur Sprague-Dawley, berusia 12-16 minggu dengan berat badan rata-rata 250-300g digunakan sebagai objek dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan kombinasi RCR dengan Secretome Hipoksik Sel Punca Mesenkimal lebih baik dibandingkan dengan RCR untuk meningkatkan ekspresi gen HIF-1&#945; pada minggu ke-2 (4,23 vs 1,0 ; p<0,01) dan pada minggu ke-8 (16,45 vs 1,0 ; p<0,01), gen bFGF pada minggu ke-2 (5,77 vs 1,0 ; p<0,01) dan pada minggu ke-8 (9,86 vs 1,0 ; p<0,01), protein TNMD pada minggu ke-2 (28,66 vs 25,02; p<0,01), dan protein RUNX2 pada minggu ke-8 (38, vs 33,25; p<0,01), Kombinasi RCR dengan Secretome Hipoksik sel punca mesenkimal lebih baik dibandingkan dengan RCR gambaran Histomorphometric pada minggu ke-2 (20,4 vs 14,2; p<0,01) dan pada minggu ke-8 (28,4 vs 23,3 p<0,01). Didapatkan pula adanya urutan hubungan fungsional yang terbaik antara gambaran Histomorphometric dengan protein RUNX2 (0,732), gen HIF-1&#945; (0,608), protein TNMD (0,596), dan gen bFGF (0,504). Simpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa kombinasi RCR dengan Secretome Hipoksik sel punca mesenkimal lebih baik dibandingkan dengan RCR untuk meningkatkan ekspresi gen HIF-1&#945;, gen bFGF, protein TNMD, dan protein RUNX2 untuk perbaikan gambaran Histomorphometric penyembuhan antar muka tendon ke tulang pada tikus model RCT akut. Kombinasi RCR dengan Secretome Hipoksik sel punca mesenkimal lebih baik dibandingkan dengan RCR untuk meningkatkan gambaran Histomorphometric penyembuhan antar muka tendon ke tulang pada tikus model RCT akut. Terdapat hubungan fungsional antara perbaikan gambaran Histomorphometric dengan ekspresi gen HIF-1&#945;, gen bFGF, protein TNMD, dan protein RUNX2 pd penyembuhan antar muka tendon ke tulang pada tikus model RCT akut setelah dilakukan kombinasi RCR dan pemberian Secretome Hipoksik sel punca mesenkimal.

Description

Keywords

ekspresigenHIF-1&#945;, genbFGF, proteinTNMD

Citation