EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL AKAR ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) TERHADAP EKSPRESI PKC, STAT3, DAN mTOR PADA LINI SEL KANKER PARU A549
No Thumbnail Available
Date
2023-07-30
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Kanker paru merupakan jenis kanker yang mengakibatkan angka kematian tertinggi di dunia dan 85% tipe terbanyak dari jenis non-small cell lung carcinoma. Biomarker EGFR ditemukan over-ekspresi pada 62% kejadian kanker paru jenis NSCLC dan mengaktivasi berbagai pathway intraseluler, termasuk jalur PI3K/AKT/mTOR, jalur RAS/RAF/ MAPK, jalur JAK-STATs, serta jalur PLCɤ-PKC yang akan menghasilkan proliferasi sel, metastasis, dan mencegah apoptosis. Alang-alang terbukti memiliki efek antikanker pada berbagai lini kultur sel kanker. Senyawa aktif yang terkandung didalamnya memiliki efek sitotoksik dan mengintervensi jalur yang melibatkan ekspresi gen maupun protein PKCα, STAT3, dan mTOR pada lini sel kanker paru A549.
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari skrining fitokimia, pengukuran kadar senyawa fenol dan flavonoid, aktivitas antioksidan, identifikasi serta kuantifikasi senyawa sinensetin dan imperatorin, kemudian dilakukan uji sitotoktik pada lini sel kanker paru A549 post treatment 48 jam dengan metoda MTT assay untuk menemukan dosis IC50, yang selanjutnya diuji secara terpisah maupun secara kombinasi dengan erlotinib. Penelitian dilanjutkan uji apotosis pada dosis ekstrak akar alang-alang 150, 300, dan 600 µg/mL menggunakan metode flowsitometri FACS-BD, pengukuran ekspresi mRNA PKCα, STAT3, dan mTOR dengan metode RT-qPCR dan pengukuran ekspresi protein PKCα, STAT3, dan mTOR dengan metode Western Blot. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmasi UNISBA, laboratorium kultur sel - sitogenetika dan laboratorium genetika molekuler, Eyckman UNPAD, dari bulan Januari 2022 hingga Maret 2023.
Hasil analisis fitokimia ekstrak etanol akar alang-alang secara kualitatif mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, polifenol, flavonoid, antrakuinon, tanin, dan derivat terpena dengan jumlah senyawa fenol 1,109% (GAE), senyawa flavonoid 0,1% (QE), aktivitas antioksidan IC50 824,30 µg/mL, kadar sinensetin 0,0157 dan imperatorin 0,0178 mg/kg ekstrak. Hasil MTT assay menunjukkan ekstrak etanol akar alang-alang memiliki IC50 sebesar 541 µg/mL (sitotoksik lemah) dan IC50 senyawa erlotinib 29 µM (sitotoksik sedang). Hasil normalisasi Isobologram didapatkan 11 kombinasi dosis dalam zona sinergis, 4 dalam zona aditif, dan 1 dalam zona antagonis. Uji apoptosis didapatkan rerata apoptosis tertinggi pada kelompok erlotinib (52,123,40), sedangkan pemberian ekstrak alang-alang dengan dosis 150, 300, dan 600 µg/mL memberikan efek apoptosis sel kanker berkisar 31,917,54 hingga 35,355,78 yang lebih tinggi dibanding kontrol negatif (15,911,45). Perhitungan ekspresi mRNA PKCα, STAT3, dan mTOR dengan metode RT-qPCR menggunakan uji statistik Kruskall-Wallis didapatkan nilai p untuk tiap-tiap gen adalah 0,049; 0,046; dan 0,041 berarti < 0,05 sehingga bermakna signifikan. Hasil scanning Western Blot ekspresi protein PKCα, STAT3, dan mTOR menunjukkan hasil band pemberian ekstrak etanol akar alang-alang secara kualitatif menghasilkan hasil band lebih tipis dibanding dengan kelompok kontrol negatif, berarti terdapat penurunan ekspresi protein pada kelompok perlakuan.
Simpulan, ekstrak etanol akar alang-alang mampu menekan ekspresi gen dan protein PKCα, STAT3, dan mTOR pada lini sel kanker paru A549. Meskipun ekstrak etanol akar alang-alang memiliki efek sitotoksik dan kemampuan apoptosis yang lemah, namun apabila diberikan bersamaan dengan erlotinib menghasilkan efek yang sinergis. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan penggunaan ekstrak akar alang-alang sebagai terapi komplementer pada pengobatan kanker paru
Description
Keywords
Alang-alang, apoptosis, A549